Ekonomi
Amartha Jaga Produktivitas Mitra
Strategi offline Amartha dengan memberikan akses pendanaan, pendampingan, dan pelatihan secara rutin.
JAKARTA -- PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menerapkan strategi kombinasi kegiatan online dan offline untuk menjaga produktivitas mitra pada masa pandemi Covid-19. CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, mengatakan, strategi ini tetap mengoptimalkan penggunaan teknologi.
"Seperti penyediaan berbagai inovasi produk untuk menyejahterakan mitra, salah satunya melalui aplikasi Amartha Plus yang dapat memfasilitasi berbagai layanan," kata Andi dalam keterangan pers, Kamis (2/9).
Dia mengatakan, strategi offline atau ke lapangan, yakni dengan memberikan akses pendanaan, pendampingan, dan pelatihan secara rutin. Hal itu seperti pelatihan alternatif usaha, pelatihan literasi keuangan, hingga cek kesehatan gratis.
Andi mengatakan, teknologi dapat menjadi solusi bagi mitra untuk tetap produktif dalam menjalankan usaha terlebih pada saat pandemi. Akan tetapi, dukungan dari business partner Amartha atau tim lapangan secara langsung di desa juga tetap diperlukan.
"Strategi ini terbukti berhasil membawa Amartha untuk tetap menjaga kualitas pinjaman," katanya.
Stabilitas angka nonperforming loan atau NPL tercatat sebesar 0,07 persen setelah Juni 2020. Penyaluran dana telah mencapai Rp 914 miliar rupiah pada semester I 2021 atau tumbuh 35 persen secara year on year (yoy).
Andi mengatakan, selama 10 tahun beroperasi, Amartha telah berhasil meningkatkan pendapatan mitra sebanyak dua hingga tujuh kali lipat. Kinerjanya juga telah menciptakan lebih dari 87 ribu lapangan pekerjaan informal baru di lebih dari 15 ribu desa.
Hal ini menunjukan bahwa sektor informal di Indonesia memiliki potensi yang tinggi jika diberikan akses terhadap permodalan dan teknologi. Amartha menargetkan untuk dapat melayani satu juta mitra di Indonesia hingga akhir 2021. Saat ini, lebih dari 719 ribu mitra telah bergabung dengan Amartha.
Andi mengaku, pada tahun ini Amartha fokus mengimplementasikan strategi yang tepat untuk menjaga kelangsungan bisnis. "Seperti menggunakan sistem scoring yang akurat serta menjaga kualitas pinjaman dengan membidik sektor perdagangan, industri rumahan, dan makanan," kata Andi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.