Kabar Utama
Satgas Terapkan Sistem Bubble di PON Papua
Dengan sistem bubble, mereka yang terlibat PON hanya bisa beraktivitas di lokasi yang telah ditentukan.
JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memperkenalkan sistem bubble atau gelembung untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Dengan sistem ini, orang-orang yang terlibat dalam perhelatan PON hanya bisa beraktivitas di lokasi yang telah ditentukan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menjelaskan, para atlet, ofisial, panitia, hingga media di dalam suatu bubble telah diidentifikasi dan dibatasi jumlahnya. Mereka tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar rencana aktivitas yang sudah ditentukan.
"Setiap peserta dalam bubble dipastikan juga tidak kontak langsung dengan orang di luar wilayah bubble. Semua perjalanan yang menggunakan transportasi juga telah disiapkan penyelenggara panitia di dalam wilayah bubble tersebut," kata Reisa dalam konferensi pers, Jumat (24/9).
Reisa mengatakan, Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 juga berkolaborasi dengan para dokter kesehatan olahraga, akademisi, perwakilan, kementerian, lembaga terkait. Kolaborasi itu dilakukan dengan menyusun buku rekomendasi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid 19 dalam penyelenggaraan PON XX.
Ia menegaskan, implementasi protokol kesehatan secara disiplin dan konsisten menjadi kunci agar penyelenggaraan PON XX Papua dapat berjalan aman, sehat, dan bebas penularan Covid-19. "Praktik baik ini sudah digunakan dalam beberapa event olahraga internasional, kesuksesan PON XX sangat besar artinya bagi Indonesia," ungkapnya.
Selain sistem bubble, ikhtiar pencegahan penularan Covid-19 juga dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi itu bahkan harus sudah digunakan peserta saat keberangkatan menuju Papua. PB PON XX Papua menyatakan, penggunaan aplikasi PeduliLindungi akan menjadi andalan penyelenggara selama agenda berlangsung.
Sekretaris Bidang Kesehatan dan Doping PB PON XX Papua Ellianus Tabuni mengatakan, penyelenggaraan kegiatan pada masa pandemi membutuhkan sistem yang baik agar sebaran Covid-19 bisa terkendali secara optimal. Untuk itu, PB PON bekerja sama dengan pemerintah melakukan sinkronisasi data di aplikasi PeduliLindungi dengan aplikasi buatan PB PON.
Menurut Ellianus, penggunaan aplikasi PeduliLindungi dapat membantu panitia untuk mengetahui riwayat perjalanan, hasil tes Covid-19, hingga status vaksinasi orang-orang yang terlibat selama acara berlangsung. "Kami sangat bersyukur dan merasa terbantu dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dalam pelaksanaan PON XX Papua," kata Ellianus, Jumat (24/9).
Pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi belakangan digencarkan pemerintah sebagai wujud digitalisasi prokes dan screening. Masyarakat yang ingin masuk ke berbagai tempat publik, wajib menggunakan aplikasi tersebut dan memindai kode batang di pintu masuk.
Aplikasi PeduliLindungi mendeteksi status kesehatan penggunanya berdasarkan empat kriteria warna, yaitu label hijau (sudah vaksinasi lengkap), kuning (vaksinasi dosis pertama), merah (belum divaksin), dan hitam (positif Covid-19 atau memiliki riwayat kontak erat). Pengguna dengan label warna merah dan hitam dilarang masuk ke tempat-tempat umum yang sudah menerapkan screening menggunakan PeduliLindungi. Aplikasi ini juga dipakai dalam perhelatan kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
Pemanfaatan aplikasi PeduliLindugi dalam perhelatan PON Papua diharapkan dapat mencegah penularan Covid-19. "Kami dapat memantau dan mengetahui informasi kesehatan terkait Covid-19 dari orang yang terlibat," kata Ellianus.
