Jakarta
Menanti Pusat Realisasikan Jalur Puncak II
Kemacetan di kawasan Puncak tidak hanya terjadi pada akhir pekan dan libur panjang
Kemacetan lalu lintas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor menuju Cianjur kini menjadi pemandangan yang biasa, terlebih pada akhir pekan dan libur panjang. Ribuan kendaraan kerap memadati jalan, bahkan hingga berjam-jam melebihi waktu normalnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memiliki langkah yang direncanakan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di kawasan Puncak. Salah satunya yang akhir-akhir ini baru dikunjungi Komisi V DPR, yakni pembangunan Jalur Puncak II atau Poros Tengah Timur.
Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin, mengakui, saat ini kemacetan di kawasan Puncak tidak hanya terjadi pada akhir pekan dan libur panjang, tapi juga pada hari biasa. Oleh karena itu, dia mengatakan, pembangunan Jalur Puncak II dinilai sangat penting untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak.
"Kondisi jalan di Puncak itu sudah tidak bisa menampung kendaraan lagi. Sehingga Jalur Puncak II ini menjadi salah satu solusi konkret untuk mengatasi kemacetan di Puncak," kata Ade Yasin beberapa waktu lalu.
Meski sebagian jalan sudah dibuka, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor, Suryanto Putra, mengatakan, jalan tersebut belum bisa digunakan. Sebab, ketika kondisi hujan, lahan yang akan menjadi Jalur Puncak II masih berupa tanah ini akan becek dan membentuk lumpur.
“Kita akan lakukan bertahap. Jalan sudah dibuka, hanya karena ada pembangunan yang terhambat, jalan yang akan dipakai masih rusak dan terbengkalai, tumbuh ilalang. Sebagian masyarakat kalau pakai kendaraan off road cuma bisa sampai Cibadak,” kata Suryanto.
View this post on Instagram
Berdasarkan pantauan Republika di lokasi pada akhir pekan lalu, memang ada kendaraan yang sesekali melewati jalur tersebut, sebagian besar di antaranya merupakan kendaraan roda dua.
Akan tetapi, para pengendara harus berhati-hati melewati jalan yang masih berupa tanah. Jika bukan menggunakan motor off road, dipastikan kendaraan roda dua akan sulit melintasi jalan tersebut. Sebab, gumpalan tanah yang lengket akan menempel di ban motor, serta banyak kubangan yang tercipta usai hujan. Jalan ini juga belum memiliki fasilitas penerangan jalan umum.
Terbentang sepanjang 56,25 kilometer, Jalur Puncak II akan melewati lima kecamatan di Kabupaten Bogor, yakni Kecamatan Citeureup, Babakan Madang, Sukamakmur, Tanjungsari menuju perbatasan Cianjur, dan Cariu ke arah perbatasan Karawang. Tahap 1, Sentul-Sukaharja-Istana Cipanas sepanjang 39 kilometer. Tahap 2 Sukaharja hingga Bantarkuning, Kecamatan Cariu sepanjang 17,25 kilometer.
Jalur Puncak II ini menjadi salah satu solusi konkret untuk mengatasi kemacetan di Puncak.
Pemkab Bogor sudah 11 tahun lamanya menginisiasi Jalur Puncak II ini, yakni sejak 2010. Diawali pada 2010 dilakukan penyusunan dokumen awal perencanaan, penetapan lokasi, dan pendataan kondisi eksisting. Pada 2012 sampai 2014, dilaksanakan pembangunan konstruksi jalan beberapa segmen dan Simpang Sukamakmur, Cariu. Termasuk pembuatan detail engineering design (DED) terhadap sembilan jembatan di Kabupaten Bogor.
Lalu, pada 2016, terdapat perencanaan penataan Simpang Sirkuit Sentul sampai Kandang Roda, serta Jalan Tol Sentul hingga Cipanas. Penataan Simpang Sirkuit Sentul yang menjadi titik muka Jalur Puncak II masih dilakukan hingga saat ini.
Sementara itu, estimasi pembangunan Jalur Puncak II pada tahap 1 diperkirakan mencapai Rp 1,6 triliun. Jika semuanya selesai, total anggaran yang dibutuhkan, yakni sebesar Rp 3,1 triliun.
“Sudah kita usulkan ke pemerintah pusat, untuk ini direalisasikan pada 2022 dan sudah dikunjungi Komisi V DPR. Hasil kunjungan Komisi V minimal tahapan pertama dianggarkan. Kalau enggak dimulai-mulai, kapan jadinya?” kata Suryanto.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.