Kabar Utama
PON XX Ditutup, Jabar Kahiji
Wapres menilai Papua telah menjadi kekuatan elite olahraga nasional.
JAYAPURA -- Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua resmi ditutup oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Jumat (15/10). Gelar juara umum kembali diraih Provinsi Jawa Barat yang merupakan juara bertahan PON XIX 2016.
Penutupan PON di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, ditandai dengan penyerahan bendera PON dari Pemerintah Provinsi Papua kepada Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara. Aceh dan Sumatra Utara akan menjadi tuan rumah PON XXI tahun 2024.
Wapres dalam sambutannya menyampaikan selamat dan apresiasi kepada pemerintah daerah serta masyarakat Papua atas kesuksesan penyelenggaraan PON. "Sejarah akan mencatat bahwa PON yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Bumi Cendrawasih, Tanah Papua, berlangsung dengan sukses," kata Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf mengaku bangga dan terharu atas tekad dan dedikasi pemerintah serta masyarakat Papua yang bahu membahu menyelenggarakan PON. Ia mengatakan, ada beberapa catatan penting yang membuat penyelenggaraan PON XX Papua tidak mudah untuk dilakukan.
Pertama, pembangunan infrastruktur olahraga yang sangat masif, dengan standar dan kualitas internasional. Kedua, lokasi penyelenggaraan atau venue sangat tersebar, dari Jayapura, Mimika, hingga di Merauke. Hal ini membuat jarak antar satu venue dengan yang lain merupakan yang terjauh yang pernah ada dalam sejarah penyelenggaraan PON.
Selain itu, PON XX diselenggarakan dalam kondisi pandemi Covid-19 yang menuntut kerja ekstra untuk menerapkan protokol kesehatan ketat. "Bagi saya, ini merupakan PON tersulit yang bisa diselenggarakan. Tapi ternyata, warga Papua bukan saja mampu menyelenggarakannya, bahkan berhasil menyelenggarakannya dengan sempurna. 'Torang Bisa' bukan hanya semboyan, tetapi nyata dan terbukti," ujar Kiai Ma'ruf.
Wapres menambahkan, penyelenggaraan PON menunjukkan bahwa Papua bukan hanya sejajar dengan provinsi lain, tapi juga unggul dalam beberapa aspek. Ia pun mengapresiasi prestasi tim Papua yang memperoleh 93 medali emas dan menduduki peringkat keempat, dari sebelumnya di peringkat kedelapan pada PON 2016. "Ini menunjukkan Papua telah menjadi kekuatan elite olahraga nasional," katanya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, hasil juara umum di PON Papua membuat Jabar sukses mengulang sejarah 70 tahun lalu ketika mampu meraih juara umum berturut-turut. “Ini penantian 70 tahun di mana Jabar kembali juara umum berturut-turut pada 1951-1953,” kata pria yang akrab disapa Emil, Jumat (5/10).
Prestasi di PON Papua juga membuat Jabar sukses mempertahankan gelar juara umum yang diraih saat menjadi tuan rumah PON 2016. Berdasarkan klasemen akhir di laman resmi PON XX Papua, Jabar keluar sebagai juara umum dengan mengoleksi 133 emas, 105 perak, dan 115 perunggu. Sedangkan DKI Jakarta yang sering menjadi juara umum PON harus puas di posisi kedua.
Di PON XX Papua, Jabar menjadi penguasa di sejumlah cabor, antara lain, di cabang atletik, menembak, karate, dan dayung. “Ini hasil dari keringat, tangis dan darah, buah dari kerja keras, ketekunan dan kedisplinan serta kerja sama seluruh stakeholder olahraga di Jawa Barat,” kata Emil.
Keberhasilan Jabar juga berkat penerapan sport science untuk memunculkan penampilan terbaik atlet. Konsep sport science tidak melulu berkaitan dengan infrastruktur penunjang. Salah satu kegiatan yang diterapkan adalah membawa para atlet menuju ke daerah dataran tinggi.
"Kita latih atlet di wilayah dengan kandungan oksigen tipis. Akan lebih banyak sel darah merah yang timbul sehingga saat tanding bisa jadi luar biasa," katanya.
Menurut Emil konsep yang diusung oleh sport sains mirip dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Para pakar dilibatkan untuk memberikan ilmu biologi dalam keolahragaan. Pemprov Jabar melibatkan kalangan pakar dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung untuk mewujudkan konsep tersebut.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali menilai penyelenggaraan PON XX Papua berjalan sukses di berbagai aspek. Dalam hal penyelenggaraan, PON dapat terus bergulir tanpa ada gangguan yang harus menghentikan penyelenggaraan.
