Ekonomi
Pupuk Kaltim Catatkan Rekor Laba
Pupuk Kaltim memecahkan rekor 44 tahun dengan meraup laba Rp 4,19 triliun.
JAKARTA — PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mencatatkan rekor laba tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Kinerja produsen pupuk urea terbesar di Indonesia itu tercatat positif hingga triwulan III 2021.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, Pupuk Kaltim selama 44 tahun berdiri tidak pernah satu tahun pun mengalami kerugian. Bahkan, pandemi Covid-19 tidak memengaruhi catatan produksi, penjualan, dan laba Pupuk Kaltim.
"Pada 2020 kita berhasil membukukan kinerja yang sama dengan tahun-tahun sebelum pandemi,” kata Rahmad saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (12/10).
Rahmad mengatakan, Pupuk Kaltim berhasil mencatatkan laba tertinggi sepanjang sejarah pada 2021 (hingga kuartal III) yang mencapai Rp 4,19 triliun atau 288 persen dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) kuartal III 2021. Rahmad optimistis, capaian ini akan terus meningkat hingga akhir tahun.
Rahmad menilai capaian positif tersebut tak lepas dari berbagai implementasi inisiatif strategis perusahaan hingga berhasil memastikan operasional dan produksi yang stabil guna memenuhi kebutuhan di industri, termasuk setiap momentum musim tanam di Indonesia.
"Di tengah kontraksi ekonomi akibat pandemi, industri pupuk menjadi industri yang diprediksi akan terus tumbuh seiring dengan kebutuhan pangan, populasi yang meningkat, dan pertumbuhan ekonomi global," ujar Rahmad.
Kapasitas produksi Pupuk Kaltim memang hanya nomor enam dunia di bawah Cina, India, bahkan negara-negara Timur Tengah. Meski demikian, Cina dan India hanya fokus pada pemenuhan domestik, sementara ekspor negara-negara Timur Tengah tidak menyasar pasar Asia Pasifik.
"Kalau bicara Asia Pasifik, Pupuk Kaltim menjadi pemain terbesar, 80 persen ekspor urea Indonesia berasal dari Pupuk Kaltim,” kata Rahmad menegaskan.
Menurut Rahmad, keberhasilan Pupuk Kaltim menguasai pasar Asia Pasifik tak lepas dari keunggulan perusahaan dalam pabrik yang efisien, bervolume besar, dan memiliki letak geografis yang strategis karena berada di jalur pelayaran internasional dan mampu mengakomodasi kapal besar.
Pupuk Kaltim, kata Rahmad, terus memperkokoh dominasi pada industri petrokimia berbasis natural gas serta memperkuat posisi di sektor pertanian melalui pengembangan agri input, crop protection dan agri services. Selain itu, Pupuk Kaltim juga akan melakukan diversifikasi. "Diversifikasi sekarang kita sedang membangun pabrik ammonium nitrate dan mengembangkan pabrik lain yang terintegrasi," ujar Rahmad.
Selain diversifikasi, Rahmad menambahkan, Pupuk Kaltim juga telah dan akan terus menerapkan digitalisasi dalam setiap proses bisnis. Rahmad menyebut, Pupuk Kaltim telah melakukan digitalisasi pada hampir semua proses bisnis, mulai dari produksi, distribusi, hingga logistik.
Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta mengatakan, digitalisasi sudah menjadi keharusan bagi perusahaan. Hanggara mengatakan, Pupuk Kaltim telah memiliki smart production, yakni sistem big data yang mengintegrasikan data penumatik dan distributed control system (DCS) dengan data operasional, seperti hasil maintenance, inspeksi, dan tes laboratorium.
"Kalau dulu operator kita masih manual. Dengan smart production, semua terdigitalisasi menjadi satu platform dan kalau ada masalah akan lebih cepat teratasi," ujar Hanggara.
Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman optimistis pencapaian laba per kuartal III 2021 yang sebesar Rp 4,19 triliun atau 288 persen dari RKAP kuartal III 2021 akan meningkat hingga Rp 5 triliun pada akhir tahun. "Katalis positif ialah harga urea dan amoniak cukup tinggi. Dari sisi biaya produksi kita sudah melakukan efisiensi konsumsi gas," ujar Qomaruzzaman.
Qomaruzzaman meyakini, target EBITDA sebesar Rp 10 triliun yang dicanangkan pada 2026 atau 2027 dapat terealisasi lebih cepat. Qomaruzzaman mengatakan, EBITDA Pupuk Kaltim per kuartal III 2021 sudah mencapai Rp 6,4 triliun.
Qomaruzzaman mengatakan, Pupuk Kaltim juga berencana melakukan berbagai ekspansi dengan fokus pada hilirisasi dan peningkatan efisiensi melalui sejumlah pembangunan pabrik baru yang memerlukan investasi senilai 2 miliar dolar AS untuk lima tahun ke depan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.