Jawa Tengah
Jateng Waspada Varian India
Gubernur Jateng usulkan warga Kudus terapkan lima hari di rumah saja.
KUDUS -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memastikan temuan varian baru Covid-19 dari India di Kabupaten Kudus merupakan yang pertama di wilayah Jateng. Ia meminta semua pihak waspada dengan penemuan tersebut karena penularannya yang sangat cepat.
"Sekali lagi dicatat, varian baru virus Covid-19 sudah masuk di Kudus. Maka, masyarakat harus sadar betul akan penularannya yang lebih cepat dibanding virus varian sebelumnya," kata Ganjar di sela kunjungan kerja di Posko Covid-19 di Kudus, Ahad (13/6).
Untuk menghindarinya, kata dia, harus digalakkan disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Saat berada di antara banyak orang, masyarakat diminta tidak sekali-kali melepas masker.
Ganjar juga mengusulkan lima hari di rumah saja bagi warga Kudus. Khusus orang tua, lanjut usia (lansia), dan anak-anak tidak dibolehkan keluar rumah. "Silakan keluar rumah ketika ada kepentingan yang sangat mendesak, dan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) diperbanyak," kata dia.
Ganjar menduga varian B1617 itu yang menjadi salah satu faktor cepatnya penyebaran dan lonjakan kasus di Kabupaten Kudus, dalam tiga pekan terakhir. Masyarakat Kudus maupun daerah lain di Jawa Tengah mesti lebih peduli terhadap ancaman penyebaran kasus Covid-19 yang semakin cepat tersebut.
"Saya sempat curiga dengan pergerakan tiga pekan sebelumnya, hanya tiga kabupaten yang mengalami lonjakan kasus, terus bertambah menjadi delapan kabupaten dan sekarang 11 kabupaten. Saya waktu itu yakin ini pasti varian baru," ujar dia.
Ia menegaskan, untuk memutus mata rantai penularan B1617, pemerintah pusat dan Pemprov Jateng akan turut membantu. Mereka akan mengomunikasikan dengan kabupaten sekitar Kudus, seperti Kabupaten Pati, Grobogan, dan Demak.
Kabupaten Grobogan, kata Ganjar, juga sudah menerapkan kebijakan di rumah saja. Kalaupun masih ada yang keluar rumah, perlu dilakukan operasi yustisi. Guna memastikan virus korona dari India hanya ditemukan di Kudus, pemeriksaan sampel genome pasien Covid-19 diperbanyak dengan mengambil sampel dari beberapa kabupaten. Selain itu, Pemprov Jateng juga mengajukan bantuan ke pusat untuk penanganan di Kudus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo menambahkan, pemeriksaan sampel genome pasien Covid-19 dari beberapa kabupaten, sudah dikirim ke laboratorium di UGM, Balitbangkes dan laboratorium pusat. Hasilnya baru bisa diketahui setelah dua pekan.
Menurut dia, penelusuri temuan varian baru tersebut bukan perkara mudah. Sebab, temuannya bukan dalam skala satu rukun tetangga (RT), melainkan lebih luas.
Bupati Kudus, Hartopo meminta masyarakat setempat tidak perlu takut dengan ditemukannya B1617, sepanjang tetap disiplin mematuhi prokes. "Penularan virus tetap sama seperti varian virus korona sebelumnya. Upaya menghindarinya juga tetap sama dengan mematuhi protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan," kata dia.
Ia mewanti masyarakat yang tidak memiliki kepentingan mendesak tidak perlu keluar rumah demi mencegah penularan. Hartopo mengaku kesadaran prokes masyarakat Kudus sudah mulai baik, terlihat dari masyarakat yang selalu memakai masker. Fasilitas tempat cuci tangan juga mudah dijumpai serta banyak kelompok masyarakat ikut peduli memberikan edukasi agar selalu bermasker dan menjaga jarak.
Hartono menjelaskan, informasi adanya varian baru di Kudus belum mendapatkan surat resmi, sehingga nama-nama pasien Covid-19 yang diambil sampel genome-nya juga belum mengetahuinya. Dari 34 sampel genome pasien Covid-19, 28 sampel diantaranya dinyatakan terpapar virus varian India atau Delta.
Menurut dia, hasil rapat koordinasi Kementerian Kesehatan secara daring pada Sabtu (13/6) malam, Pemkab Kudus hanya diminta memperketat pengawasan terhadap penerapan prokes di masyarakat.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.