Geni
The Conjuring 3, Kasus Terkelam Pasangan Warren
The Conjuring 3 diangkat dari kisah nyata.
OLEH RAHMA SULISTYA
Kasus Arne Cheyenne Johnson (Ruairi O'Connor) menjadi yang tergelap dan terkelam bagi pasangan Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga). Arne merupakan pemuda di Brookfield, Connecticut, Amerika Serikat (AS).
Pada 1981, dia dihukum tingkat pertama atas pembunuhan Alan Bono. Namun, Johnson bersikeras tak melakukannya. Dalam persidangan, Arne membela diri. Dia mengatakan bahwa iblis yang merasuki tubuhnya yang membunuh Alan.
Pengadilan Arne tersebut dikenal sebagai kasus "Devil Made Me Do It”. Ini adalah kasus pengadilan pertama di AS, di mana tersangka pelaku kejahatan berusaha membuktikan dirinya tidak bersalah berdasarkan klaim kerasukan iblis.
Apa yang menimpa Arne berawal dari upayanya membantu bocah 11 tahun bernama David Glatzel (Julian Hilliard ) yang kerasukan. David adalah adik dari kekasih Johnson, Debbie Glatzel (Sarah Catherine Hook).
Ed dan Lorraine berupaya mengusir roh tersebut. Keduanya telah memperingatkan Arne untuk tidak berbicara dengan iblis itu. Namun, Arne tak memedulikannya karena tidak tega melihat David sangat tersiksa.
“Dia hanya anak kecil, hadapi aku,” begitu sekiranya ucapan Arne kepada si iblis. Benar saja, perpindahan iblis ke tubuh Arne menjadi permulaan perjalanan terkelam dari semua kasus yang pernah ditangani Ed dan Lorraine Warren.
Cerita tersebut terangkum dalam film The Conjuring: The Devil Made Me Do It atau sering disebut The Conjuring 3. Kisah Arne, David, dan si iblis itu diangkat dari kisah nyata.
Ketika menyaksikannya di bioskop, adrenalin penonton akan terpacu. Bagian ketiga film The Conjuring ini seolah menginjak tanah yang lebih berduri. Arne sempat dituntut hukuman mati.
Meski demikian, sinema yang tayang di bioskop mulai 2 Juni ini lebih menceritakan tentang sihir dan pemujaan terhadap iblis. Iblis yang dikisahkan sangat kuat. Ed dan Lorraine harus mencari kelemahannya terlebih dulu, mirip dalam film The Conjuring 2 saat mereka mengusir Valak.
Meskipun berangkat dari kisah nyata, ada beberapa bagian yang tidak ditampilkan. Ini merupakan keputusan bijak sang sutradara, Michael Chaves. Sebab, ada bagian yang lebih mengerikan dan dinilai tidak elok jika difilmkan.
Pada film The Conjuring sebelumnya, James Wan duduk di kursi sutradara. Kini dia menyerahkan posisi itu kepada Chaves dan berada di posisi produser. Chaves sebelumnya menyutradarai sinema The Curse of La Llorona.
Semua film Wan menggambarkan ketegangan bayangan, sementara Chaves lebih pada aksi pasangan Warren. Perbedaannya, pada film kali ini ada sedikit humor, yang merupakan sentuhan baru dan penekanan pada romansa Ed dan Lorraine. Namun, hal itu tidak membantu mencairkan suasana yang sepanjang film didominasi suasana mencekam.
Jangan beranjak dulu setelah film berakhir. Sebab, akan ada sedikit penjelasan hasil dari kasus Arne Johnson yang bisa menjadi klu bagi penonton yang ingin mencari tahu kisah aslinya. Terdapat pula tayangan yang memperlihatkan bagaimana orang-orang saat itu tidak seyakin Warren, yang mengatakan pembunuhan itu karena kerasukan iblis.
Pada film The Conjuring, penonton mendengar nama iblis Bathsheba. Lantas pada The Conjuring 2, nama Valak begitu mencuat. Namun, untuk The Conjuring 3 ini tidak ada nama iblis ikonik.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.