Diva Kurnianingtyas. Pada usianya yang masih sangat muda, Diva mampu meraih gelar doktor. | Istimewa

Uswah

Menjadi Doktor Muda, Merengkuh Ridha Orang Tua

Pada usianya yang masih sangat muda, Diva mampu meraih gelar doktor.

OLEH IMAS DAMAYANTI 

Usia muda bukan menjadi penghalang bagi Muslimah untuk berprestasi. Diva Kurnianingtyas (24 tahun) telah membuktikan bagimana niat, usaha, dan tanggung jawab dalam menempuh bidang akademik berbuah manis. 

Pada usianya yang masih sangat muda, Diva mampu meraih gelar doktor di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Muslimah kelahiran Malang pada 13 Desember 1996 ini mengaku kerap mendapatkan motivasi dari orang tua untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.

“Sebetulnya begitu lulus S1, saya maunya langsung mengimplementasikan ilmu saya di dunia kerja. Tapi ibu saya menyuruh saya untuk melanjutkan studi, jadi baru tiga bulan kerja saya lanjutkan studi. Alhamdulillahnya, saya dapat beasiswa,” kata Diva saat dihubungi Republika, Rabu (6/10).

Diva meraih sarjana dari Fakultas Teknik Informatika Universitas Brawijaya (Unbraw) Malang. Gelar ini diraihnya hanya dalam waktu 3,5 tahun. Perjalanan Diva dalam bidang akademik di usia yang begitu muda membuat banyak orang bertanya tentang bagaimana sistem belajar dan pola asuh yang diberikan orang tua kepada Diva.

Dalam hal ini, Diva menyebutkan, sistem belajar yang dia tempuh tak berbeda jauh dengan mahasiswa-mahasiswa pada umumnya. Hanya saja, apabila  memiliki waktu senggang, Diva kerap memanfaatkannya untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugasnya.

“(Sistem belajar) saya mungkin sama dengan mahasiswa lain. Bahkan saya justru itu tipikal orang yang moody, tapi biarpun begitu, jika ada tugas saya akan lawan mood tersebut untuk selesaikan tugas,” kata dia.

Meski bukan menjadi orang pertama di Indonesia yang meraih gelar doktor pada usia ke-24, Diva mengaku sangat bersyukur. Terlebih hal yang dia dapatkan ini tak lepas dari motivasi orang tua terlebih ibunda. “Ibu memberikan motivasi dan mengingatkan juga agar saya ndak lupa beribadah dan memohon kepada Allah,” jelas dia.

 
Ibu memberikan motivasi dan mengingatkan juga agar saya ndak lupa beribadah dan memohon kepada Allah.
 
 

Diva menyadari keridhaan Allah SWT terletak kepada keridhaan orang tua. Saat keinginannya berseberangan dengan keinginan orang tua, Diva mencoba untuk mencari keberkahan dalam jalan yang diinginkan orang tua.

Hal ini terlihat dari ragam keilmuan yang diterima Diva dalam bidang akademiknya. Jika saat menempuh sarjana dia belajar teknik informatika, Diva justru mengambil jurusan Teknik dan Sistem Industri di jenjang master.

Meski sama-sama di bidang teknik, kata Diva, sistem penyelesaian keduanya berbeda. Dia menyebut terdapat banyak ilmu dan hikmah yang dia raih berkat dorongan dan arahan orang tua.

Gadis asal Malang ini pun kerap melibatkan diri dalam berbagai penelitian. Hasil penelitiannya kerap dipresentasi dalam konferensi internasional hingga publikasi jurnal terindeks Scopus. Pada akhir masa studinya, Diva mengangkat topik mengenai perancangan, pengembangan dan perencanaan sistem asuransi kesehatan nasional.

Lewat penelitian tersebut, Diva memperolah strategi alternatif mekanisme rujukan kesehatan agar anggaran keuangan stabil, keterjangkauan premi hingga peningkatan kualitas program. “Mungkin ke depan dengan ilmu ini, saya ingin bantu ke JKN (Jaminan Kesehatan Nasional),” kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Diva Kurnianingtyas (divakurniaa)

PROFIL

Nama lengkap: Diva Kurnianingtyas

Tempat, tanggal, lahir: Malang, 13 Desember 1996

Riwayat pendidikan: S1 Teknik Informatika di Universitas Brawijaya, S2 dan S3 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Prestasi: Meraih gelar doktor muda di ITS Surabaya di usia 24 tahun

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat