Presiden Amerika Serikat Joe Biden tertunduk sejenak saat ia di Gedung Putih, Washington, Kamis (26/8). Ia memberikan penjelasan tentang pengeboman di Kabul, Afghanistan. | AP/Evan Vucci

Internasional

Biden: Kami Buru Kalian

Menurut Biden, tidak ada bukti bahwa pengebom bekerja sama dengan Taliban.

WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bersumpah akan memburu para pelaku serangan bom bunuh diri di Kabul, pada Kamis (26/8). Biden juga membuat mereka membayar perbuatannya.

“Kami akan buru kalian dan membuat kalian membayar perbuatan kalian,” kata Biden, Kamis. “Kami akan menanggapinya dengan kekuatan dan ketepatan pada saat yang tepat, di tempat yang kami tentukan,” katanya menambahkan.

“Amerika tidak akan diintimidasi,” tegas Biden.

Dalam sebuah pidato yang emosional di Gedung Putih, Biden mengkonfirmasi bahwa pengeboman itu dilakukan oleh Islamic State of Khorasan Province (ISKP) atau yang biasa disebut ISIS-Khorasan (ISIS-K), yaitu kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Afghanistan. Biden menyatakan, tidak ada bukti bahwa mereka bekerja sama dengan Taliban, yang sejak 15 Agustus lalu menguasai Afghanistan.

"Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah bahwa kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan lupa. Kami akan memburu kalian," kata Biden, dilansir Aljazirah, Jumat (27/8).

Biden mengatakan, AS akan melanjutkan evakuasi warga Amerika dan sekutu AS meskipun ada serangan. Biden menegaskan bahwa pemerintah akan melindungi warga AS dan sekutu dalam proses evakuasi.

“(Proses evakuasi) kami tidak akan terhalang oleh teroris. Kami tidak akan membiarkan mereka menghentikan misi kami. Evakuasi akan terus kami lakukan,” ujar Biden.

Biden telah menunda sejumlah pertemuan pada Kamis, setelah terjadi insiden serangan bom di Kabul. Termasuk menunda pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett yang sedang berkunjung ke AS. Biden memilih fokus pada situasi di Afghanistan.

Beberapa jam sebelum serangan, seorang pejabat Taliban mengatakan kepada New York Post, mereka menerima laporan bahwa akan ada serangan teror di Kabul. Serangan itu kemudian terjadi pada Selasa dan menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk 13 tentara AS. Kecaman pun datang dari Taliban.

“(Taliban) mengutuk keras serangan terhadap warga sipil di bandara Kabul, yang terjadi di daerah di mana pasukan Amerika Serikat bertanggung jawab atas keamanan,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.

AS dan sekutunya melakukan invasi ke Afghanistan untuk memburu Alqaidah yang bertanggung jawab dalam serangan 11 September 2001. Taliban menawarkan untuk menangkap pemimpin Alqaidah, Usamah bin Ladin, dan menyerahkannya untuk diadili, jika AS memberikan bukti keterlibatan Taliban. Namun, Washington menolaknya.

photo
Seorang warga Afghanistan korban terorisme di Kabul menjalani perawatan pada Kamis (27/8/2021). - (AP/Khwaja Tawfiq Sediqi)

Berkoordinasi dengan Taliban

Komandan Komando Pusat AS, Kenneth McKenzie, mengonfirmasi bahwa proses evakuasi tidak akan berhenti setelah serangan itu. "Misi kami adalah untuk mengevakuasi warga AS, warga negara ketiga, pemegang Visa Imigran Khusus, staf kedutaan AS, dan warga Afghanistan yang berisiko. Meskipun ada serangan, kami melanjutkan misi," kata McKenzie.

McKenzie mengatakan, pasukan AS sedang berkoordinasi dengan Taliban untuk mengatasi ancaman serangan ISIS-K. Ia juga mengakui berbagi data intelijen dengan Taliban. Menurutnya, ada sejumlah serangan ISIS-K yang mungkin sudah ditumpas oleh Taliban.

ISIS-K merujuk pada ISIS-Khorasan, yaitu kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Pakistan dan Afghanistan. Khorasan adalah istilah modern untuk wilayah timur Persia kuno sejak abad ketiga. Khorasan meliputi wilayah yang kini merupakan bagian dari Iran, Afghanistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Menurut laporan Center for Strategic and International Studies (CSIS), ISIS-K terlibat dalam hampir 100 serangan terhadap warga sipil di Afghanistan dan Pakistan sejak 2017. Kelompok tersebut juga terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan dari AS, Afghanistan, dan Pakistan sekitar 250 kali.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat