Pengunjuk rasa membawa poster Aung San Suu Kyi dalam aksi menentang kudeta militer Februari 2021 lalu. | EPA-EFE/NYEIN CHAN NAING

Internasional

Suu Kyi Tampil Perdana di Pengadilan

Ini pertama kalinya Suu Kyi tampil di hadapan publik sejak militer menangkapnya pada 1 Februari.

NAYPYITAW -- Pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, hadir secara langsung di pengadilan, Senin (24/5). Ini pertama kalinya ia tampil di hadapan publik sejak militer menangkapnya ketika merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Salah satu pengacara Suu Kyi, Min Min Soe, mengatakan kepada Associated Press melalui telepon bahwa kliennya dapat bertemu dengan tim pembelanya sebelum persidangan dimulai. Sidang itu digelar di pengadilan khusus yang dibentuk di dalam gedung dewan kota di Naypyitaw.

“Dia terlihat segar, sehat, dan penuh percaya diri,” ujar Min Min Soe.

Selama menjalani sidang, Suu Kyi tidak diizinkan untuk bertemu langsung dengan pengacaranya. Dia mengikuti sidang melalui panggilan video. Min Min Soe mengatakan, Suu Kyi memiliki pesan untuk rakyat Myanmar.

“Hal utama (katanya) adalah bahwa dia selalu mendoakan kesehatan dan kesejahteraan yang baik untuk semua orang,” ujar Min Min Soe usai sidang.

Suu Kyi sempat memperingatkan tim pengacaranya bahwa NLD bisa saja dibubarkan junta dalam waktu dekat. “Partai kita tumbuh dari rakyat dan akan terus ada selama rakyat mendukungnya,” kata Suu Kyi, yang dikutip pengacaranya yang lain, Khin Maung Zaw.

Pada sidang Senin, Suu Kyi menghadapi enam dakwaan. Di antaranya dakwaan pelanggaran UU Penanggulangan Bencana Alam karena melanggar pembatasan pandemi Covid-19 selama kampanye pemilu 2020.

Dakwaan lainnya, yaitu mengimpor walkie-talkie secara ilegal untuk digunakan pengawalnya, penggunaan radio tanpa izin, dan menyebarkan informasi yang dapat menimbulkan kekhawatiran atau keresahan publik.

Tuduhan paling serius yang dihadapi Suu Kyi adalah melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi era kolonial. Pelanggaran undang-undang tersebut dapat terjerat hukuman hingga 14 tahun penjara. Namun, persidangan terkait pelanggaran itu ditangani oleh pengadilan terpisah.

Pendukung Suu Kyi mengatakan, dakwaan yang dijatuhkan terhadapnya bermotif politik dan dimaksudkan untuk mencoba melegitimasi perebutan kekuasaan militer.

Jika terbukti bersalah atas pelanggaran apa pun, Suu Kyi terancam dilarang untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum. Junta militer berjanji akan menggelar pemilihan umum dalam satu atau dua tahun setelah kudeta.

Militer menggulingkan pemerintahan Suu Kyi pada 1 Februari 2021, yaitu kurang dari tiga bulan setelah NLD menang telak dalam pemilihan umum. Sejak saat itu protes pun merebak di kota-kota Myanmar.

Aparat menumpas aksi protes tersebut. Laman lembaga aktivis Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) mencatat, hingga 23 Mei sebanyak 818 orang tewas di tangan aparat. Sebanyak 4.296 orang ditahan, didakwa, atau menjalani hukuman.

Pada Jumat (21/5), kepala komisi pemilihan negara bagian yang ditunjuk militer Myanmar mengatakan, mereka akan mempertimbangkan apakah akan membubarkan mantan partai berkuasa Suu Kyi karena dugaan keterlibatan dalam kecurangan pemilu atau apakah mereka yang terlibat harus dihukum sebagai pengkhianat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat