Tajuk
Mengantisipasi Kelangkaan Oksigen
Kelangkaan oksigen menjadi isu serius dalam penanganan Covid-19.
Kelangkaan oksigen menjadi isu serius dalam penanganan Covid-19. Dalam beberapa hari terakhir terjadi kelangkaan oksigen terutama di Pulau Jawa. Rumah sakit kesulitan mendapatkan pasokan oksigen. Masyarakat pun berburu mencari oksigen untuk kebutuhan isolasi mandiri.
Meningkatnya permintaan oksigen seiring dengan makin melonjaknya kasus Covid-19. Selain langkanya oksigen, harga tabungpun melonjak. Kekurangan oksigen bahkan memicu insiden kekerasan terhadap tenaga kesehatan. Seorang tenaga kesehatan mengalami kekerasan karena masyarakat yang main hakim sendiri saat tidak mendapatkan tabung oksigen.
Di tengah terus meningkatnya kasus Covid-19, persoalan pasokan oksigen ini harus menjadi perhatian serius. Apalagi kasus positif Covud-19 menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.
Dua rekor kembali tercapai hari ini terkait penularan Covid-19 di Tanah Air. Pertama, penambahan kasus harian tembus 31.189 orang pada Selasa (6/7). Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Rekor kedua, angka kematian akibat Covid-19 pada hari ini tembus 728 orang. Angka ini juga menjadi yang tertinggi selama ini. Total, ada 61.868 orang meninggal dunia dengan status positif Covid-19.
Di tengah terus meningkatnya kasus Covid-19, persoalan pasokan oksigen ini harus menjadi perhatian serius.
Jumlah kasus aktif Covid-19 juga terus bertambah. Kemarin tercatat ada penambahan kasus positif sampai 14.598 orang, sehingga jumlah kasus aktif mencapai 324.597 orang.
Jika tidak ditangani secara serius, kelangkaan oksigen ini akan menjadi hambatan besar dalam penangulangan Covid-19, khususnya penanganan pasien yang membutuhkan bantuan oksigen.
Sejauh ini pemerintah sudah melakukan upaya-upaya memenuhi kebutuhan oksigen. Polisi terus bergerak untuk menindak mereka yang mengambil untung dengan meningkatnya permintaan oksigen.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Auliansyah Lubis, berjanji untuk menindak pelaku yang ‘bermain-main’ dalam situasi darurat Covid-19. Dia menyoroti kasus penipuan penjualan gas oksigen dan harga jualnya yang melambung tinggi.
Polisi terus bergerak untuk menindak mereka yang mengambil untung dengan meningkatnya permintaan oksigen.
Terkait dengan pasokan oksigen, Menteri BUMN Erick Thohir, mengatakan Pertamina Group akan mengalokasikan infrastrukturnya untuk memperlancar alokasi dan distribusi oksigen melalui Perusahaan Gas Negara.
Sedangkan Pupuk Indonesia Group sudah mengirimkan total 96.73 ton oksigen ke rumah sakit yang ada di Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Kapasitas oksigen milik Krakatau Steel pun segera dialihkan untuk membantu ketersediaan oksigen di rumah sakit.
Pemerintah pun berancang-ancang melaksanakan impor oksigen. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, sudah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian untuk impor oksigen tabung. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memastikan kelancaran impor tabung oksigen dan alat kesehatan (alkes) lainnya.
Menkes menambahkan pemerintah sudah mendapatkan komitmen dari kementerian perindustrian agar konversi oksigen dari industri ke medis diberikan sampai 90 persen atau setara 575 ribu ton demi memenuhi permintaan medis di tengah lonjakan Covid-19. Kebutuhan oksigen itu salah satunya akan dipasok ke rumah sakit di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Rencana impor oksigen tabung memang agak ironi mengingat Indonesia pernah membantu India memasok oksigen saat negara itu dihantam badai tsunami Covid-19 beberapa bulan lalu. Saat itu Kemenperin bersama asosiasi dan pelaku industri menginisiasi pengiriman bantuan berupa oksigen tabung ke India sebanyak 1.400 unit pada tahap pertama dari total 3.500 unit yang akan dikirim.
Rencana impor oksigen tabung memang agak ironi mengingat Indonesia pernah membantu India memasok oksigen saat dihantam tsunami Covid-19.
Jika pada tahap pertama oksigen tabung hasil sumbangan industri gas oksigen serta industri petrokimia dan industri tekstil untuk pengiriman tahap kedua, pembiayaan bantuan tersebut dari APBN.
Tapi apapun langkah harus dilakukan. Bahkan jika impor sekalipun. Yang terpenting saat ini kebutuhan akan oksigen bisa terpenuhi. Kita tak bisa membayangkan jika kelangkaan oksigen terus terjadi, maka tsunami Covid-19 yang merenggut ribuan jiwa seperti di India bisa menimpa Indonesia.
Badai Covid-19 diperkirakan masih belum terakhir. Kita berharap upaya-upaya yang dilakukan dalam menaggulangi kekurangan oksigen akan membantu dalam penanganan pandemi ini.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.