Ekonomi
BSI Dorong Penyaluran Ziswaf Secara Daring
Kontribusi kanal digital terhadap pengumpulan Ziswaf meningkat hingga 24 persen dalam empat tahun terakhir.
JAKARTA—PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama Laznas Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU) mendorong pengembangan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) secara digital di Indonesia. Dukungan ini salah satunya terkait digitalisasi penyaluran ziswaf melalui platform JadiBerkah.ID.
CEO JadiBerkah.ID Rizqi Okto Priansyah mengatakan, platform tersebut mengusung konsep one stop donation guna mendukung terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam melakukan kegiatan penyaluran donasi secara daring. “Kemudahan yang ditawarkan JadiBerkah.ID didukung dengan berbagai keunggulan, yaitu transparansi transaksi dan penghimpunan, 50 pilihan program ziswaf, dan lebih dari 20 mitra penyalur ziswaf yang telah bergabung,” ujar Okto dalam konferensi pers virtual, Sabtu (25/9).
Tercatat per 25 September 2021, sebanyak 77 program dan 44 lembaga telah bergabung dalam platform JadiBerkah.ID. Total dana yang terkumpul sebanyak Rp 1,03 miliar dengan donatur sebanyak 1.775 orang.
“Dengan berbagai keunggulan platform JadiBerkah.ID diharapkan bisa mendukung kegiatan dan program ziswaf yang dilakukan oleh masyarakat. Penggunaan JadiBerkah.ID akan memudahkan masyarakat dalam melakukan donasi karena tersedianya berbagai pilihan ziswaf dan memiliki banyak pilihan program dari berbagai mitra,” ungkapnya.
Menurutnya, JadiBerkah.ID juga menawarkan kemudahan dalam melakukan pembayaran melalui berbagai kanal. Transaksi pun bisa dilaksanakan melalui gawai kapan pun dan di mana pun.
“Masyarakat juga lebih mudah untuk memantau kemajuan setiap program dan transaksi donasi serta status pembayaran. Khusus layanan wakaf, JadiBerkah.ID menyediakan akta wakaf dan sertifikat wakaf uang,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Marketing and Network (URO) Laznas BSMU, Risyad Iskandar, menyampaikan, pihaknya berupaya mengoptimalkan pengumpulan ziswaf dan memperkuat kanal donasi. Hal itu dilakukan dengan berkolaborasi bersama JadiBerkah.ID. “Hal ini juga untuk meningkatkan pengalaman nasabah dan masyarakat untuk berdonasi secara daring,” kata Risyad.
View this post on Instagram
Pengamat ekonomi syariah Irfan Syauqi Beik menyampaikan, digitalisasi ini diharapkan bisa meningkatkan literasi dan meningkatkan pengembangan ekosistem ziswaf. “Dari sisi ziswaf, penggunaan teknologi digital bisa mengoptimalkan penghimpunan, distribusi, dan pengelolaan operasional zakat,” ucapnya.
Irfan mengatakan, kontribusi kanal digital terhadap pengumpulan zakat meningkat hingga 24 persen dalam empat tahun terakhir. Ia memerinci, pada 2016 kanal digital baru berkontribusi sebesar satu persen dari total pengumpulan zakat. Nilai ini meningkat menjadi 24 persen pada 2020.
"Pada 2020 kita berkolaborasi dengan lebih dari 80 mitra digital untuk mengembangkan artificial infelligent dan kita juga mengembangkan augmented reality untuk donasi. Ternyata itu kontribusinya luar biasa terhadap pengumpulan zakat," kata Irfan yang pernah menjabat sebagai direktur distribusi Badan Zakat Nasional (Baznas).
Tak hanya dalam pengumpulan dan penyaluran zakat, menurutnya, Baznas juga membuat aplikasi digital untuk mengembangkan usaha warung ritel dengan uang zakat yang terkumpul. Irfan mengatakan, digitalisasi dalam keuangan syariah termasuk pengelolaan zakat menjadi wajib karena generasi muda yang mendominasi penduduk Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.