Petugas menunjukkan vaksin Covid-19 jenis Sinopharm di Gudang Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Rabu (4/8/2021). Vaksinasi meningkatkan kepercayaan masyarakat beraktivitas di luar rumah yang bisa mempercepat pe | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Opini

Vaksinasi Kerek Pertumbuhan

Vaksinasi meningkatkan kepercayaan masyarakat beraktivitas di luar rumah yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi..

ISTI LARASATI WIDIASTUTY, Statistisi Madya di Badan Pusat Statistik

Miris rasanya melihat suguhan tontonan di media terkait kerumunan saat vaksinasi Covid-19. Saling berdesakan, bahkan pagar pembatas gedung vaksinasi ditumbangkan. Saking semangatnya untuk mendapatkan vaksinasi. Khawatir tak kebagian!

Antusiasme masyarakat divaksin meningkat seiring perluasan cakupan dan akses vaksinasi. Laman Covid-19.go.id menyebutkan, per 4 Agustus 2021, yang sudah divaksin Covid-19 dosis pertama lebih dari 48,48 juta orang.

Juru bicara pemerintah terkait Covid-19, Reisa Broto Asmoro sempat memaparkan hasil riset pada 10,2 juta orang yang menyatakan, vaksin Covid-19 terbukti efektif melindungi warga dari kesakitan berat, perawatan rumah sakit, bahkan kematian.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mensyaratkan vaksinasi dalam pembukaan akses kegiatan masyarakat Jakarta di tengah PPKM level 4. Pembukaan akses aktivitas, dinanti masyarakat di tengah PPKM level 4 yang “terus diperpanjang”.

 

 
Mobilitas masyarakat pada kuartal II 2021 meningkat signifikan dibandingkan kuartal sama pada tahun lalu. Ini menunjukkan, tingkat kepercayaan masyarakat melakukan berbagai aktivitas di luar rumah.
 
 

Ekonomi pulih

Rilis Badan Pusat Statistik pada 5 Agustus 2021 menyebutkan, ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 tumbuh 7,07 persen secara year on year. Melonjak tinggi dibandingkan kuartal sama pada 2020, yang terkontraksi 5,32 persen.

Low base effect pada kuartal II 2020 penyebab lonjakan angka pertumbuhan, di samping peningkatan produktivitas berbagai aktivitas ekonomi di kuartal II 2021.

Demikian juga adanya relaksasi kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat pada kuartal II 2021, turut mendorong peningkatan aktivitas ekonomi. Pada kuartal II 2021, seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif.

Transportasi dan pergudangan tumbuh paling tinggi, 25,10 persen. Hal ini ditopang peningkatan pergerakan penumpang pada semua moda transportasi umum.

Mobilitas masyarakat pada kuartal II 2021 meningkat signifikan dibandingkan kuartal sama pada tahun lalu. Ini menunjukkan, tingkat kepercayaan masyarakat melakukan berbagai aktivitas di luar rumah.

Larangan mudik menjelang Idul Fitri untuk membatasi mobilitas, ternyata tak sepenuhnya berhasil. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan, setelah larangan mudik berakhir terjadi lonjakan penumpang sekitar 191,6 persen.

Di sisi lain, industri pengolahan sebagai penopang utama ekonomi Indonesia tumbuh signifikan sebesar 6, 58 persen. Tumbuhnya lapangan usaha ini, gambaran adanya peningkatan permintaan baik domestik maupun luar negeri.

 

 
Setidaknya, tekanan yang dirasakan masyarakat terkait terganggunya berbagai aktivitas ekonomi yang biasa dilakukan sebelum pandemi Covid-19 melanda bisa berkurang.
 
 

Permintaan mitra dagang pada kuartal II 2021, mendorong pertumbuhan ekspor 31,78 persen. Penyebabnya, mulai dibuka kembalinya akses mobilitas orang maupun barang di berbagai negara mitra dagang Indonesia.

Demikian halnya permintaan domestik, salah satunya bersumber dari konsumsi rumah tangga yang meningkat signifikan. Komponen ini merupakan penopang utama Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran dan mampu tumbuh 5,93 persen.

Ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 sebesar 3,17 persen. Tumbuhnya konsumsi rumah tangga mencerminkan pemulihan daya beli. Pengguliran anggaran perlindungan sosial untuk mendongkrak daya beli perlu terus diupayakan.

Setidaknya, tekanan yang dirasakan masyarakat terkait terganggunya berbagai aktivitas ekonomi yang biasa dilakukan sebelum pandemi Covid-19 melanda bisa berkurang.

Rilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021, membawa angin segar bagi pulihnya ekonomi nasional.

 

 
Harapannya, relaksasi ini tidak membawa pemulihan ekonomi di kuartal kedua kembali seperti kuartal sebelumnya.
 
 

Namun, penarikan rem darurat di awal Juli 2021 yang masih berlanjut hingga 9 Agustus 2021, perlu diwaspadai sebagai penyebab kembali melambat atau terkontraksinya angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal mendatang.

Situasinya dilematis. Di satu sisi momentum pemulihan ekonomi perlu dijaga, di sisi lain pemulihan kesehatan dan keselamatan masyarakat perlu diutamakan. Kondisi pemulihan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini akan kembali turun di kuartal ketiga.

Target pertumbuhan pada kisaran 3,7-4,5  persen tahun ini relatif lebih sulit dicapai. Secara cumulative to cumulative angka pertumbuhan ekonomi nasional hingga kuartal II 2021 mencapai 3,10 persen.

PPKM Level 4 di berbagai daerah tentu cukup menghambat aktivitas ekonomi. Maka, relaksasi diberlakukan, seperti penerapan protokol kesehatan ketat,  termasuk pengaturan kapasitas dan waktu beroperasi pusat perbelanjaan, uji usap dan antigen, transportasi sehat-aman serta vaksinasi.

Harapannya, relaksasi ini tidak membawa pemulihan ekonomi di kuartal kedua kembali seperti kuartal sebelumnya.

Disiplin masyarakat memang jadi kunci. Hasil rilis BPS terkait Survei Perilaku Masyarakat pada Masa PPKM Darurat pada 13 – 20 Juli 2021 menunjukkan, tingkat kepatuhan masyarakat sudah cukup baik, terutama di wilayah Jawa dan Bali. 

Namun, hasil survei juga menunjukkan, masih ada sebagian masyarakat belum melakukan vaksinasi karena khawatir efek samping vaksinasi. Maka, perlu meningkatkan sosialisasi melalui komunikasi efektif.

Vaksinasi meningkatkan kepercayaan masyarakat beraktivitas di luar rumah. Kondisi ini bisa mempercepat upaya pemulihan ekonomi. Kita sama-sama berharap, vaksinasi mampu mengerek pertumbuhan ekonomi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat