Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac kepada warga di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Jumat (9/7/2021). Vaksinasi sebagai ikhtiar untuk membentuk kekebalan kelompok terus dikebut guna melawan penyebaran virus Covid. | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

Vaksinasi Terus Dikebut

Vaksin Moderna bisa segera didistribusikan dan dimanfaatkan masyarakat.

JAKARTA -- Laju vaksinasi Covid-19 terus dipercepat demi memberikan perlindungan kepada masyarakat dan terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok. Percepatan dilakukan dengan memperluas layanan vaksinasi. Stok vaksin juga terus ditambah, baik melalui produksi maupun melalui bantuan internasional.

Pada akhir Juni lalu, jumlah vaksinasi harian akhirnya menembus rekor satu juta dosis per hari. Meski jumlahnya masih naik turun, laju vaksinasi cenderung meningkat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, 10 juta suntikan vaksin pertama dicapai dalam waktu delapan pekan. Namun saat ini, 10 juta suntikan tercapai dalam kurun waktu 12 hari.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menargetkan agar vaksinasi bisa mencapai dua juta dosis per hari pada Agustus.  Untuk mempercepat vaksinasi, pemerintah pemerintah memperluas layanan vaksinasi dengan menggandeng berbagai lembaga, seperti TNI dan Polri. Perbankan bahkan turut menggelar sentra vaksinasi bagi masyarakat umum.

Budi optimistis pemerintah bisa terus mempercepat laju vaksinasi seiring bertambahnya stok vaksin. Pada Ahad (11/7), Indonesia menerima bantuan tiga juta dosis vaksin jadi produksi Moderna yang dikirim Pemerintah Amerika Serikat (AS).  "Dengan datangnya Moderna, kita bisa percepat suntikan ini (jumlah vaksinasi)," kata Budi dalam konferensi pers, Ahad (11/7).

Menurut Budi, vaksin Moderna yang berbasis mRNA sudah terbukti memiliki keampuhan atau efikasi tinggi untuk menekan laju penularan Covid-19 di AS. Rencananya, selain untuk diberikan kepada masyarakat umum, vaksin Moderna akan diberikan sebagai suntikan ketiga bagi tenaga kesehatan (nakes).

"Nakes mengalami tekanan yang luar biasa, terutama di gelombang kedua dari penularan pandemi ini. Sehingga kami ingin memastikan mereka terlindungi secara maksimal," kata Budi.

Hingga Sabtu (10/7), sudah 52 juta suntikan vaksin Covid-19 diberikan kepada masyarakat. Sebanyak 38 juta di antaranya adalah suntikan dosis pertama. Dengan demikian, sudah ada 20 persen warga dari total target populasi vaksin sebesar 181,5 juta orang yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama.

Indonesia sejauh ini sudah menerima sekitar 122 juta dosis vaksin. Budi mengatakan, Indonesia dijadwalkan menerima sekitar 290 juta dosis lagi sepanjang semester II 2021. "Akan ada lebih dari 290 juta dosis yang datang yang harus kita suntikkan dalam enam bulan. Jadi laju penyuntikannya akan jauh lebih cepat," kata Budi.

photo
Suasana vaksinasi keliling di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Jumat (9/7/2021). Pemprov DKI Jakarta menggelar pelayanan vaksinasi Covid-19 keliling untuk warga guna memenuhi target 7,5 juta penduduk di Jakarta telah divaksin hingga akhir Agustus. Vaksinasi sebagai ikhtiar untuk membentuk kekebalan kelompok terus dikebut guna melawan penyebaran virus Covid. - (Republika/Thoudy Badai)

Menurut Budi, saat ini ada dua provinsi yang cukup cepat laju vaksinasinya, yaitu Provinsi Bali dan DKI Jakarta. Cakupan vaksinasi dosis pertama di kedua provinsi tersebut telah mencapai lebih dari 50 persen penduduk. Cakupan vaksinasi dosis pertama di Bali bahkan sudah di atas 70 persen.

Terkait bantuan vaksin Moderna, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan AS bermomitmen memberikan sebanyak 4 juta dosis. “Atas nama Pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan terhadap Pemerintah AS yang telah berbagi dosis vaksin kepada Indonesia melalui fasilitas Covax,” kata Retno.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Ia mengatakan, vaksin Moderna telah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2 Juli 2021. Artinya, vaksin Moderna bisa segera didistribusikan dan dimanfaatkan masyarakat.

Produksi

Untuk mendukung percepatan vaksinasi, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong Biofarma meningkatkan produksi vaksin. Menurut Erick, produksi vaksin saat ini mencapai lebih dari 20 juta dosis per bulan dari sebelumnya 12 juta dosis. Erick ingin Bio Farma menaikkan produksi hingga dua kali lipat, yakni menjadi 40 juta dosis per hari.

Seperti diketahui, jumlah kematian akibat Covid-19 terus meningkat setiap harinya dan mencapai angka kematian 1.040 pada 7 Juli. Oleh karena itu, percepatan vaksinasi jadi kunci menyelamatkan banyak nyawa. Hal tersebut disampaikan Erick saat meninjau kantor Biofarma di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/7).

Ia ingin memastikan kelancaran proses akhir beberapa vaksin Covid-19, baik berupa bahan baku (bulk) dan vaksin jadi, yang telah didatangkan dari sejumlah negara. "Di tengah situasi pandemi yang meningkat, saya dukung agar produksinya ditingkatkan semaksimal mungkin supaya distribusi vaksin lebih cepat, terutama untuk provinsi yang berstatus zona merah," kata Erick.

Berdasarkan data yang terpampang pada dashboard distribusi Biofarma pada Sabtu lalu, dari target pengiriman 73.730.600 dosis, yang sudah terkirim mencapai 62.538.900 dosis ke seluruh Indonesia melalui 883 delivery order (DO). Saat ini, masih terdapat 16,5 juta dosis alokasi yang masih dalam proses keluarnya lot release dari Badan POM.

photo
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melihat proses penyuntikan vaksin Covid-19 saat kunjungan kerja di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Sabtu (10/7/2021). Vaksinasi sebagai ikhtiar untuk membentuk kekebalan kelompok terus dikebut guna melawan penyebaran virus Covid. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Khusus di tiga provinsi di Pulau Jawa yang belakangan terjadi peningkatan jumlah pasien positif Covid-19, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, jumlah vaksin yang dikirim sudah melebihi rencana alokasi. "Oleh karenanya, demi membanjiri provinsi yang masih berstatus zona merah, saya meminta Biofarma agar terjadi percepatan pula dalam distribusi. Vaksinasi masih menjadi salah satu penangkal utama di tengah pandemi ini," ucap Erick. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat