Olahraga
Klub Siapkan Kejutan untuk Greysia Polii dan Apriani Rahayu
Keberhasilan Greysia Polii dan Apriani Rahayu adalah upaya jangka panjang dari pembibitan atlet.
JAKARTA – Yayasan yang menaungi klub bulu tangkis PB Jaya Raya, Yayasan Pembangunan Jaya Raya, memastikan ada kejutan bagi kedua atletnya, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu. Keduanya mempersembahkan medali emas untuk Merah Putih dari nomor ganda putri cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Tokyo.
Ketua Pengurus Yayasan Pembangunan Jaya Raya, Agus Setiadi Lukita, menyatakan, keberhasilan keduanya adalah upaya jangka panjang dari pembibitan atlet yang dilakukan PB Jaya Raya. Agus mengungkapkan, atlet harus melewati banyak fase sebelum akhirnya mendapat pencapaian tertinggi di Olimpiade. Untuk itu, PB Jaya Raya akan memberikan kejutan bagi Greysia dan Apriyani sekembalinya ke Indonesia.
"Sudah sejak tahun 90-an yayasan berkomitmen untuk memberikan kenang-kenangan bagi atlet. Kami sadar, atlet ada batas umur dalam kariernya. Kalau soal itu (kejutan), jangan khawatir, ada tanggal mainnya," kata Agus dalam konferensi pers daring, Selasa (3/8).
Agus mengatakan, PB Jaya Raya telah mencapai usia 45 tahun pada Juli lalu dan Yayasan Pembangunan Jaya akan berumur 60 tahun pada September mendatang. Untuk itu, momen medali emas Greysia-Apriyani menjadi kado bagi klub.
"Kita tunggu momen yang tepat untuk lakukan itu (memberi kejutan). Saya dengar, kalau pulang masih harus isolasi mandiri, jadi kita tetap ikuti protokol dan memang ini harus jadi momen yang pantas kita rayakan," kata Agus.
Agus menilai, kemenangan Greysia dan Apri menjadi titik balik semangat Indonesia dalam membangun bulu tangkis. Apalagi, ada pandemi Covid-19 yang membuat perekrutan, pertandingan, bahkan latihan di lapangan sulit dilakukan.
"Kita perlu momen ini untuk membangkitkan kembali dan mengorbankan semangat anak-anak untuk bermain badminton," kata Agus.
Lihat postingan ini di Instagram
Terkait tinta emas yang ditorehkan dua atlet binaannya, Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wigoeno, tak memprediksi keduanya bisa meraih podium tertinggi. Dia mengakui sempat khawatir karena keduanya masuk dalam grup neraka.
"Saya lihat di drawing itu grup neraka karena ketemunya pasangan Jepang yang kuat. Terbukti, ketika bertemu di gim ketiga menang tipis di set pertama, kalah jauh di set kedua, kebayang kalau set pertama kalah itu bisa berbahaya," kata Imelda dalam konferensi pers daring, Selasa (3/8).
Beruntung, Greysia dan Apri dapat menyapu bersih babak grup dengan kemenangan beruntun menghadapi wakil Malaysia, Britania Raya, dan Jepang. Di babak perempat final dan semifinal pun Greysia dan Apri harus menghadapi kesulitan melawan Cina dan Korea.
"Pemain Korea dan Cina ini kuat-kuat, tapi saya tidak mengecilkan pemain saya karena di Olimpiade banyak hal yang tidak dapat diprediksi, bahkan Kento Momota (tunggal putra Jepang) dan Kevin-Gideon (ganda putra Indonesia) saja kalah di awal-awal," kata Imelda.
Imelda terus memantau perkembangan pemainnya dan rutin berkomunikasi dengan keduanya. Dia memberikan pesan kepada Greysia dan Apriyani untuk tetap berjuang hingga detik akhir.
"Saya bilang pada mereka semua bisa terjadi, yang penting jangan menyerah, jangan kalah. Kalau terus berjuang, belum kalah, tidak ada yang mustahil," kata Imelda.
republikaonline Tangis Haru Keluarga Pecah saat Apriyani Rebut Emas Olimpiade. ##olimpiadetokyo2020 ##emas ##apriyanirahayu suara asli - Republika
Apresiasi pun diutarakan oleh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) kepada PB Jaya Raya yang selalu berkomitmen mencetak atlet kelas dunia. Komitmen ini dibuktikan dengan atlet binaan seperti Greysia dan Apriyani yang meraih emas di nomor ganda campuran Olimpiade Tokyo.
Humas PBSI, Broto Happy, menyebut, dari delapan medali emas Olimpiade yang pernah diraih Indonesia, empat di antaranya berasal dari atlet binaan PB Jaya Raya. Tentu, prestasi tersebut tidak hanya membuat Indonesia bangga, tapi juga PB Jaya Raya.
"Ucapan selamat bagi Jaya Raya atas keberhasilannya meraih medali emas Olimpiade untuk menambah daftar emas Indonesia," kata Broto dalam kesempatan sama.
"Dari delapan emas yang dimiliki Indonesia, empat dari PB Jaya Raya, salut untuk Jaya Raya," kata Broto menambahkan.
Selain Greysia-Apri, ada pasangan Markis Kido-Hendra Setiawan yang juga binaan PB Jaya Raya pada Olimpiade Beijing 2008. Dua lainnya adalah Susy Susanti di Olimpiade Barcelona 1992 serta Rony Gunawan- Candra Wijaya pada Olimpiade Sydney 2000.
Sementara itu, Broto memberikan kabar terbaru bahwa Greysia Polii dan Apriyani Rahayu akan kembali ke Indonesia pada Rabu (4/8) malam. Namun, regulasi protokol kesehatan membuat keduanya akan menjalani karantina.
"Mereka akan disambut (di bandara) kemudian menjalani karantina selama tujuh hari. Kalau lima tahun lalu ada arak-arakan, tapi karena pandemic, ini susah dilakukan, kita berharap semangat yang dikobarkan Greysia dan Apri membuat kita lebih semangat untuk pulih dari pandemi," kata Broto.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.