Warga melintasi gundukan-gundukan berisi jenasah terduga korban Covid-19 di Sungai Gangga, Prayagraj, India, Sabtu (15/5/2021). | Rajesh Kumar Singh/AP Photo

Internasional

Sungai Gangga ‘Tercemar’

India mencatatkan rekor kematian terbanyak dalam sehari akibat Covid-19.

NEW DELHI -- Ratusan jenazah dilaporkan mengambang di Sungai Gangga, Negara Bagian Uttar Pradesh, India. Sebagian lainnya dikubur di tepian sungai tersebut.

Selama ini, sangat jarang terlihat jenazah mengambang di sungai Gangga yang dianggap suci. Namun, kini dalam waktu singkat terlihat banyak jasad yang mengambang di sungai tersebut.

Penemuan jenazah di permukaan sungai membuat warga desa sekitar Sungai Gangga terkejut. Mereka khawatir terinfeksi virus Covid-19.

Laman BBC edisi Rabu (19/5) melaporkan, inspektur Polisi Buxar, Neeraj Kumar Singh mengatakan, sebagian besar jenazah itu diotopsi. Sampel DNA mereka diambil dan jenazah-jenazah itu dikubur di sebuah lahan dekat pinggir sungai atau dikremasi.

Pada 10 Mei, misalnya, ada sekitar 71 jenazah yang mengambang di Sungai Gangga. Polisi menggunakan jaring untuk mengambil lebih banyak jenazah lagi.

Satu hari kemudian, puluhan jenazah ditemukan sudah mulai membusuk di tepi sungai di Desa Gahmar, Distrik Ghazipur, Uttar Pradesh. Anjing liar dan burung gagak memakan jenazah-jenazah tersebut.

photo
Gundukan-gundukan berisi jenazah terduga korban Covid-19 di tepi Sungai Gangga, Prayagraj, India, Sabtu (15/5/2021). - (Rajesh Kumar Singh/AP Photo)

Berdasarkan tradisi agama Hindu, orang yang meninggal dunia biasanya dikremasi. Tapi banyak masyarakat yang mengikuti tradisi “Jal Pravah”.

Praktik itu melarung jenazah anak-anak, perempuan belum menikah, atau orang yang terkena penyakit menular atau digigit ular ke sungai. Banyak orang yang kurang mampu tidak sanggup membayar biaya kremasi dan mereka membungkus jenazah keluarga dengan kain lalu melarungnya ke sungai.

Terkadang jenazah-jenazah itu diikat dengan batu untuk memastikan tetap di bawah permukaan air sungai. Namun, banyak jenazah yang tidak diberi pemberat mengambang lagi ke permukaan sungai.

Sebelumnya, laman Free Press Journal, Sabtu (15/5) melaporkan bahwa lebih dari 2.000 jenazah ditemukan di tepi Sungai Gangga. Tubuh-tubuh terbungkus kain terlihat di tepian Sungai Gangga.

Jenazah terlihat dimakamkan di liang lahat dangkal di tanah berpasir di tepi Sungai Gangga. Saat hujan turun, lapisan tanah luruh dan terlihatkan jenazah yang diselimuti kain warna kuning saffron.

BBC melaporkan, wartawan setempat mengatakan terdapat bukti “adanya kesenjangan yang sangat besar antara data resmi Covid-19 dengan angka sebenarnya di lapangan”. Jurnalis tersebut mengatakan, data resmi menyebutkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 dari 16 April hingga 5 Mei di Kanpur hanya 196 orang.

Tetapi data dari tujuh tempat kremasi menunjukkan, dalam periode yang sama ada hampir 8.000 kremasi dilakukan. "Pada April, krematorium listrik beroperasi 24 jam 7 hari, bahkan itu tidak cukup, sehingga pemerintah mengizinkan kremasi di luar ruangan menggunakan kayu bakar," kata wartawan tersebut.

Bisa lampaui AS

India mencatatkan rekor kematian terbanyak dalam satu hari akibat Covid-19, yakni mencapai 4.529 jiwa, tercatat pada Rabu (19/5). Padahal jumlah kasus harian di sana mulai menurun.  

Data Johns Hopkins University menunjukkan, India menghadapi lebih dari 283 ribu kematian akibat Covid-19. Namun, para ahli meyakini jumlah korban meninggal di India jauh lebih tinggi.

Saat berita ini ditulis, jumlah kasus global melampaui 164,3 juta dan lebih dari 3,4 juta kematian. Amerika Serikat menghadapi lebih dari 32,99 juta kasus. India ada di posisi kedua yaitu lebih dari 25,49 juta kasus. Dengan laju seperti ini, India dapat melampaui jumlah kasus yang dimiliki AS.

Namun, Pemerintah India mengklaim saat ini kasus harian sudah stabil. “Kurva pandemi stabil,” ujar kepala satgas penanganan Covid-19 India, VK Paul.  

Selama enam pekan terakhir, India dihantam gelombang kedua Covid-19. Layanan  kesehatan di sana dilanda krisis. Ruang rawat inap tak memadai karena membludaknya pasien. Pasokan oksigen dan obat-obatan pun terkikis. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat