Pekerja memberi minum sapi yang dijual Rp 12,5 juta hingga Rp 25 juta per ekor di Jalan George Obos, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (22/7/2020). Belanja kurban dari kalangan menengah atas akan menjadi kunci untuk mendorong konsumsi masyarakat. | Makna Zaezar/ANTARA FOTO

Khazanah

Kurban Berpotensi Dorong Ekonomi

Belanja kurban dari kalangan menengah atas akan menjadi kunci untuk mendorong konsumsi masyarakat.

JAKARTA — Momentum Hari Raya Idul Adha dan ibadah kurban bisa mendorong perekonomian selama ada belanja kurban dari kalangan menengah atas. Sebab, belanja kurban dari kalangan menengah atas akan menjadi kunci untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Ekonom senior sekaligus Direktur Eksekutif Core Indonesia, Hendri Saparini, menyatakan hal itu dalam agenda daring bertajuk “Tebar Hewan Kurban” yang digelar Dompet Dhuafa (DD), Rabu (23/6).

"Karena itu, kepada masyarakat Indonesia yang punya kemampuan, seharusnya tidak menunda belanja kurban karena dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi, terutama dampak sosial yang luar biasa," ujar dia.

Hendri menyampaikan, selama pandemi, sektor yang masih bertahan adalah pertanian secara luas, termasuk peternakan rakyat yang menyiapkan hewan kurban. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian pun mengalami peningkatan.

"Unggul lebih dari dua persen. Artinya, ini sektor di mana siapa pun bisa masuk dan menciptakan lapangan kerja bagi mereka yang tidak berpendidikan. Maka jika kelompok menengah atas yang jumlahya sangat besar, yang saya yakin ada lebih dari 100 juta orang atau 40 juta keluarga, belanja hewan kurban, ini sangat membantu," katanya memaparkan.

Sebab, Hendri melanjutkan, kambing sebagai hewan yang paling banyak digunakan untuk berkurban diternak di dalam negeri dan bukan didapatkan melalui impor. Dengan demikian, dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi, terutama bagi para peternak kecil.

“Kalau ada 29 juta orang yang bekerja di sektor pertanian, yang antara lain adalah peternakan, lalu di sisi lain ada belanja kurban saat Idul Adha, akan ada sinyal optimisme bahwa sebenarnya ekonomi kita ini tidak sedang berhenti," katanya.

Bahkan, Hendri menambahkan, bila semua orang melakukan belanja produk dalam negeri, terutama untuk saat ini adalah belanja hewan kurban, ini menjadi upaya untuk menahan agar ekonomi Indonesia tidak terpuruk. Tentunya sambil mencari kembali momentum yang bisa mendorong dan menyelamatkan ekonomi selama 2021 dari keterpurukan.

"Jadi, inilah saatnya untuk tidak menahan belanja kurban karena memiliki dampak bagi jutaan peternak di Indonesia. Dan ini menjadi harapan baru bahwa ekonomi Indonesia punya kesempatan pulih," ujarnya.

Sementara, pada Idul Adha tahun ini, DD siap melakukan tebar hewan kurban sebanyak 50 ribu ekor. DD juga terus melakukan berbagai upaya dalam upaya pemberdayaan, termasuk kepada para peternak di berbagai wilayah Indonesia.

"Kami terus melakukan gerakan pemberdayaan di desa-desa bekerja sama dengan para peternak di seluruh titik cabang Dompet Dhuafa," kata General Manager Pemberdayaan dan Pengembangan Zakat DD, Sugeng Sri Widodo.

Total pengadaan yang bisa dilakukan saat ini adalah 14 lokasi sentra ternak ditambah satu lokasi ternak sapi, dengan kemampuan menghasilkan 13.359 ekor. Selain itu, DD juga menjalin kemitraan dengan para peternak atau kelompok peternak, baik domba maupun sapi, dengan kemampuan pengadaan sebanyak 31.068 ekor.

"Jadi, untuk pemenuhan target penjualan di angka 50 ribu, kami siap memberikan dukungan untuk melakukan tebar hewan kurban Dompet Dhuafa tahun ini.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat