Tajuk
Menggapai Prestasi
Selain berjuang menggapai prestasi puncak, mereka berupaya menghindari Covid-19.
Perjuangan atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo, Jepang membuahkan hasil. Hingga Ahad (25/7), Indonesia berhasil menghimpun satu medali perak dan satu medali perunggu. Masing-masing dari atlet angkat besi Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Aisah.
Eko turun di kelas 61 kilogram putra, kalah dari lifter Cina, Li Fabin, di Tokyo International Forum, Ahad siang WIB. Li menjadi juara dengan total angkatan 313 kg. Sedangkan total angkatan Eko 302 kg. Perinciannya, dari snatch 137 kg lalu clean and jerk 165 kg.
Sehari sebelumnya, Sabtu (24/7), Windy menorehkan prestasi menggagumkan pula. Lifter 19 tahun itu meraih medali perunggu dengan total angkatan mencapai 194 kg. Atlet Cina, Hou Zhihui, mendapatkan emas dengan total angkatan 210 kg.
Atlet lainnya, seperti di cabang bulutangkis juga sedang berjuang melewati lawan-lawan yang tentu berat. Butuh kerja keras dan semangat untuk menapaki babak-babak berikutnya hingga mencapai final dari turnamen internasional ini.
Butuh kerja keras dan semangat untuk menapaki babak-babak berikutnya hingga mencapai final dari turnamen internasional ini.
Indonesia mengirimkan 28 atlet ke Olimpiade Tokyo yang dibuka pada Jumat (23/7) dan berlangsung hingga 8 Agustus mendatang. Tentu raihan prestasi yang dihimpun hingga kemarin menjadi kado baik bagi Indonesia.
Semoga, hal tersebut menjelma sebagai kegembiraan di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai juga. Tak hanya di Indonesia, juga di Jepang yang menjadi tuan rumah Olimpiade serta negara-negara lainnya.
Kini setiap negara masih mesti berjuang dengan kadar tantangan masing-masing untuk mengatasi pandemi. Bahkan penyelenggaraan Olimpiade ini berlangsung di tengah pandemi. Selain berjuang mencapai prestasi puncak, mereka berupaya menghindari Covid-19.
Tentu, tak hanya optimisme yang dibutuhkan dalam mengatasi pandemi tetapi strategi serta peta jalan yang bagus. Layaknya, dalam olahraga, optimisme dan strategi mumpuni menjadi syarat menggapai titik tertinggi.
Tentu, tak hanya optimisme yang dibutuhkan dalam mengatasi pandemi tetapi strategi serta peta jalan yang bagus.
Dalam konteks ini pula, Sabtu (24/7), anggota IOC yang juga Menteri BUMN Erick Thohir meminta masyarakat, selain mendoakan dan memberikan dukungan moral agar tradisi medali Olimpiade tetap tertahan, juga memasang bendera merah putih.
Ia menuturkan, simbol bendera kebanggaan nasional itu penting dalam konteks terkini yakni ketika menghadapai pandemi. Ia mengajak seluruh elemen bangsa berjuang bersama. Jangan bendera putih, yang berarti menyerah dan membuat kita terpecah belah.
Kita, kata Erick, harus bersatu sehingga merah putih terus berkibar. Maka, di Olimpiade para atlet berjuang tiada henti, mengucurkan peluh untuk mempersembahkan prestasi tertinggi, setiap negara dengan seluruh sumber daya juga bergerak mengatasi pandemi.
Termasuk, Indonesia, tentu dituntut pula terus berjuang dengan strategi yang jelas dan mumpuni mengatasi pandemi. Konsistensi kebijakan, seperti konsistensi para atlet menapak perjuangan dalam mengalahkan lawan-lawannya, sangat dibutuhkan.
Dengan demikian, seperti perjuangan para atlet Olimpiade yang membuahkan prestasi membanggakan, semoga segala upaya Indonesia mengatasi pandemi juga pada akhirnya mencapai hasil yang melegakan, bagi seluruh rakyat Indonesia. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.