Kabar Utama
‘Permintaan Oksigen Pesat Sekali, Tiga Kali Lipat’
Erick Thohir mendorong industri oksigen untuk melakukan konversi oksigen dari industri ke sektor medis.
BANDUNG -- Kebutuhan oksigen di berbagai daerah terus meningkat seiring melonjaknya kasus Covid-19. Produsen pun harus bekerja ekstra untuk memenuhi tingginya permintaan.
Di Kota Bandung, Jawa Barat, permintaan oksigen selama satu pekan terakhir dilaporan melonjak signifikan. Sejumlah upaya dan strategi terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit dan untuk masyarakat.
"Sejauh ini, kendalanya karena permintaan meningkat pesat sekali, hampir tiga kali lipat," kata Area Manager Bandung, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Subang Samator Grup, Chandra Sobekti, Rabu (7/7).
Ia menuturkan, satu pekan terakhir pihaknya mengirimkan oksigen sebanyak 1.100 tabung ukuran 6 meter kubik per hari untuk 24 rumah sakit di Bandung. Sebelum pandemi Covid-19, penyaluran oksigen per hari hanya pada angka 200 hingga 250 tabung.
Sejauh ini, ungkapnya, penyaluran oksigen ke rumah sakit berjalan lancar. Tabung-tabung oksigen dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit untuk 1,5 hari. Saat ini, pihaknya menyalurkan seluruh produksi tabung oksigen ke rumah sakit. "Sejauh ini rumah sakit rekanan kami bisa (memenuhi permintaan)," ujarnya.
Namun, para pegawai kini relatif keteteran akibat permintaan yang banyak. Mereka biasanya bekerja dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Namun, kini sif kerja bisa sampai pukul 02.00 WIB.
Selain menyalurkan tabung oksigen, Chandra mengatakan pihaknya juga mengirimkan oksigen dengan wadah tanki ke beberapa rumah sakit di Bandung.
Ia mengeklaim, tidak terdapat kenaikan harga untuk oksigen ukuran tabung 6 meter kubik, harganya berkisar antara Rp 40 ribu hingga Rp 70 ribu. Pihaknya memperoleh bahan baku oksigen dari perusahaan di wilayah Cibitung, Bekasi.
Ia khawatir ke depan pihaknya tidak bisa memenuhi jumlah permintaan jika kasus Covid-19 tak bisa ditekan. "Contohnya kapasitas produksi 500, pemakaian 490, berarti mepet. Kalau Covid-19 meningkat terus, akan kekurangan," katanya.
View this post on Instagram
Wali Kota Bandung, Oded M Danial, mengeklaim kebutuhan oksigen di rumah sakit di Bandung sudah dapat terpenuhi. Ia pun menyebut tidak terdapat permasalahan terkait pendistribusian oksigen saat ini. "Insya Allah, aman ke depan. Semua mitra rumah sakit yang ada di Bandung semuanya sudah terpenuhi," ujar Oded.
Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pemerintah kabupaten setempat menyatakan ketersediaan oksigen untuk perawatan pasien Covid-19 saat ini sangat terbatas. Pasokan oksigen masih tak sebanding dengan kebutuhan. Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, kebutuhan oksigen di seluruh wilayahnya diperkirakan mencapai 500 tabung per hari.
Sementara, pasokan per hari hanya sekitar 400 tabung per hari. "Kondisi oksigen di Garut sangat terbatas. Kalau satu hari ada keterlambatan pengiriman, oksigen akan kolaps," kata dia, Selasa (6/7).
Ia menilai, penyebab sulitnya oksigen adalah ketersediaan di hulu sudah terbatas. Selain itu, harga oksigen disebut meningkat 50 persen. Di sisi lain, pasien Covid-19 yang butuh penanganan dengan oksigen juga terus bertambah.
Kendati demikian, menurut dia, Kementerian Perindustrian telah berkomitmen untuk memenuhi pasokan oksigen. "Kita sudah dapat komitmen dari Menteri Perindustrian bahwa oksigen itu akan ada," ujar dia.
Sebelumnya, Direktur RSUD dr Slamet Kabupaten Garut, Husodo Dewo Adi, mengatakan, ketersediaan oksigen untuk pasien Covid-19 yang dirawat masih aman hingga dua pekan ke depan. Pihaknya juga telah meminta distributor untuk terus memasok oksigen ke RSUD dr Slamet.
