Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Sombong

Orang disebut sombong ketika ia tidak mau menerima apa pun kebenaran yang disampaikan.

Oleh ABDUL MUID BADRUN

 

OLEH ABDUL MUID BADRUN

Diakui atau tidak, disadari atau tidak, kita sering kali bersikap sombong. Baik sombong jail alias nyata maupun terang-terangan atau sombong khofi yang sifatnya lembut atau tidak terang-terangan.

Sombong jail, contohnya, dengan jabatan dan kekuasaannya ia tidak mau menerima apa pun saran dan nasihat dari staf di bawahnya. Contoh sombong khofi, tidak mau menjalankan perintah-perintah Allah, seperti shalat, zakat, puasa, dan sebagainya.

Lalu, apa definisi sombong? Kalau kita merujuk ke Hadis, Rasulullah pernah bersabda: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR Muslim).

Kita bisa simpulkan bahwa orang disebut sombong ketika ia tidak mau menerima apa pun kebenaran yang disampaikan. Baik kebenaran itu datangnya dari Tuhan maupun kebenaran dari manusia. Semoga kita semua dijauhkan dari perilaku dan sifat sombong ini, amin.

Sifat dan perilaku sombong sangat berbahaya. Bukan saja merusak amal kebaikan laksana api yang membakar kayu menjadi arang, melainkan juga mampu menghancurkan aturan main dan sistem yang telah lama dibangun dengan baik.

Seperti pesan Rasulullah SAW yang artinya: “Adapun amal-amal yang membinasakan adalah berperilaku kikir, mengikuti hawa nafsu dan bersifat sombong.” (HR Thabrani). Jadi, sombong itu harus kita hindari dan binasakan agar efeknya tidak menular ke yang lainnya. 

Allah SWT dalam Alquran surah al-Israa’ ayat 37 “mengancam” orang-orang sombong. “Dan, janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-gunung.” Allah jelas sangat melarang manusia bersikap sombong dan jika manusia tidak taat, maka murka Allah-lah yang akan didapatkannya.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi.” (HR Muslim). Nah, dari sinilah sifat sombong jail maupun khofi itu dilarang.

Larangan ini bertujuan untuk menjaga manusia agar tidak bernasib seperti Raja Firaun ataupun Raja Namrud. Juga untuk menjaga agar amal kebaikan manusia yang dilakukan setiap harinya tidak hangus dan useless karena masih ada sifat sombong dalam hatinya.

Mengapa manusia dihinggapi sifat sombong? Karena, di hatinya masih ada sifat merasa lebih dibandingkan lainnya. Merasa lebih cantik, lebih kaya, lebih pandai, lebih berkuasa, atau lebih berilmu. Sehingga, meremehkan, merendahkan dan bahkan sampai menghina orang lain.

Karena itulah, ayo kita hindari sifat sombong ini sedini mungkin, baik sombong terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Agar kita tidak menjadi seperti iblis yang menolak sujud pada Nabi Adam karena merasa lebih baik dari manusia. (QS al-Baqarah: 34). Juga, tentu agar tidak dijauhi oleh sesama manusia.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat