Warga beraktivitas di Pasar Jatayu, Kota Bandung, Kamis (5/8/2021). Pasar Jatayu merupakan pasar tradisional khusus besi dan peralatan teknik pabrik serta industri. Penanggulangan pandemi jadi kunci mempertahankan pertumbuhan ekonomi. | Edi Yusuf/Republika

Kabar Utama

Indonesia Akhiri Resesi

Penanggulangan pandemi jadi kunci mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 atau periode April-Juni mencapai 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 3,31 persen secara kuartalan (quartal to quartal/q to q). Tercapainya pertumbuhan positif mengeluarkan Indonesia dari situasi resesi akibat pertumbuhan negatif yang terjadi sejak kuartal II 2020.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini didukung perbaikan aktivitas ekonomi karena meningkatnya mobilitas masyarakat. Selain itu, vaksinasi mulai masif yang diikuti penurunan tren kasus Covid-19.

"Hal ini memberikan kepercayaan konsumen dalam melakukan kegiatan ekonomi," kata Margo dalam konferensi pers pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021, Kamis (5/8).

Pertumbuhan ekonomi negatif mulai terjadi pada kuartal II 2020 ketika Covid-19 mulai masuk ke Indonesia dan menyebabkan kebijakan pembatasan sosial secara besar-besaran. Saat itu, pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen (yoy).

Margo menegaskan, angka pertumbuhan kuartal II 2021 menjadi bukti bahwa penanganan kesehatan memberi dampak positif bagi perekonomian.  "Jika ingin ekonomi terus membaik, maka kunci utama adalah menanggulangi sektor kesehatan," katanya.

Berdasarkan catatan BPS, aktivitas masyarakat di berbagai lokasi pada kuartal II 2021 meningkat dibandingkan kuartal I 2021 maupun kuartal II 2020. Aktivitas untuk berbelanja sembako dan obat-obatan, misalnya, berada pada angka minus 24,58. Meski masih negatif, tapi lebih baik dari kuartal sebelumnya yang minus 29,35 persen maupun kuartal II 2020 yang anjlok 53,13 persen.

Meski demikian, ungkap Margo, pertumbuhan kuartal II 2021 bukan hanya didukung perbaikan aktivitas, tetapi juga karena basis data pembanding kuartal II 2020 yang anjlok. Pada kuartal II tahun lalu, produk domestik bruto atas dasar harga konstan (PDB ADHK) turun menjadi Rp 2.589,82 triliun.

Pada kuartal II 2021, PDB ADHK mencapai Rp 2.772,83 triliun. "Itulah kenapa ekonomi kuartal II tahun ini tumbuh 7,07 persen karena kuartal II tahun lalu drop sekali," ujarnya.

Menurut Margo, ekonomi Indonesia belum masuk pada kondisi normal seperti sebelum pandemi meski kembali ke zona positif. Hal itu terlihat dari situasi penciptaan lapangan pekerjaan yang belum pulih. Lapangan usaha sektor pertanian, perdagangan, dan industri yang biasanya menjadi penyerap terbanyak lapangan pekerjaan, menjadi sektor yang pertumbuhannya paling kecil.

Konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran. Konsumsi masyarakat tumbuh 5,93 persen (yoy) setelah dalam empat kuartal sebelumnya selalu negatif.

photo
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) - (BPS)

Selain konsumsi masyarakat, sumber terbesar kedua pertumbuhan adalah investasi. Angka pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencerminkan investasi tumbuh 7,54 persen. "Konsumsi rumah tangga dan investasi mendominasi pertumbuhan ekonomi kuartal II dengan kontribusi sebesar 84,93 persen," ujar Margo.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, salah satu strategi pemulihan ekonomi yang cukup berhasil berasal dari bantuan sosial. Bantuan sosial mampu menjaga tingkat kemiskinan dan konsumsi rumah tangga masyarakat bawah. "Arah serta strategi pemulihan sudah benar dan mulai membuahkan hasil," kata Sri.

Dia berharap pemulihan konsumsi masyarakat juga menular ke kelompok menengah atas. Jika ini terjadi, kata Sri, pemulihan ekonomi akan semakin kuat.

photo
Kendaraan melintas di antara gedung bertingkat kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (3/8/2021). Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menyampaikan realisasi dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga akhir Juli mencapai Rp 305,5 triliun atau 41 persen dari total pagu Rp 744,75 triliun. - (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurut Sri, pemulihan ekonomi kuartal II sudah didukung seluruh mesin pertumbuhan. Hal ini berbeda dengan kuartal sebelumnya karena hanya belanja pemerintah yang menjadi pendorong ekonomi.

Pemulihan sejatinya sudah terjadi pada konsumsi rumah tangga, investasi, industri manufaktur, hingga ekspor dan impor. "Kita tetap bisa jaga pemulihan ekonomi apabila kita semuanya melakukan disiplin kesehatan," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis perekonomian pada kuartal III 2021 tetap positif. Namun, ia tak menampik angka pertumbuhannya tak akan setinggi kuartal II. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan kuartal III di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen.

