Internasional
Pasukan Afghanistan Lari ke Tajikistan
Taliban mengambil alih sejumlah wilayah yang berbatasan dengan Cina dan Tajikistan.
DUSHANBE – Lebih dari seribu personel keamanan Afghanistan melarikan diri ke perbatasan Tajikistan pada Ahad (4/7). Hal itu terjadi saat kelompok Taliban mulai menguasai wilayah utara Afghanistan pascapenarikan personel tentara Amerika Serikat (AS) dan pasukan asing dari negara tersebut.
Taliban mengambil alih enam distrik utama di provinsi utara Badakhshan yang berbatasan dengan Cina dan Tajikistan. Setelah hal itu terjadi, sebanyak 1.037 prajurit Afghanistan dilaporkan melarikan diri melintasi perbatasan dengan izin Tajikistan.
Seorang pejabat senior Afghanistan mengonfirmasi tentang adanya pasukan yang melarikan diri ke perbatasan Tajikistan. Namun, ia mengeklaim jumlahnya hanya ratusan, tapi tak tahu angka pastinya. “Taliban memotong semua jalan, dan orang-orang ini tidak punya tempat untuk pergi selain menyeberangi perbatasan,” ucapnya pada Senin (5/7).
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon membahas perkembangan tersebut via telepon. Rakhmon menyatakan keprihatinan tentang adanya “penyeberangan paksa” oleh anggota pasukan keamanan Afghanistan.
“Perhatian khusus diberikan kepada eskalasi situasi di wilayah utara Afghanistan yang berdekatan dengan Tajikistan,” kata kantor kepresidenan Tajikistan dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, terdapat ratusan anggota pasukan keamanan Afghanistan yang melarikan diri dari wilayah utara negara. Hal itu sehubungan dengan keagresifan Taliban dalam merebut daerah-daerah di sana. Namun, jumlah pasukan keamanan yang kabur pada Ahad lalu merupakan terbesar yang berhasil dikonfirmasi.
Peristiwa kaburnya lebih dari 1.000 personel Afghanistan ke Tajikistan terjadi dua hari setelah AS secara resmi mengosongkan pangkalan utamanya di negara tersebut. Ini ditandai dengan penyerahan kembali Pangkalan Udara Bagram dari pasukan AS kepada tuan rumah, pasukan Afghanistan.
Pada Februari tahun lalu, AS dan Taliban menyepakati perjanjian damai. Salah satu poin dalam kesepakatan adalah Taliban menghendaki semua pasukan asing, termasuk AS dan sekutu NATO-nya, hengkang dari Afghanistan. Jika hal itu tak dilakukan, mereka enggan memulai negosiasi perdamaian intra-Afghanistan.
AS pun berkomitmen menarik seluruh pasukannya dalam 14 bulan, terhitung sejak perjanjian damai disepakati.
Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menyoroti tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Menurutnya, hal itu menimbulkan beberapa dampak, termasuk terhadap keberadaan pangkalan militer Rusia di Tajikistan.
"Pasukan Amerika ditarik dari Afghanistan. Ini sangat dekat dengan kami. Kami memiliki pangkalan militer di Tajikistan. Bagaimana kami akan membangun hubungan di daerah ini, bagaimana kami akan memastikan keamanan di kawasan ini, itu adalah masalah praktis yang sangat penting," kata Putin saat berbicara di Moskow pada 17 Juni lalu, dikutip laman Anadolu Agency.
Putin mengonfirmasi bahwa isu itu menjadi salah satu topik pembicaraannya dengan Presiden AS Joe Biden di Jenewa, Swiss, 16 Juni lalu. Pada pertengahan Juni lalu, perundingan damai antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban dilanjutkan di Doha, Qatar. Itu menjadi pertemuan perdana sejak pembicaraan terhenti April lalu.
Terhentinya perundingan damai Afghanistan pada April lalu terjadi karena Taliban menolak berpartisipasi dalam pertemuan puncak yang membahas masa depan Afghanistan. Kegiatan itu digelar di Turki.
Konflik Afghanistan dengan Taliban telah berlangsung selama dua dekade, yakni sejak 2001. Peperangan tersebut diperkirakan telah memakan setidaknya 47.600 korban jiwa.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.