Internasional
Korut Tuding DK PBB Berstandar Ganda
AS berkomitmen pada pendekatan diplomatik untuk menyelesaikan pengembangan rudal Korut.
PYONGYANG – Korea Utara (Korut) menuding Dewan Keamanan (DK) PBB menerapkan standar ganda atas kegiatan militer di antara negara-negara anggota PBB. Hal itu disampaikan setelah adanya kecaman internasional pasca-Pyongyang melakukan uji coba rudal hipersonik.
Direktur departemen organisasi internasional Kementerian Luar Negeri Korut, Jo Chol Su, mengatakan, DK PBB tak pernah bereaksi saat Amerika Serikat (AS) melakukan latihan militer gabungan dan uji senjata bersama sekutunya.
“Ini berarti penolakan terhadap sikap tak memihak, objektivitas, dan kesimbangan, jalur kehidupan kegiatan PBB, serta manifestasi nyata dari standar kesepakatan ganda,” ujar Jo, dilaporkan kantor berita Korut, Korean Central News Agency pada Ahad (3/10).
Jo menyoroti pertemuan DK PBB pada Jumat (1/10) lalu. Pertemuan itu digelar atas permintaan AS itu bertujuan membahas perihal uji coba rudal Korut baru-baru ini.
Menurut Jo, pertemuan itu adalah terang-terangan menunjukkan DK PBB mengabaikan kedaulatan Korut. Ia juga menyebut sikap DK PBB adalah provokasi serius yang tak dapat ditoleransi.
Pada Selasa (28/9) lalu, Korut melakukan uji coba perdana rudal hipersonik bernama Hwasong-8. Rudal tersebut dilaporkan meluncur dengan kecepatan sekitar Mach 3. Namun, militer Korut menolak mengonfirmasi rinciannya, termasuk jangkauan terbang serta ketinggiannya.
Rudal hipersonik biasanya terbang dengan kecepatan setidak Mach 5 atau 6.125 kilometer per jam. Ia mampu menyerang target dari jarak lebih jauh dalam waktu lebih singkat. AS telah mengecam keras uji coba rudal Hwasong-8. “AS mengutuk peluncuran rudal Korut.
Peluncuran ini melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB dan menimbulkan ancaman bagi tetangga Korut dan komunitas internasional,” kata Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam sebuah pernyataan.
AS mengatakan ia tetap berkomitmen pada pendekatan diplomatik untuk menyelesaikan masalah pengembangan rudal Korut. “Kami meminta mereka untuk terlibat dalam dialog,” ujar Deplu AS.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.