"Target (sukses) prestasi, (sukses) penyelenggaraan, dan (sukses) ekonomi itu secara keseluruhan saya lihat tercapai," kata Menpora, kemarin.
Sedangkan dari sisi ekonomi, kata Menpora, pendapatan para pelaku usaha di Papua disebut meningkat hingga tiga kali lipat. "Kolaborasi yang luar biasa tercipta dari pemerintah pusat lintas kementerian, TNI, Polri, dan pemerintah daerah," katanya.
Meski bergulir di tengah pandemi Covid-19, setidaknya 90 rekor baru terpecahkan dari empat cabang olahraga, yakni akuatik, atletik, selam, dan angkat besi selama PON edisi ke-20 ini digelar. Cabang olahraga atletik yang digelar di klaster Merauke berhasil memecahkan 15 rekor.
Dari jumlah tersebut, ada tiga nomor lomba yang memecahkan rekor tingkat nasional. Rekor nasional perdana dibukukan atlet lempar lembing kontingen provinsi Jawa Tengah, Atina Nur Kamil, dengan lemparan sejauh 51,26 meter.
Lalu pelari putri nomor 400 meter asal Sumatra Selatan, Sri Mayasari, sukses memecahkan rekor yang sudah bertahan selama 37 tahun. Ia mampu finis paling cepat dengan catatan waktu 53,32 detik. Sebelumnya, rekor dipegang oleh Emma Tahapary pada 1984 dengan catatan 54,20 detik.
Dari cabang olahraga selam, ada lima rekor yang telah pecah. Provinsi Jawa Timur menjadi pemborong prestasi dengan menyabet empat rekor sekaligus. Kemudian di sektor renang, total terdapat 28 rekor yang berhasil dicatat. Dua di antara total rekor merupakan rekor nasional yang dipecahkan oleh Patrisia Yosita Hapsari (Jawa Timur) dan Angel Gabriela Yus (DKI Jakarta).
Tak ingin kalah, cabang olahraga angkat besi menyumbang 17 rekor yang sukses dibukukan para atlet. Yang membuat istimewa, semuanya merupakan pemecahan rekor nasional.
Provinsi Jawa Barat menjadi yang paling banyak mempersembahkan rekor melalui enam nomor perlombaan. Kemudian diikuti oleh Sulawesi Selatan dan Aceh yang masing-masing meraup tiga rekor.
Contohnya adalah atlet putri Jawa Barat, Tsabita Alfia, yang memecahkan rekor kelas 67 kg putri dengan total angkatan 212 kg, snatch (97 kg) dan clean and jerk (115 kg). Atlet putra Sulawesi Selatan yang meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Rahmat Erwin Abdullah, juga membuat rekor di kelas 81 kg dengan total angkatan seberat 340 kg, snatch (150 kg) dan clean and jerk (190 kg).
Rekor angkat besi dari dua atlet tersebut juga diikuti oleh lifter Jawa Barat, Carrel Julius yang memecahkan rekor di kelas 109 kg dengan angkatan 333 kg, snatch (148 kg) dan C&J (185 kg). Menanggapi pemecahan rekor para atlet, Zainuddin Amali memberikan apresiasi kepada para atlet yang telah memecahkan rekor di ajang PON XX Papua 2021.
"Ini luar biasa semangat dari para atlet di tengah situasi pandemi tetapi masih bisa melakukan pemecahan rekor," kata Zainudin.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman menyebut ada satu rekor yang tak diakui karena persoalan sertifikasi arena. Padahal, rekor itu merupakan tingkat dunia.
republikaonline Pesta Kembang Api Warnai Penutupan PON XX Papua. ##TiktokBerita original sound - Republika
"Ada satu rekor dunia dari cabang olahraga panjat tebing. Tapi, rekor itu tidak diakui di tingkat dunia karena papan panjatnya belum bersertifikat internasional," ujar Marciano.
Menurut pensiunan TNI bintang tiga itu, salah satu poin kesuksesan sebuah ajang olahraga adalah rekor yang tercipta dari para peserta. Meski di tengah pandemi Covid-19, PON XX Papua relatif berjalan sukses dan tanpa hambatan berarti.
"Pekan Olahraga Nasional ini tolok ukur keberhasilannya adalah pemecahan rekor. Ternyata alhamdulillah. Di masa pandemi Covid-19 ini ada pemecahan rekor," ucapnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.