Kisah Mancanegara
Kartel Meksiko Manfaatkan Anak Putus Sekolah
Kartel Meksiko menggunakan keyakinan agama yang tidak dapat diperoleh anak-anak itu dari tempat lain.
OLEH DWINA AGUSTIN
Jacobo dibesarkan di negara bagian Jalisco, Meksiko barat. Wilayah itu adalah rumah bagi kartel narkoba Generasi Baru Jalisco. Tidak pernah nyaman di sekolah, dia memiliki masa kecil yang kelam. Ia pernah dituduh mendorong teman sekelasnya.
Sekarang Jacobo berusia 17 tahun dan mengklaim tidak melakukannya. Namun pada usia 12 tahun, dia direkrut untuk melakukan pembunuhan pertamanya untuk kartel.
"Mereka berkeliling mencari anak-anak yang berada di jalanan dan membutuhkan uang. Pada usia 12 tahun, saya menjadi semacam pembunuh bayaran," ujar Jacobo mengenang masa-masa awalnya. Ia menceritakan kisahnya kepada Reinserta, sebuah kelompok nirlaba Meksiko.
"Seorang tetangga bertanya kepada saya, 'Kamu ingin mendapatkan uang?'" ujar Jacobo.
Tumbuh dalam rumah tangga yang keluarganya jarang bisa memenuhi kebutuhan, jawabannya jelas. "Saya bilang iya. Siapa yang tidak menginginkan uang?" katanya.
Tapi 1.500 dolar AS yang ia peroleh tidak bertahan lama. Dia menghabiskannya untuk mengkonsumsi shabu. Aksi itu sebagian untuk menenangkan efek psikologis dari apa yang sudah dilakukan.
Jacobo akhirnya dijebak kartel tempat ia bekerja. Ia dinilai sudah tidak lagi berguna, seperti banyak pengedar narkoba tingkat jalanan, pengintai, dan pembunuh bayaran, kartel ingin menyingkirkannya. Terperangkap jebakan, ia pun dikepung.
“Ketika saya datang ke tempat pertemuan, mereka mulai menembak saya,” kata Jacobo, yang nama belakangnya dirahasiakan karena usianya.
Jacobo menceritakan ditembak di kepala, di punggung, di perut. Dia dibiarkan dan entah bagaimana secara ajaib selamat. Ia diproses secara hukum, lalu sekarang menjalani hukuman empat tahun karena pembunuhan.
Pencegahan dari keluarga
Kelompok Reinserta bekerja untuk mencegah kaum muda direkrut oleh kartel narkoba. Peneliti untuk Reinserta, Marina Flores, mengatakan penelitiannya menunjukkan beberapa mitos umum tentang anak-anak di kartel narkoba tidak benar.
Geng jalanan bukan jalan untuk kejahatan terorganisir, justru keluar atau meninggalkan sekolah faktor utamanya Kartel di Meksiko secara langsung merekrut anak-anak segera setelah mereka meninggalkan sekolah.
"Kami menemukan bahwa begitu mereka dikeluarkan dari sekolah, mereka segera melakukan kejahatan terorganisir," ujar Flores.
Jaringan untuk Hak Anak di Meksiko mengatakan, antara 2000 dan 2019, sebanyak 21.000 pemuda di bawah 18 tahun dibunuh di Meksiko dan 7.000 orang lainnya hilang. Kelompok tersebut memperkirakan bahwa sekitar 30 ribu pemuda telah direkrut oleh geng narkoba pada 2019.
Reinserta mengatakan, anak-anak sering direkrut ke kartel oleh anak-anak lain seusia mereka. Penggunaan narkoba adalah salah satu cara untuk merekrut mereka.
Kartel juga menggunakan keyakinan agama dan rasa persaudaraan yang tidak dapat diperoleh anak-anak itu dari tempat lain. Kombinasi kemiskinan, rumah yang penuh kekerasan, dan sekolah yang tidak responsif serta lembaga sosial, semuanya berperan.
Reinserta mewawancarai 89 anak di bawah umur yang ditahan. Dari 89 orang, 67 pemuda mengaku terlibat aktif dalam kartel. Usia rata-rata saat mereka berhubungan dengan kartel adalah antara 13 sampai 15 tahun. Mereka semua telah putus sekolah dan akhirnya menggunakan senjata api.
Kartel narkoba menganggap anak-anak di bawah 18 tahun berguna, karena mereka lebih mudah luput dari perhatian dan tidak dapat dituntut sebagai orang dewasa. Mereka awalnya digunakan untuk penjualan narkoba tingkat jalanan dan sebagai pengintai, tetapi sering kali dengan cepat dipromosikan untuk bertindak sebagai pembunuh.
Solusi yang ditawarkan Reinserta adalah memberi lebih banyak perhatian kepada anak-anak. Mereka juga harus lebih banyak rekreasi dan belajar. Intervensi pihak berwenang juga dinilai perlu dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Pencegahan itu ternyata berawal dari rumah.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.