"Pada kuartal ketiga ini dengan adanya varian Delta, jumlah kasus aktif meningkat. Maka, pemerintah turunkan mobilitas. Kita ketahui bersama, ekonomi kuartal kedua tumbuh tinggi karena mobilitas meningkat," kata Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, sektor usaha yang berkaitan dengan perdagangan berkontribusi atas pertumbuhan ekonomi. Sektor transportasi dan pergudangan, misalnya, tumbuh 25,1 persen. Kemudian, akomodasi dan makanan meningkat 21,58 persen.

“Ekspor-impor juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi lainnya. Kontribusi ekspor sebesar 19,07 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi,” kata Lutfi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by #UangKita (kemenkeuri)

Sambutan pasar

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyambut baik perkembangan ekonomi nasional yang positif pada kuartal II (April-Juni) 2021 hingga mencapai 7,07 persen. Namun, Ikappi menilai, situasi riil yang dihadapi pada kuartal III saat ini justru kembali dalam tekanan kuat bagi sebagian pedagang pasar.

Ketua Bidang Kajian Penelitan dan Pengembangan Ikappi, Badrussalam mengatakan, tekanan kuat dihadapi pedagang pasar di sektor nonsembako. "Dalam catatan kami, ada sekitar 40 persen pasar tradisional yang sudah memasang bendera putih (menyerah). Kami juga akan mencoba analisis kalau sudah positif mulai kuartal II, seharusnya tidak banyak pedagang yang mengeluh sekarang," kata Badrussalam kepada Republika, Kamis (5/8).

Salah satu tantangan terbesar saat ini, kata Badrussalam, adalah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang terus diperpanjang. Menurut dia, kebijakan tersebut membuat aktivitas masyarakat untuk pergi ke pasar tradisional menurun signifikan.

Terlepas dari situasi yang sekarang dihadapi, Badrussalam berharap, pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi bagi pedagang pasar. Hal itu agar imunitas pedagang meningkat sehingga angka kasus Covid-19 bisa ditekan.

Dengan terkendalinya kasus Covid-19, menurut dia, aktivitas masyarakat ke pasar bisa kembali normal dan mendukung kegiatan perekonomian masyarakat bawah. "Sebetulnya, jika PPKM dicabut, pasti ekonomi di pasar akan naik lagi," ujarnya.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) optimistas, pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) bakal tetap mencatat pertumbuhan positif hingga kuartal III tahun ini. Hal itu karena prospek permintaan konsumen yang terus menunjukkan tren peningkatan.

"Kuartal III kemungkinan pertumbuhan tetap berlanjut dan tidak akan sampai negatif," kata Ketua Umum Gapmmi, Adhi Lukman kepada Republika, kemarin.

photo
Warga menjual perhiasan emas di salah satu toko emas di Pasar Baru Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021). Menurut pemilik toko emas, pembelian perhiasan emas dari warga mengalami peningkatan sebasar 20-30 persen pada massa PPKM. Warga mengaku menjual perhiasan emas tersebut untuk memenuhi kebuthan ekonomi ditengah masa pandemi Covid-19. - (Republika/Thoudy Badai)

Meski begitu, Adhi menilai, angka pertumbuhan kemungkinan tidak akan melonjak, seperti angka pertumbuhan ekonomi nasional ataupun pertumbuhan industri pengolahan secara umum. Pasalnya, pertumbuhan industri mamin tetap berada pada level positif meski angkanya rendah.  Dengan kata lain, menurut dia, tidak terdapat low base effect atau basis data pembanding kuartal sebelumnya, yang sangat rendah sehingga membuat angka pertumbuhan terlihat tinggi.

Ia menilai, kebijakan PPKM Darurat ataupun Level 4 dan Level 3 yang diterapkan sejak awal Juli lalu, tidak memberikan dampak signifikan bagi industri mamin. Sebab, permintaan konsumen terhadap produk makanan dan minuman olahan masih cukup baik sejak awal tahun lalu.  

Pada kuartal I 2021, industri mamin mengalami pertumbuhan 2,45 persen secara tahunan (yoy). Adapun pada kuartal II, pertumbuhan naik menjadi 2,95 persen (yoy). "Ini memang sudah kita perkirakan bahwa kita akan tetap positif meskipun pertumbuhannya mendatar," kata Adhi.  

Kenaikan pertumbuhan di kuartal II, menurut Adhi, salah satunya didukung oleh peningkatan kegiatan ekonomi pada momen puasa dan Lebaran. "Awal tahun ini, memang sudah cukup baik permintaannya. Bahkan, untuk ekspor produk olahan di luar sawit dari Januari-Mei itu, naik 17 persen," kata Adhi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat