Bodetabek
Menyulap Selokan Menjadi Kolam Ikan di Pamulang Tangsel
Dari selokan di balik gerbang Perumahan Puri Pamulang Tangsel, ini hiduplah ribuan ekor ikan nila, mas, dan koi.
OLEH EVA RIANTI
Di saat sebagian besar masyarakat menganggap pandemi Covid-19 sebagai beban, lain ceritanya bagi warga Perumahan Puri Pamulang, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Pandemi justru menjadi kilas balik bagi mereka untuk menciptakan inovasi baru yang bernilai estetis dan ekonomis. Warga pun ‘menyulap’ selokan yang sebelumnya kotor menjadi kolam ikan.
Dari sebuah selokan yang berada persis di balik gerbang Perumahan Puri Pamulang, ini hiduplah ribuan ekor ikan nila, mas, dan koi. Kini, selokan tersebut terlihat lebih terawat, dan bahkan menjadi tujuan warga untuk melepas penat.
Kolam ikan yang membujur sejauh 500 meter ini disekat di sisi hulu dan hilirnya. Sekat-sekat itu berfungsi untuk menampung sampah yang mengalir dari arah Danau Tujuh Muara, sekaligus untuk mengantisipasi kaburnya ikan piaraan.
“Dorongan dari kondisi pandemi ya. Kita kan jenuh enggak ke mana-mana, terus muncul ide bikin selokan itu jadi kolam ikan. Akhirnya dibeli infrastrukturnya sama salah warga, terus naruh 1.000 ekor ikan,” ujar pelaksana harian manajemen Kawasan Saung Numpang Teduh, Edo Mulyadi, saat ditemui tidak jauh dari lokasi kolam ikan, Selasa (3/8).
Edo bercerita, kolam ikan yang dibuat sejak Maret 2020 ini lahir dari berkat rasa kebersamaan warga Perumahan Puri Pamulang dalam menyikapi pandemi. Keterlibatan warga menjadi kekuatan tersendiri dari kehadiran kolam ikan tersebut.
“Warga pada ngeliat dan ingin terlibat, akhirnya pada saweran buat nambahin jumlah ikan. Sekarang sudah ada hampir 5.000 ekor,” ujar Edo sebagai salah satu penggagas kolam ikan.
Kini, kata dia, warga yang mengunjungi untuk menikmati suasana kolam ikan turut sadar untuk menjaga keberlangsungan hidup ekosistem. Warga pun berkomitmen untuk tidak memancing, menyetrum ikan, serta membuang sampah sembarangan. Selain itu, menurut Edo, pakan ikan yang disediakan dan dijual seharga Rp 2.000 per plastik di dekat kolam ikan tersebut dijajakan dengan sistem kejujuran.
Warga yang membelinya cukup menaruh uang di kotak yang disediakan. Dari sisi keamanan, sambung dia, juga tersedia CCTV dan satu petugas satuan pengamanan (satpam) yang menjaga area tersebut.
“Karena ini kan punya warga, dari donasi, artinya kalau ada sesuatu yang janggal mereka akan menegur. Sebab, telah muncul rasa saling memiliki pada warga,” ucap Edo.
Dia menuturkan, ikan tersebut biasanya dipanen tiga kali dalam setahun atau empat bulan sekali. Sekali panen, warga bisa mengumpulkan satu sampai 1,5 kuintal ikan yang bisa dijual. Dia menyebut, karena ikan-ikan itu berasal dari warga, manfaatnya pun disalurkan kepada penghuni Perumahan Puri Pamulang yang ikut berdonasi. Selebihnya, dijual ke warga di luar perumahan.
Pendapatan dari penjualan itu kemudian dimanfaatkan untuk mengisi kolam ikan dengan bibit-bibit ikan baru untuk tumbuh besar. Penghasilan lainnya lantas digunakan untuk mengembangkan pusat aktivitas lainnya di sekitar kolam ikan. Pantauan di sekitar kolam ini, pengunjung juga bisa memanfaatkan banyak infrastruktur di sekitarnya.
Di antaranya, jogging track yang ada di sisi trotoar jalan raya, tempat fitnes outdoor, penataan taman, dan masjid. Tempat itu makin lengkap dengan pepohonan dan bunga-bunga warna warni yang ada di sepanjang jalan.
Edo menjelaskan, pihaknya sedang menyiapkan konsep ekowisata di wilayah tersebut. Targetnya kawasan perumahan bisa menjadi tempat studi bagi anak-anak untuk lebih dekat dengan alam, seperti bercocok tanam, serta mengenal pertanian dan perikanan. Selain itu, nantinya juga dibuat semacam pusat kegiatan dan ekonomi masyarakat.
Edo ingin kawasan tersebut menjadi pusat seni dan olahraga, yang turut diramaikan dengan kuliner Betawi dan jajanan dari UMKM warga. “Rencananya diresmikan Pak Wali Kota atau Wakil Wali Kota Tangsel pada akhir Agustus. Lalu, pembangunan-pembangunannya dilakukan secara bertahap dan ditargetkan rampung pada tahun ini,” jelasnya.
Perubahan drastis selokan menjadi kolam ikan membuat warga menjadikan tempat itu untuk bersantai. Ana (40 tahun), misalnya, pada Selasa siang WIB, mengajak anaknya yang berusia dua tahun menggunakan sepeda menuju sisi hilir kolam ikan. Ana juga mengajak anaknya untuk menaburkan pakan ikan ke kolam.
“Ke sini hampir setiap hari. Kayak dapat hiburan, bisa dengerin suara air mancur dari danau melewati sekat, ngasih makan ikan sama anak,” ucap Ana.
Ana hanya satu dari sekian banyak warga yang sehari-hari menikmati kolam ikan di kawasan perumahan tersebut. Notabene warga yang menyambangi kolam ikan itu tampak didominasi kalangan ibu-ibu dan anak-anak, yang asyik memberikan pakan ikan. “Terus juga nikmatin ademnya suasana di sini karena banyak pohon,” ujar Ana.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.