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi membutuhkan ketersediaan jaringan telekomunikasi seluler. Menkominfo Johnny G Plate pada Kamis (23/9) memastikan, seluruh lokasi dan arena PON telah didukung jaringan 4G. Kementerian Kominfo juga telah membangun kabel fiber optik bawah laut di Jayapura.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto, menegaskan, prokes menjadi hal yang wajib selama PON berlangsung. Kemenpora bersama Kemenkes dan Satgas Covid-19 terus berkoordinasi dalam memantau penerapan prokes.
"Kami akan supervisi agar sesuai dengan target dan harapan Bapak Presiden yang ingin PON berjalan sukses. Kata sukses yang dimaksud salah satunya adalah protokol kesehatan," ujar Gatot.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat belajar dari pengalaman Jepang saat menggelar Olimpiade Tokyo di tengah pandemi Covid-19. Imbauan itu disampaikan sehubungan dengan sedang digelarnya dua kegiatan besar. Selain PON Papua, saat ini juga telah digelar kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Olimpiade Tokyo 2020 telah menerapkan prokes yang ketat dalam setiap pertandingan. Namun, di luar perhelatan Olimpiade, masyarakat abai terhadap prokes.
"Masyarakat malah abai dengan mengadakan kegiatan berkumpul dan nonton bersama pada saat prokes di Olimpiade telah dilaksanakan dengan baik," kata Wiku.
Wiku juga mewanti-wanti agar panitia mematuhi pedoman penyelenggaraan kegiatan besar yang telah dibuat Satgas Penanganan Covid-19. Sebelum acara berlangsung, kata Wiku, pedoman yang harus dijalankan adalah melakukan edukasi kesehatan yang cukup bagi seluruh partisipan.
Panitia juga harus menyusun rencana antisipatif jika terdapat partisipan yang terinfeksi Covid-19, yakni melakukan isolasi ke tempat karantina khusus yang telah disediakan.
Selain itu, penyelenggara wajib memastikan fasilitas dan sarana prasarana mendukung dalam penerapan protokol kesehatan, seperti tata letak acara mendukung jaga jarak minimal 1,5 meter. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah saat pelaksanaan acara berlangsung.
Ia meminta agar ada screening kesehatan sebelum acara berlangsung. "Selanjutnya segera merujuk kasus positif yang terdeteksi selama acara untuk isolasi maupun perawatan," ujar Wiku.
Sementara, pedoman ketiga berkaitan dengan setelah acara berlangsung. Jika ada peserta yang terdeteksi positif Covid-19, dilarang untuk langsung kembali ke daerah asal.
Evaluasi
Perhelatan PON Papua telah digelar sejak Rabu (22/9) dengan mempertandingkan cabang olahraga sofbol. Sejauh ini, salah satu tantangan dalam penyelenggaraan cabor sofbol adalah arena yang terlalu terbuka.
Technical Delegate Softball PON XX Papua Ardiansyah Abidin mengatakan, arena pertandingan sofbol di Stadion Agus Kafiar, Universitas Cendrawasih, Jayapura, terlalu terbuka, terutama untuk nomor putra. “Terlalu terbukanya stadion bukan hanya membuat arena lebih panas, panitia juga harus bekerja ekstra untuk menghalau penonton yang tak memiliki izin masuk ke dalam arena. Panitia hanya memberi akses kepada orang yang memiliki kartu resmi dari PB PON agar bisa memasuki arena,” kata dia.
Menyikapi ini, Ardiansyah akan berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk berjaga di titik strategis guna mencegah kerumunan orang mengingat penyelenggaraan PON memperhatikan prokes. "Hal ini agar pengaturan kepadatan di arena sofbol dapat lebih teratur dengan maksimal," ujarnya.
Terkait keamanan, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono telah memimpin rapat kesiapan untuk mendukung kesuksesan PON XX Tahun 2021. Rapat tersebut juga diikuti Danrem 173/PVB Biak dan Danrem 174/ATW Merauke.
Ignatius menyampaikan, Kodam XVII/Cenderawasih siap melakukan pengamanan PON, pengamanan VVIP, kesehatan, akomodasi, hingga kirab api PON.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.