Pekerja menimbang telur ayam hasil panen di sebuah peternakan ayam petelur di Wonokoyo, Malang, Jawa Timur, Selasa (21/9/2021). Tak kunjung naiknya harga telur ayam yang berada di kisaran Rp14.500 per kilogram dalam tiga bulan terakhir membuat peternak a | ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/wsj.

Ekonomi

PT Berdikari Serap Telur Ayam di Blitar

Peternak mengkhawatirkan harga telur ayam yang kian anjlok.

JAKARTA -- PT Berdikari (Persero) menyerap telur dari peternak ayam di Blitar. Realisasi penyerapan ayam oleh Berdikari telah berlangsung beberapa kali dengan total penyerapan mencapai 34 ton.

“Sebagai BUMN peternakan yang merupakan bagian dari BUMN klaster pangan, kami memiliki kewajiban hadir di tengah masyarakat. Tidak hanya bagi konsumen umum, tetapi juga bagi peternak. Hal ini yang menjadi salah satu dasar mengapa Berdikari menyerap telur dari peternak unggas,” ungkap Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara dalam keterangan resminya, Kamis (23/9).

Pihaknya berharap stabilitas harga telur bisa tercapai melalui penyerapan telur yang sudah berlangsung beberapa kali mulai dari Februari lalu. Selain penyerapan telur dari peternak, Berdikari juga bersinergi dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sebagai upaya menjaga kestabilan harga pakan. Tidak hanya itu, Berdikari juga membuka program kemitraan bagi peternak yang sudah berbadan hukum ataupun koperasi yang membawahkan peternak mandiri.

Tindakan yang diambil oleh Berdikari sejalan dengan arahan pemerintah. Kementerian Pertanian telah mengupayakan stabilisasi harga telur dengan mengambil sejumlah langkah sepanjang tahun ini. Salah satunya dengan penyerapan telur di sentra-sentra produksi yang harganya saat ini jauh lebih rendah dibandingkan harga dalam ketentuan Permendag Nomor 7 Tahun 2020.

Selain menyerap telur dari peternak, Berdikari juga telah menyalurkan telur melalui perdagangan bisnis ke bisnis ataupun bisnis ke ritel. Saat ini, Berdikari sudah memiliki Gerai Daging Berdikari yang merupakan aset bisnis ritel untuk menjangkau masyarakat dengan harga yang kompetitif.

Tidak hanya itu, Berdikari juga menyalurkan telur ke berbagai pihak yang membutuhkan. Salah satu aksi peduli Berdikari, yakni menyalurkan telur sejumlah 1 ton kepada Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin, Lampung. Pimpinan dari pondok pesantren tersebut mengapresiasi inisiatif Berdikari dan berharap telur yang disalurkan memberi berkah bagi 200 santri yatim dan dhuafa yang dinaunginya.

Peternak khawatir

Peternak ayam petelur di Kedungkandang, Kota Malang khawatir akan mengalami "gulung tikar" apabila harga telur tidak normal kembali. Pasalnya, hasil penjualan telur ayam juga tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Peternak Dani Uluf Suwanda mengatakan, pihaknya telah berusaha memodifikasi berbagai hal untuk menghemat operasional. Salah satunya dengan mencari pakan yang kualitasnya lebih rendah dari biasanya.

 

 

Kami berharap harga telur bisa kembali normal, kisaran Rp 19.000 supaya bisa terus produksi.

 

DANI ULUF SUWANDA, peternak ayam petelur di Malang Jawa Timur.
 

Seperti diketahui, saat ini harga telur ayam turun hingga Rp 14.000 per kilogramnya. Penurunan harga ini sudah terjadi selama lebih dari sebulan. Selain mengganti pakan ayam, peternak juga harus memilih menghentikan produksi. Terakhir, peternak melakukan afkir dini terhadap 2.500 ekor ayam petelur yang masih produktif. Langkah ini terpaksa dilakukan untuk menekan biaya operasional yang tinggi akibat harga pakan mahal. 

Meskipun sudah melakukan afkir dini, para peternak masih harus mengalami kerugian besar. Pasalnya, harga jual ayam afkir juga terhitung murah yaitu sekitar Rp 12.000 hingga Rp 14.000 per kilogram. "Kalau harga normalnya bisa kisaran Rp 16.000 lebih per kilogram," ungkapnya.

Dani tak menampik, cara-cara tersebut masih membuatnya merugi. Namun langkah ini setidaknya mampu menekan biaya operasional. Selanjutnya, dia akan mencari bahan baku yang lebih murah dari biasanya sebagai pengganti yang diafkir.

Untuk diketahui, kata Dani, peternak masih harus mengeluarkan biaya operasional untuk perawatan bibit baru. Terlebih biaya yang dikeluarkan tersebut cukup mahal. Situasi ini cukup menyulitkan mengingat hasil penjualan belum mampu menutup biaya operasional. 

photo
Pekerja mengambil telur ayam di Desa Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021). Akibat harga jual telur yang terus mengalami penurunan menjadi Rp15.500 per kilogram dan diperparah dengan harga pakan mencapai Rp6.000 per kilogram, peternak terpaksa menjual ayam kalingnya untuk menutupi biaya produksi. - (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/hp.)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat