Ekonomi
Di Tengah Pandemi, Bank Optimalkan Digital Banking
Layanan digital banking sangat membantu nasabah di tengah pandemi Covid-19
JAKARTA — Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perbankan berupaya mengoptimalkan layanan digital banking saat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Layanan transaksi digital banking bank-bank BUMN tumbuh signifikan.
“Semester pertama tahun ini, transaksi layanan digital dengan devicebank, anjungan tunai mandiri (ATM), dan electronic data capture (EDC) di merchant, secara tahunan relatif stabil,” kata SeniorVice President Transaction Banking Retail Sales PT Bank Mandiri(Persero) Tbk Thomas Wahyudi kepada Republika di Jakarta, Ahad (11/7).
Thomas mengatakan, transaksi e-money secara tahunan tumbuh 25 persen dari 400 juta transaksi tahun lalu menjadi sekitar 500 juta transaksi pada semester pertama tahun ini. Ia menambahkan, transaksi layanan digital yang internet basis, Livin’ by Mandiri dan Mandiri internet business juga naik 60 persen atau lebih dari 450 jutaantransaksi pada tahun ini.
Menurut Thomas, naiknya transaksi digital banking karena banyak faktor, antara lain penetrasi internet, masyarakat yang semakin digital savvy, dan perubahan pola hidup masyarakat yang diakibatkan pandemi lebih dari satu tahun belakangan.
Thomas menyebutkan, total transaksi electronic channel Bank Mandiri, secara frekuensi mencapai 1,6 miliar transaksi pada semester I 2021. Angka itu naik 15 persen secara tahunan dan secara volume mencapai Rp 1.800 triliun atau naik lebih dari 20 persen secara tahunan.
Melihat naiknya tren transaksi digital, Thomas mengatakan, Bank Mandiri berupaya mendorong transaksi modern digital banking seiring perubahan perilaku konsumen yang beralih ke transaksi digital. Dia mengatakan, Bank Mandiri akan terus melengkapi fitur layanan maupun berbagai program promosi bagi nasabah bank pelat merah tersebut.
Bank BUMN lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga mengoptimalkan layanan digitalnya. BRI mengimbau nasabahnya bertransaksi secara cashless dan melakukan berbagai macam transaksi perbankan secara digital lewat internet banking BRI.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, BRI mose bagai Super Apps BRI, volume transaksinya tumbuh 660,5 persen secara tahunan pada tahun lalu. Ia menyampaikan, pertumbuhan volume transaksi secara signifikan sebesar 516 persen secara tahunan pada kuartal I2021.
Aestika melihat tren beralihnya pola transaksi masyarakat selama pandemi tersebut, maka selama PPKM Darurat yang semakin membatasi mobilitas masyarakat kali ini. Diproyeksikan membuat transaksi digital banking BRI juga akan semakin meningkat.
"Selain BRImo, BRI juga terus melakukan pengembangan terhadap layanan digital banking lainnya seperti digital saving, maupun digitalloan secara terus menerus,” ujar Aestika kepada Republika.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengoptimalkan layanan digital banking, seperti mobile banking, internet banking, dan ATM. Perseroan meningkatkan kapasitas dan fitur dari mobile banking BTN agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh nasabah terlebih saat pemberlakukan PPKM darurat.
“Transaksi lewat e-channel seperti mobile banking semakin diminati nasabah. Hal ini dibuktikan dengan total transaksi perbankan tahun lalu yang mencapai lebih dari 200 juta transaksi, 96 persennya dilakukan melalui e-channel, salah satunya mobile banking,” kata Direktur IT Operation and Digital Banking BTN, Andi Nirwoto.
Andi mengatakan, khusus mobile banking BTN yang tahun lalu telah dipoles ulang. BTN mencatat penambahan pengguna baru sebanyak 1,63 juta pengguna per Mei 2021 atau naik 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,29 juta pengguna.
Menurut Andi, kenaikan ini seiring peningkatan pengguna mobile banking. Dia menyebutkan, jumlah transaksi pun melonjak 53 persen menjadi 54 juta transaksi pada Mei 2021, padahal pada Mei 2020 hanya35,8 juta transaksi.
“Jumlah transaksi mobile banking mayoritas transaksi top up dompet digital seperti LinkAja, OVO, dan Gopay, selain transaksi pembayaran layanan telekomunikasi,” ujar Andi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.