Perencanaan
Pencegahan Sederhana Covid-19
Masyarakat harus perketat protokol kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh mencegah Covid-19.
OLEH DESY SUSILAWATI
Angka kasus Covid-19 semakin tinggi dan masyarakat makin gencar untuk menjalani vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan (prokes). Upaya meningkatkan kekebalan tubuh pun dilakukan dengan mengonsumsi suplemen dan terus menjalankan hidup sehat.
Saat ini, tengah booming dalam penggunaan obat antivirus, termasuk obat yang diklaim dapat mengatasi Covid-19, yaitu Ivermectin. Menurut Chief Medical Officer Front Line Covid-19 Critical Care Alliance (FLCCC) Dr Pierre Kory, ada bukti nyata secara kuantitatif ataupun kualitatif atas kemanjuran ivermectin dalam melawan Covid-19.
“Kami sudah memiliki data yang sangat banyak. Saatnya sekarang untuk dunia menggunakan ivermectin secara massal demi segera mengatasi pandemi Covid-19," jelas dia dalam acara konferensi pers Ivermectin, dua pekan lalu.
Obat Ivermectin banyak digunakan selama 40 tahun ini sebagai obat antiparasitik dan masuk menjadi salah satu obat dalam daftar obat esensial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penelitian pada 2012 menemukan Ivermectin juga bisa menghalangi virus Zika, Dengue, West Nile, Influenza, HIV, dan lainnya. Tiga tahun berikutnya, penemuan Ivermectin dianugerahkan Nobel Prize.
Berbagai penelitian menyebutkan, Ivermectin efektif sebagai obat pencegahan ataupun penyembuhan penyakit Covid-19. Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Ivermectin di Indonesia dr Budhi Antariksa PhD SpP (K) menjelaskan, obat ini disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat (AS) untuk obat oral antiparasit atau cacing untuk manusia dan aktivitas antivirus.
"Ivermectin mencegah transmisi dan berkembangnya Covid-19 pada pasien yang terinfeksi," kata Budhi. Ivermectin mempercepat penyembuhan dan mencegah perburukan pasien Covid-19 gejala ringan dan sedang. Ivermectin mencegah masuk ICU dan kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat. "Ivermectin mencegah kematian pada pasien Covid-19 yang kritis."
Sementara itu, Communication Director PT Harsen Laboratories Iskandar Purnomohadi menjelaskan, Ivermectin dalam bentuk produk Ivermax 12 dipercaya sebagai obat yang efektif melawan Covid-19. "Dalam rangka riset yang kami lakukan sebelum memproduksi Ivermectin menunjukkan potensi besar sebagai obat untuk melawan Covid-19 di Indonesia karena populer digunakan sebab aman dan murah."
Di sisi lain, masyarakat juga perlu memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes) dan meningkatkan daya tahan tubuhnya. Berdasarkan peta sebaran Satuan Gugus Tugas Covid-19, terjadi peningkatan kasus harian dari 4.608 kasus pada awal Idul Fitri, menjadi 20.694 kasus pada 28 Juni 2021 atau meningkat 449 persen.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr (Cand) dr Inggrid Tania MSi (Herbal) dalam kegiatan webinar soal imunitas mengingatkan agar masyarakat terus waspada. "Masyarakat tidak boleh lengah. Upaya untuk memperkuat imunitas sebenarnya sederhana, yaitu konsumsi makanan gizi seimbang, tidur yang cukup, olahraga teratur, dan kelola stres," paparnya.
Inggrid memaparkan, mengonsumsi formula herbal, seperti habbatussauda, meniran, dan jahe bisa menjadi alternatif dalam memelihara dan meningkatkan imun tubuh. Habbatussauda kaya akan karbohidrat, protein, lemak, serta aneka vitamin. Jintan hitam ini termasuk dalam kelompok imunostimulan fitogenik untuk membentuk dan memperkuat kekebalan tubuh.
Kandungan herbal ini diformulasikan dalam produk Antangin Habbatussauda untuk mendukung imunitas masyarakat di tengah pandemi Covid 19. Formulasinya adalah dari herbal habbatussauda, meniran, dan jahe berfungsi memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengatasi masuk angin.
Chief Business Development and R&D PT Deltomed Laboratories apt Drs Victor S Ringoringo SE MSc mengatakan, Antangin Habbatussauda lahir untuk mendukung kesehatan dan daya tahan tubuh yang diperlukan di saat pandemi seperti sekarang ini. "Antangin Habbatussauda telah mendapatkan Izin Edar dari Badan POM, serta sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia yang aman dikonsumsi anak usia 6 sampai 12 tahun, dewasa maupun lansia,” katanya.
Hadirkan kebersihan sehari-hari
Fenomena Hallyu atau demam Korea sudah mengglobal beberapa tahun ini. Bahkan, Indonesia ada di urutan kedua di dunia terkait Hallyu atau demam Korea, tepat setelah Korea Selatan. Berbagai segmen dari tren ini mendapatkan antusiasme yang begitu besar, mulai dari K-Drama, K-Pop, K-Food, K-Beauty, hingga K-Fashion.
Karena itu, Wings Group kembali meluncurkan inovasinya, SoKlin Experience Korean Camellia, pada rangkaian produk SoKlin Softergent, SoKlin Liquid detergent, dan pelicin pakaian SoKlin Rapika. Inovasi ini menghadirkan sensasi keharuman bunga Camellia khas Pulau Jeju dalam pakaian sehari-hari.
“Kami meluncurkan rangkaian produk Korean series pertama di Indonesia untuk fabric care, yaitu SoKlin Experience Korean Camellia, sebagai bentuk jawaban atas kecintaan sekelompok besar masyarakat Indonesia terhadap tren Korea," tutur Joanna Elizabeth Samuel, Marketing Manager Fabric Care Wings Group, dalam keterangan pers yang diterima Republika.
Produk tersebut diinspirasi oleh keindahan, kesegaran, serta keharuman mewah dan elegan milik bunga Camellia yang tumbuh di Bukit Camellia, Pulau Jeju. Wangi tersebut diproduksi dengan menggunakan Lively-Scent Technology, yaitu ekstrak bunga di saat keharuman puncaknya.
Perfume expert dari Firmenich Alina juga menjelaskan, aroma SoKlin Experience Korean Camellia lebih alami dan terkesan mewah. “Bunga Camellia ini merupakan salah satu bunga favorit fashion designer dunia Coco Chanel,” tutur Alina.
Dari survei emoti360 yang dilakukan oleh Firmenich tahun 2020, bunga Camellia membangkitkan perasaan bahagia, santai, dan menyegarkan di kalangan wanita Indonesia. Aroma ini mencerminkan SoKlin yang terkenal dalam kebersihan dan kesegaran pada produk perawatan pakaian.
Dalam inspirasi tersebut, produk ini, kata Alina, menerapkan Lively-Scent Technology yang ramah lingkungan yang tidak merusak bunga dan tumbuhan, sekaligus melestarikan alam. Semuanya diwujudkan dalam produk untuk menjamin kebersihan pakaiannya.
Sementara itu, selain kebersihan pakaian, kebersihan tangan penting sekali dalam penerapan protokol kesehatan (prokes). Menjaga higienitas dengan ketat jadi kebutuhan. Itulah yang membuat hand sanitizer banyak digunakan walaupun sifatnya hanya alternatif jika tak ditemukan sabun dan air untuk mencuci tangan.
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr Kardiana Purnama Dewi SpKK mengatakan, mencuci tangan selama 20 detik dengan air mengalir dan sabun adalah cara terefektif untuk membunuh virus Covid 19. “Ketika fasilitas air bersih sulit ditemukan, penggunaan hand sanitizer cukup efektif untuk proteksi diri,” ujar Kardiana, sebulan lalu.
Sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kadar alkohol dalam sanitizer minimum 60 persen agar efektif membasmi kuman dan virus. Sedangkan, jika kandungan alkoholnya tinggi, justru berpotensi merusak sel kulit dalam jangka panjang.
Pada produk Marina, yaitu Marina Natural Anti-Bacterial Hand Sanitizer, kandungan alkoholnya sebesar 73 persen dengan formulasi pelembap dari minyak ekaliptus dan aloe vera dengan sertifikasi halal. GM Communication and Content Marina Melani D Astuti mengatakan, Marina meluncurkan Marina Natural Hygiene Series untuk higienitas diri sekaligus mencegah iritasi. "Kami senantiasa dekat dengan keseharian seluruh perempuan Indonesia, terutama untuk mengadopsi gaya hidup cerdas, aktif, dan higienis di tengah pandemi.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.