Internasional
Taliban Siap Sambut Investasi Jerman
Taliban siap menyambut investasi dan bantuan Jerman, termasuk bantuan kemanusiaan.
BERLIN – Taliban siap menyambut investasi dan bantuan Jerman, termasuk bantuan kemanusiaan, layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Pernyataan ini diungkap Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kepada surat kabar Bild.
“Pemerintah Jerman dapat mendorong para pengusaha untuk datang dan berinvestasi di negara kami,” kata Mujahid dalam wawancara Bild yang terbit Senin (6/9).
Mujahid berjanji, Taliban akan membuka jalan bagi investasi dan memastikan keamanan perusahaan. Ia bahkan mengatakan, akan sangat gembira jika Kanselir Jerman Angela Merkel datang berkunjung ke Afghanistan.
“Kami ingin menghidupkan atmosfer persahabatan yang ada di antara rakyat Afghanistan dan rakyat Jerman. Pemerintahan baru akan berlandaskan pada persahabatan dengan Jerman,” katanya.
Jerman memang tetap menjalin hubungan dengan Afghanisan di masa lalu. Bahkan setelah Taliban digulingkan pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat pada 2001, Jerman menggelar konferensi di Bonn yang melibatkan Taliban. Konferensi itu ditujukan untuk meletakkan dasar bagi Afghanistan yang demokratis.
Afghanistan kembali ke tangan Taliban 15 Agustus lalu. Ini terjadi setelah pasukan asing hengkang setelah melakukan misi invasi selama 20 tahun. Jerman telah mengevakuasi sekitar lima ribu warganya dari Kabul, akhir Agustus. Kini Jerman sedang berunding dengan Taliban untuk mengevakuasi warga Afghanistan yang pernah menjadi staf lokal beserta keluarga mereka.
Jerman, yang satu suara dengan Uni Eropa, menetapkan sejumlah syarat untuk melanjutkan hubungan diplomatik dengan Afghanistan dan mengucurkan bantuan. Salah satunya, Afghanistan harus menghormati hak asasi manusia khususnya hak perempuan.
Di tempat terpisah, Mujahid menyangkal ada pertikaian dalam penyusunan pemerintahan baru. Ia hanya mengatakan pemerintaha itu akan segera diumumkan, namun ia tak menjelaskan tanggalnya.
Klaim Taliban
Dalam perkembangan terbaru di Afghanistan, Taliban mengeklaim telah berhasil merebut Provinsi Panjshir. Provinsi tersebut adalah satu-satunya wilayah yang belum dikuasai Taliban sejak 15 Agustus silam.
"Panjshir, yang menjadi tempat pelarian terakhir bagi musuh, akhirnya ditundukkan,” kata Mujahid di hadapan wartawan, Senin.
Foto-foto di media sosial menampilkan anggota Taliban berdiri di depan gerbang kegubernuran di Panjshir. Akhir pekan lalu, mereka bertempur dengan milisi perlawanan National Resistance Front of Afghanistan (NRFA) pimpinan Ahmad Massoud.
Taliban memastikan tak ada diskriminasi terhadap warga Panjshir, yang memiliki etnik berbeda dari etnik mayoritas, yaitu Pashtun. Namun, klaim Taliban ditampik NRFA. “Perjuangan melawan Taliban dan sekutu mereka akan berlanjut,” kata NRFA dalam sebuah pernyataan pada Senin.
Saat pertempuran berkecamuk di Lembah Panjshir pada Ahad (5/9) lalu, Massoud mengatakan dia menyambut baik proposal dari para cendekiawan agama untuk menyelesaikan konfrontasi dengan Taliban lewat negosiasi. Beberapa upaya pembicaraan sebenarnya telah dilakukan setelah pertempuran pecah dua pekan lalu.
Namun, seluruhnya berujung kegagalan. Tak ada pihak yang mau disalahkan atas kebuntuan tersebut.
Dalam cicitannya di Twitter, Massoud mengaku dirinya selamat. Namun, ia tak memerinci lebih lanjut. Sementara Taliban mengaku mendapat informasi bahwa Massoud sudah melarikan diri ke Tajikistan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.