Tajuk
Zona Merah Meningkat Lagi
Yang menjadi tantangan saat ini adalah masih banyak masyarakat yang abai terhadap Covid-19.
Kekhawatiran itu jadi kenyataan. Penularan Covid-19 terus meningkat setelah libur Lebaran 2021, yang ditandai dengan naiknya angka positif Covid-19. Daerah yang masuk dalam zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19 juga semakin meluas.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Selasa (8/6) menunjukkan, jumlah kasus positif Covid-19 terdapat 6.294 kasus. Total kasus positif menjadi 1.869.325 kasus.
Sementara itu, kabupaten/kota yang masuk zona merah Covid-19, ada 17 daerah per Ahad (6/6). Sebanyak 12 kabupaten/kota zona merah berada di Pulau Sumatra. Beberapa di antaranya adalah Kota Medan, Kabupaten Agam, Solok, dan Kota Banda Aceh. Di Jawa Tengah, Kabupaten Kudus yang tengah mengalami ledakan kasus Covid-19 juga menjadi zona merah.
Jumlah daerah zona merah masih berpotensi untuk bertambah. Sebab, ada sejumlah daerah yang sedang menghadapi lonjakan kasus Covid-19, salah satunya Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Kebijakan mudik yang tidak tegas dan ketidakdisiplinan masyarakat menjaga protokol kesehatan, menjadi pemicu meningkatnya kasus.
Kondisi peningkatan kasus ini sudah kita prediksi sebelumnya. Kebijakan mudik yang tidak tegas dan ketidakdisiplinan masyarakat menjaga protokol kesehatan, menjadi pemicu meningkatnya kasus. Padahal, tingkat penularan harian sempat bertengger di bawah 4.000, kini naik di atas 6.000 kasus.
Peningkatan kasus ini juga ditandai dengan makin meningkatnya keterisian rumah sakit dengan pasien Covid-19. Kondisi ini tentu sangat berbahaya jika dibiarkan. Tenaga kesehatan akan bekerja makin keras, dan kemungkinan terjadi banyaknya korban di pihak tenaga kesehatan akan bisa terjadi lagi.
Pemerintah pusat dan daerah sudah berusaha keras untuk menahan laju penularan Covid-19. Namun, kasus-kasus yang terjadi hendaknya menjadi pelajaran bagi kita. Misalnya di Kudus, Jawa Tengah, terjadi 30 kali lipat peningkatan kasus dalam sepekan terakhir.
Dari hanya 29 kasus sebelumnya, melonjak jadi 929 kasus. Lonjakan itu ditengarai akibat dampak kegiatan wisata religi serta tradisi kupatan, yang dihadiri oleh warga Kudus, tujuh hari pasca-Lebaran. Kasus ini agak mirip-mirip yang terjadi di India.
Peningkatan kasus di Bangkalan ditengarai, antara lain, mobilitas saat Lebaran lalu, di samping pengabaian terhadap protokol kesehatan.
Yang menjadi tantangan saat ini adalah masih banyak masyarakat yang abai terhadap Covid-19.
Yang menjadi tantangan saat ini adalah masih banyak masyarakat yang abai terhadap Covid-19. Bahkan, banyak yang sama sekali tidak percaya dengan Covid-19. Itulah yang menjadi penyebab kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan Covid-19, tidak sepenuhnya berjalan.
Kebijakan mudik, misalnya. Kendati sudah ada larangan, tetap saja banyak masyarakat yang melanggarnya. Imbauan agar menjaga protokol kesehatan tak semuanya dipenuhi.
Sosialisasi menjadi tantangan yang paling besar dalam upaya penanggulangan Covid-19. Pemerintah mesti memberi perhatian dalam masalah ini. Tanpa ada kesadaran dari masyarakat, apa pun kebijakan penanggulangan Covid-19 tidak akan berjalan secara maksimal.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.