Di wilayah Jawa Barat lainnya, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya memastikan pasokan oksigen untuk sejumlah rumah sakit masih lancar. Para distributor oksigen juga diminta memprioritaskan pengiriman oksigen ke rumah sakit.
Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, mengatakan, pihaknya sudah memantau langsung ke sejumlah distributor oksigen. "Para distributor juga telah siap memprioritaskan kebutugan oksigen di rumah sakit. Mereka juga siap siaga 24 jam," kata dia, Rabu (7/7).
Sebelumnya, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Purwaningsari, mengatakan, ketersediaan oksigen di seluruh faskes di Kota Tasikmalaya mencapai 7.838.095 liter. Sementara, kebutuhan oksigen per harinya mencapai 1.854.115 liter untuk pasien Covid-19 dan 424.345 liter untuk pasien non-Covid-19.
Untuk memastikan ketersediaan oksigen, para kepala daerah melakukan inspeksi ke agen dan distributror. Hal itu seperti yang dilakukan Wali Kota Salatiga, Jawa Tengah, Yuliyanto, pada Rabu (7/7). Ada dua agen penyalur besar yang dikunjungi, yaitu Duta Tehnik yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, dan Multi Abadi Gas, di Jalan Veteran, Kota Salatiga.
“Saat ini, permintaan oksigen tabung cukup tinggi karena kebutuhannya juga terus meningkat, termasuk di Kota Salatiga. Makanya, kami ingin memastikan kebutuhan oksigen tersebut dapat tertangani dengan baik,” ujarnya menjelaskan.
Berdasarkan sidak yang dilakukan, ia menyebut para agen menyalurkan oksigen sebagian besar untuk kebutuhan rumah sakit ataupun faskes. Selebihnya, agen menyalurkan bagi kebutuhan usaha, seperti bengkel las dan kebutuhan perseorangan. "Rata-rata peningkatan permintaan oksigen di atas 30 persen," katanya.
Pengelola Agen Oksigen Duta Tehnik Salatiga, Adam, mengaku masih memiliki stok oksigen sebanyak 3.000 tabung. Ia mengatakan, permintaan oksigen saat ini mencapai 50 tabung per hari. “Meningkat sekitar 30 persen dari permintaan normal kebutuhan masyarakat ,” ujarnya.
Konversi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, ia mendorong industri oksigen untuk melakukan konversi oksigen dari industri ke sektor medis. Hal ini tak lepas dari peningkatan kebutuhan oksigen dalam penanganan kasus Covid-19.
Erick menyampaikan itu saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Unit Induk Pusat Pengaturan Beban (UIP2B) PLN di Gandul, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (6/7) malam. "Karena kondisi hari ini sudah naik lagi (kasusnya). Jadi, krusial untuk dua pekan kita lihat apakah PPKM Darurat berhasil menekan atau stagnan atau hal-hal yang tidak kita inginkan," ujar Erick.
Erick mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 akan berjalan lurus dengan peningkatan kebutuhan oksigen. Sebagai antisipasi, kata Erick, pemerintah berupaya tetap menjaga ketersediaan oksigen.
Erick juga meminta PLN menjaga pasokan listrik untuk operasional industri oksigen. "Kemungkinan orang masuk rumah sakit lebih banyak, maka kebutuhan oksigen juga lebih banyak. Karena itu, kita harus pastikan bagaimana listrik ini lancar supaya rumah sakit tetap beroperasi dan yang paling fatal sekarang kebutuhan oksigen," kata Erick.
Erick menilai, ketersediaan oksigen memerlukan kerja sama banyak pihak meski pemerintah sudah menyiapkan peningkatan produksi. Peningkatan itu dilakukan dengan memprioritaskan pengadaan oksigen untuk kebutuhan medis.
"Kita sudah bicara dengan pabrik (industri) oksigen, meminta mulai konversi ke medis, bahkan di BUMN, seperti Krakatau Steel, PGN, sudah bantu-bantu konversi. Mudah-mudahan (prediksi kenaikan kasus) ini salah. Kalau bisa turun dan melandai, tapi antisipasi terhadap risiko harus kita lakukan," ujar Erick.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.