Bodetabek
Tiang di Badan Jalan yang Dikeluhkan Warga Ciputat
Warga Ciputat memprotes banyaknya tiang yang berada di jalan dan mengganggu kelancaran lalu lintas.
OLEH EVA RIANTI
Tiang listrik dengan kabel menjuntai sudah menjadi pemandangan sehari-hari warga sekitar. Berlokasi di Jalan WR Supratman, Kelurahan Pondok Raji, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, tiang yang berdiri di badan jalan sangat dikeluhkan keberadaannya.
Warga pun meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel segera menyelesaikan permasalahan tersebut. Robi (43 tahun), warga Kampung Utan yang sehari-hari beraktivitas di sekitar Jalan WR Supratman, mengaku, terganggu dengan berdirinya tiang yang memakan jalan. Dia menyebut, keberadaan tiang-tiang itu dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang tak terelakkan.
Sudah beberapa kali terjadi kecelakaan akibat kendaraan menabrak tiang yang dibangun agak menjorok di badan jalan tersebut. Sejumlah orang pun menjadi korban dalam kecelakaan itu.
"Mobil atau truk nabrak tiang. Bahkan, ada yang tiangnya roboh, penyok. Kecelakaan banyak terjadi di tahun 2010 atau 2012-an gitu karena dulu enggak ada lampu PJU (penerangan jalan umum). Makan korban, ada yang terlindas truk kepalanya pecah, mati," ujar Robi saat ditemui tidak jauh dari lokasi tiang pada Senin (30/8).
Robi yang sejak kecil tinggal di Kampung Utan, menuturkan, tiang yang ada di Jalan WR Supratman awalnya hanya dalam hitungan jari pada awal 1990-an. Tiang listrik milik PLN itu terpasang di sejumlah titik. Seiring berjalannya waktu, sambung dia, dengan ditatanya jalan raya, terdapat penambahan tiang milik swasta, hingga di beberapa titik didapati sampai lima tiang dibangun berdekatan.
Menurut Robi, menyusul dibangunnya trotoar pada beberapa tahun lalu, deretan tiang itu tidak direlokasi ke pinggir jalan. Robi menyampaikan, sebenarnya warga sekitar telah memprotes keberadaan tiang tersebut. Namun, hingga saat ini, instansi terkait belum juga bergerak menangani masalah tersebut.
"Warga protes, cuman sama siapa gitu kan, tetap enggak ditanggapi. Maunya dirapikan, tiang-tiangnya dicabut dari jalan," kata Robi.
Pantauan Republika, setidaknya ada empat tiang yang berdiri di badan jalan. Tiang listrik dan saluran telepon itu dibangun sekitar 1,5 meter dari trotoar. Tidak hanya di satu lokasi, di sepanjang Jalan WR Supratman, pemandangan paling mencolok adalah tiang yaang berdiri agak di tengah jalan.
Selain mengganggu pemandangan, tiang yang terpasang tidak aturan di jalan sepanjang lima kilometer tersebut memang sangat membahayakan pengendara. Di beberapa titik, terlihat tiang berjumlah sekitar dua hingga lima tiang bergerombol dan berdiri di perlintasan kendaraan yang lalu lalang.
Di beberapa lokasi, terlihat ada tulisan 'bukan milik Telkom' yang melingkar di tubuh tiang yang memakan badan jalan. Ada juga beberapa spanduk berisi iklan dari para provider internet yang terpasang di tiang.
Sementara itu, kabel berwarna hitam menjulur panjang dan cenderung berantakan. Sesekali, ada pengendara motor bermanuver demi menghindari agar tidak menabrak tiang.
Robi melanjutkan, berdasarkan informasi yang tersebar di kalangan warga, Pemkot Tangsel akan membongkar semua tiang di Jalan WR Supratman. Dia juga mendengar selentingan, Pemkot Tangsel berencana menempatkan jaringan kabel di bawah tanah agar tidak perlu tiang lagi dan sekaligus lebih aman.
"Entar dibongkar. Kabel-kabelnya banyak banget berseleweran, sering jatuh kabelnya, banyak ditaliin. Tiap malam itu banyak pengerjaan. Tadinya mau di bawah tanah ya pemda, tapi enggak tahu enggak jadi, biayanya kemahalan," tutur Robi.
Warga lainnya, Yono (49) menjelaskan, memang ada rencana memindahkan tiang di badan jalan untuk dipindah ke pinggir. Di beberapa lokasi, ia mendapati petugas sudah memindahkan beberapa tiang. Namun, ia menyebut, pekerjaan itu progresnya sangat lambat. "Setahu saya, ini lagi dipindahin dari tengah ke pinggir sebagian secara bertahap," kata Yono.
Menurut penuturannya, tiang sebanyak itu memang sudah lama berdiri di situ. Namun, sejak Pemkot Tangsel membangun trotoar sekitar lima tahun lalu, tiang tersebut lantas membahayakan pengguna jalan. Dia juga heran, mengapa ketika membangun trotoar, deretan tiang tidak teratur itu tak sekaligus dipindahkan.
"Iya mengganggu, bahaya juga. Tadinya sebelum ada ini (trotoar) kan biasa. Lalu, setelah ada trotoar jadinya mengganggu. Makanya harus dipindahin," terangnya.
Dia pun meminta Pemkot Tangsel segera merelokasi tiang tersebut agar tidak lagi menjadi pemicu kecelakaan yang menyebabkan korban jiwa. Yono juga menyarankan, Pemkot Tangsel juga perlu mendorong perusahaan swasta selaku pemilik tiang, untuk ikut membongkarnya.
"Sebagai warga ya saya harapannya tiangnya dipindahin. Ini kan bukan pemkot saja, tapi juga swasta turut andil. Intinya pengennya secepatnya dipindahkan. Kalau rapi kan jadi enak dilihatnya," kata Yono.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.