Ekonomi
Premium di Jawa-Bali Dipangkas
Kuota Premium tahun depan dikurangi, Pertamina siap pasok Pertalite.
JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) akan dikurangi. Pemangkasan kuota Premium itu akan dilakukan pada tahun depan.
Arifin mengatakan, opsi pengurangan Premium saat menjawab pertanyaan Anggota Komisi VII DPR Mulyanto dalam rapat kerja dengan Komisi VII, di Jakarta, Rabu (2/6). Dalam raker, Mulyanto menanyakan apakah BBM Premium akan resmi dihapus.
Hal ini karena Mulyanto tidak melihat BBM jenis tersebut dalam daftar subsidi tahun 2022. "Premium apakah resmi dihapus di 2022 karena tidak ada di daftar subsidi?" kata Mulyanto.
Menjawab pertanyaan Mulyanto, Arifin mengatakan, Premium akan dikurangi kuotanya khusus di wilayah Jamali karena alasan lingkungan. “Jadi, untuk Premium ini, memang disebabkan oleh masalah emisi, memang akan dikurangi di daerah Jamali, Jawa-Madura-Bali, sementara di luar Jamali masih tetap dilakukan suplai Premium," kata Arifin.
Sebagai pengganti, untuk Jamali, pemerintah akan menyediakan stok Pertalite yang dinilai lebih ramah lingkungan. "Sebagai gantinya, untuk Jamali ini masuk Pertalite karena Pertalite ini lebih ramah lingkungan," kata Arifin menambahkan.
Wacana penghapusan Premium ini sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Pada tahun lalu, misalnya, Arifin mendorong masyarakat untuk beralih dari penggunaan Premium ke Pertalite.
Negara-negara lain diketahui sudah tidak lagi menggunakan Premium. Hingga kini hanya lima negara yang masih menggunakan Premium termasuk Indonesia.
Arifin menegaskan, pemerintah ingin melaksanakan uji coba penghapusan Premium di Jamali secara bertahap. Pertamina telah memulai uji coba penggantian Premium dengan Pertalite di Bali. "Selain Bali, ada empat daerah lagi uji coba pertalite menggantikan Premium," kata Arifin.
Direktur BBM Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Alfon Simanjuntak mengatakan, terkait penentuan kuota BBM bersubsidi pihaknya dalam hal ini mengikuti kebijakan apa yang sedang diberlakukan oleh menteri ESDM. Nantinya, jika memang menteri ESDM memangkas kuota Premium maka perlu ada kebijakan yang melandasinya.
"Soal kuotanya berapa memang usulan dari BPH Migas. Namun, terkait kebijakan pengurangan atau meniadakan Premium itu kebijakan ESDM. Setelah menteri ESDM memutuskan, baru BPH Migas menghitung ulang kuotanya," kata Alfon kepada Republika.
Terkait kebijakan pemangkasan Premium tersebut, PT Pertamina (Persero) menjamin pasokan Pertalite sebagai gantinya. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading (SH C&T) Putut Andriatno menegaskan, Pertamina siap menjalankan kebijakan tersebut.
Saat ini konsumsi masyarakat ke BBM yang lebih ramah lingkungan memang lebih meningkatPUTUT ANDRIATNO
Putut juga mengatakan, saat ini Pertamina siap memasok kebutuhan masyarakat dengan Pertalite. "Pertamina sudah menyiapkan Pertalite di semua SPBU Pertamina. Jika ada kebijakan seperti itu Pertamina sudah siap, kami akan mengikuti kebijakan dari regulator," ujar Putut kepada Republika.
Putut menyebutkan, untuk di Jawa Madura dan Bali konsumsi rata rata harian sebesar 700 ribu liter per hari. Angka konsumsi Premium ini hanya 1,3 persen dari total seluruh BBM.
Putut menyampaikan, saat ini memang pola konsumsi masyarakat sudah berubah. Ia menjelaskan, masyarakat semakin sadar soal pentingnya menggunakan BBM yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. "Saat ini konsumsi masyarakat ke BBM yang lebih ramah lingkungan memang lebih meningkat," kata Putut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.