Nasional
IDI dan PPNI tak Miliki Data Nakes Reinfeksi
Ratusan tenaga kesehatan terus tertular Covid-19
JAKARTA – Tenaga kesehatan (nakes) yang terinfeksi Covid-19 terus bertambah setiap hari di tengah lonjakan kasus dalam dua pekan terakhir. Beberapa di antaranya diketahui mengalami reinfeksi atau infeksi ulang meski telah mendapat dua dosis vaksin Covid-19.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengaku tak memiliki data tenaga kesehatan (nakes) yang terinfeksi ulang. “Belum ada datanya, hubungan antara terkonfirmasi dengan vaksin,” kata Ketua PPNI Harif Fadhilah saat dihubungi Republika, Jumat (2/7).
Hal yang sama juga dikatakan Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban. Dia menyatakan hingga saat ini ia tak memegang data nakes, khususnya dokter, yang mengalami reinfeksi.
Zubairi mengatakan, varian baru Covid-19 yaitu Delta memang lebih menular jika dibandingkan varian lain. Sehingga, cepatnya virus ini menuar memungkinkan seseorang terinfeksi virus ini, bahkan kembali terinfeksi, meski telah menerima dua dosis vaksin.
“Contohnya seperti di Amerika Serikat. Dari 101 juta orang yang telah divaksinasi dua kali, yang terinfeksi sebanyak 10.262 orang,” ujar dia.
Data IDI per bulan Juni total 401 dokter telah meninggal. Artinya, ada peningkatan sekitar 27 orang pada bulan Juni, karena dokter yang meninggal per Mei 2021 sebanyak 374 orang. Peningkatan yang signifikan ini mengkhawatirkan mengingat sebagian besar nakes telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Jika nakes divaksin gelombang pertama dengan harapan akan menjadi garda terdepan melawan Covid-19, fakta di atas tentu mengkhawatirkan. Kasus nakes terpapar yang terus terjadi beberapa waktu belakangan pun memunculkan pertanyaan tentang rentang waktu efektivitas vaksin dan juga efektivitasnya dalam melawan varian baru.
Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun tak memiliki data jumlah nakes yang reinfeksi secara detail. “Kami tidak ada datanya secara spesifik,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Bahkan, kata dia, baik Kemenkes di tingkat pusat maupun direktorat penelitian dan pengembangan kesehatan (Litbangkes) tidak memiliki data sama sekali nakes yang terinfeksi. “Tidak terdata sampai Kemenkes,” ujar Nadia.
Nakes tertular
Sekitar 62 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Batu, Jawa Timur (Jatim) terpapar Covid-19. Jumlah ini dilaporkan berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Batu hingga Jumat (2/7) siang.
Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Batu, Onny Ardianto mengatakan, 62 nakes yang terkena Covid-19 terdiri atas beberapa kelompok. Yakni, 53 orang merupakan tenaga kesehatan yang bertugas di lima puskesmas wilayah Kota Batu. "Dan sembilan orang tenaga kesehatan itu bertugas di Dinas Kesehatan Kota Batu," kata pria yang juga Kepala Dinas Komunikasi, dan Informatika (Kadiskominfo) Kota batu tersebut, Jumat (2/7).
Onny tak menampik jumlah nakes yang terpapar Covid-19 terus bertambah. Pada pekan lalu misalnya, terdapat 31 nakes di Kota Batu yang terkena virus tersebut. Kemudian kini jumlah tersebut terus meningkat hingga mencapai 62 orang.
Dari 62 nakes yang terpapar Covid-19, sebagian besar menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing. Kemudian terdapat 11 nakes yang melaksanakan perawatan di shelter penanganan Covid-19. "Lalu dua tenaga kesehatan lainnya dirawat di rumah sakit," katanya.
Menurut Onny, tidak semua rumah bisa menjadi tempat isolasi mandiri. Pemilik rumah setidaknya harus memiliki dua kamar mandi untuk seluruh anggota keluarga. Jika tidak memiliki fasilitas tersebut, maka mereka perlu menjalani isolasi di shelter penanganan Covid-19.
Secara garis besar, kata Onny, kasus Covid-19 di daerahnya berasal dari klaster keluarga. Sebab itu, pihaknya akan berupaya memperkuat proses tracing dan testing.
Sebelumnya, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, saat ini tingkat keterisian ruangan ICU di Kota Batu sudah mencapai 80 persen. Sementara untuk ruang rawat pasien Covid-19 berada di angka 70 persen. Dewanti meminta warganya lebih waspada dan tidak perlu beraktivitas di luar rumah selagi tak ada urusan mendesak.
Untuk mengantisipasi lonjakan pasien, Dewanti menilai, penambahan tempat tidur bukan solusi utama. Pemerintah memang bisa menyediakan fasilitas tersebut tapi yang perlu diantisipasi sebenarnya hulunya. "Jadi dengan tidak menambah jumlah (orang) yang sakit," ucapnya.
Total kasus positif Covid-19 di Kota Batu telah mencapai 1.663 orang. Dari jumlah tersebut, 150 orang meninggal dunia dan 1.447 orang dinyatakan sembuh. Sementara untuk 66 pasien lainnya masih dalam perawatan dan isolasi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.