Ekonomi
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,5 Triliun
Tren pertumbuhan dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Mandiri.
JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraup laba bersih sebesar Rp 12,5 triliun pada kuartal II 2021. Capaian laba bersih bank pelat merah itu tumbuh 21,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pertumbuhan laba bersih ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50 persen secara tahunan menjadi Rp 35,16 triliun. Termasuk, pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27 persen secara tahunan menjadi Rp 15,94 triliun.
"Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” kata Darmawan saat konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (29/7).
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), secara konsolidasi tumbuh 19,73 persen secara tahunan menjadi Rp 1.169,2 triliun, dengan komposisi dana murah sebesar 68,49 persen atau mencapai Rp 800,8 triliun. Hal ini didorong pertumbuhan giro atau bank only sebesar 40,9 persen YoY.
Tren pertumbuhan dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Mandiri secara tear to date menjadi 1,71 persen turun dari level 2,53 persen pada akhir tahun lalu.
Menurut Darmawan, kenaikan DPK secara signifikan berkontribusi kepada pembentukan aset Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.580,5 triliun atau meningkat 16,26 persen secara tahunan.
“Pencapaian kinerja positif Bank Mandiri pada kuartal II 2021 menunjukkan geliat pertumbuhan mulai terjadi. Kami tentunya secara berkala akan memantau kondisi perekonomian, termasuk menggali potensi-potensi bisnis untuk menunjang pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan,” ujar Darmawan.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal II 2021, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 1.014,3 triliun. Realisasi tersebut tumbuh 16,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddiq mengatakan, pertumbuhan kredit ditopang segmen wholesale banking yang tumbuh 7,13 persen secara tahunan menjadi Rp 534,2 triliun. Selanjutnya, pembiayaan ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) naik 20,1 persen secara tahunan menjadi Rp 98,3 triliun.
“Penyaluran kredit tersebut dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat, sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik dengan rasio non-performing loan (NPL) gross sebesar 3,08 persen atau turun 21 bps dari triwulan dua tahun lalu,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, capaian ini juga diikuti dengan inisiatif untuk membentuk coverage ratio level yang konservatif kisaran 221,87 persen atau meningkat 26,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, Ahmad mengatakan, saat ini merupakan periode yang sangat berat bagi dunia usaha sehingga dibutuhkan komitmen kolektif dan kolaborasi dari seluruh stakeholder ekonomi, termasuk para pelaku usaha agar bisa bertahan dari badai pandemi.
Tercatat Bank Mandiri menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 19,68 triliun pada akhir paruh pertama tahun ini atau 63,5 persen dari target 2021, dengan jumlah penerima lebih dari 200 ribu debitur UMKM dengan kualitas yang terjaga baik.
Kemudian, program restrukturisasi kredit terdampak pandemi, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi kepada lebih dari 548 ribu debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp 126,5 triliun. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp 96,5 triliun atau 62 persen dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM.
Untuk menjaga daya tahan ekonomi masyarakat, Bank Mandiri juga berperan sebagai agent of development dengan melaksanakan program pemerintah berupa bantuan sosial secara nasional melalui pemanfaatan agen bank untuk meneruskan bantuan tersebut kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
Adapun total bansos sebesar Rp 6,61 triliun telah disalurkan Bank Mandiri kepada 5,9 juta KPM hingga Juni 2021, baik melalui program keluarga harapan (PKH) maupun program sembako dengan melibatkan lebih dari 149 ribu agen Bank Mandiri.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.