Jakarta
Petugas Banjir Dilatih Ala Pemanjat Tebing
pelatihan ini sudah dilakukan jauh sebelum apel antisipasi banjir ini berlangsung.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengakui para petugasnya sudah menjalani pelatihan ala pemanjat tebing. Pelatihan ini agar dapat memotong sampah berat seperti pohon yang tersangkut di pintu air, kali, ataupun sungai saat musim hujan.
"PJLP (Penyedia Jasa Lainnya Perorangan) kita turunkan menggunakan tali seperti pemanjat tebing dan itu akan kita potong kayu itu dengan pemotong kayu. Mereka sudah kita latih," kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto menjawab pers usai apel persiapan menghadapi musim hujan, di kantor DLH DKI Jakarta, Selasa (19/10).
Asep mengatakan, pelatihan ini sudah dilakukan jauh sebelum apel antisipasi banjir ini berlangsung. Mereka menggandeng Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) untuk melatih para anggota Sudin LH itu.
Pelatihan ini diperlukan karena beragam jenis sampah kerap menyumbat saluran dan pintu air selama musim hujan. Sampah-sampah yang hanyut itu bisa berupa batang pohon dalam ukuran besar hingga lemari dan kasur.
Nantinya, para petugas yang sudah terlatih itu akan menjangkau sampah tersebut dengan tali dan memotongnya menggunakan pemotong kayu. Setelah terpotong, kayu tersebut pun diangkat dan dimasukkan ke dalam truk pengangkut sampah untuk selanjutnya dibawa ke zona pembuangan TPST Bantargebang, Kota Bekasi.
Saat menghadapi banjir, sistem keselamatan dan evakuasi juga diharapkan mengutamakan orang tua lanjut usia (lansia). Kepala Seksi Operasi Sudin Penanggulangan Kebakaran Penyelamatan (PKP) Sjukri Bahanan mengatakan, lansia jadi salah satu pihak yang paling diprioritaskan dalam proses evakuasi karena kondisi fisik yang mulai rentan.
View this post on Instagram
Sjukri mengatakan, para lansia akan dievakuasi ke posko penyelamatan setiap kelurahan yang telah dijaga oleh tenaga kesehatan. Selain mengutamakan keselamatan lansia, Sjukri juga memberikan beberapa cara bagi warga dalam mengevakuasi diri saat banjir.
Hal pertama yang harus dilakukan warga, yakni menyelamatkan beberapa dokumen penting. Dokumen tersebut harus diletakkan di satu tempat khusus agar lebih mudah dicari. Setelah sejumlah barang penting sudah diselamatkan, warga bisa langsung mengevakuasi diri ke tempat atau dataran yang lebih tinggi.
Nantinya, warga akan mendapatkan informasi soal ketinggian air di pintu air Katulampa, Bogor. Jika air sudah melebihi batas ketinggian, warga diimbau untuk mengevakuasi diri.
"Jika di Katulampa sudah tinggi. Biasanya dalam kurun waktu enam jam bisa sampai ke permukaan," kata dia.
Siaga
Dinas LH DKI Jakarta menyiagakan personel di setiap pintu air besar di wilayah DKI guna mengantisipasi banjir pada musim hujan. Khususnya di pintu pintu air, seperti Manggarai, Karet, dan Season City.
“Sehingga, kita bisa mengambil sampah yang mengalir di sungai tersebut," kata Asep.
Untuk melakukan hal tersebut, pihaknya mengerahkan 8.945 personel Dinas LH, 1.534 unit armada truk pengangkut sampah, 118 alat berat, 85 bus toilet, dan beberapa alat penunjang lain untuk menangani banjir. Dia berharap, upaya tersebut dapat mengurangi potensi banjir sehingga tidak ada genangan di DKI pada musim penghujan akhir tahun.
Sementara itu, Dinas Bina Marga DKI Jakarta juga menyiagakan sebanyak 67 pompa air di 16 titik jalan lintas bawah (underpass) Ibu Kota. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat khususnya jalan lintas bawah yang menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Misalnya, jalan lintas bawah di Jalan Angkasa, Kemayoran yang beberapa waktu lalu sempat terendam banjir. "Jika ada genangan, otomatis kami bantu. Mereka juga sudah buat sodetan dan revitalisasi pompa. Jadi, mudah-mudahan bisa mengatasi genangan," ujar dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.