Jakarta
Pengelola Ancol Ditegur
Hasil pantauan Polda Metro Jaya, tidak terdapat keramaian di tiga tempat wisata di Jakarta, termasuk Ancol.
JAKARTA -- Manajemen Taman Impian Jaya Ancol mendapat teguran keras dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai kerumunan massa yang terjadi dan pengunjung kurang mematuhi protokol kesehatan saat liburan lebaran.
Direktur Utama PT Taman Impian Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali mengaku menerima teguran keras dari Anies akibat konsentrasi wisatawan di Pantai Ancol, Jakarta Utara, selama libur Lebaran. Usai menerima teguran, Sahir menyebutkan, manajemen Ancol mengevaluasi dan mengambil kebijakan untuk menutup sementara objek wisata Ancol.
"Ini (penutupan Ancol) merupakan tindak lanjut dari teguran Pak Gubernur. Diinstruksikan untuk langsung tutup pantai. Kami langsung bertindak sejalan dengan upaya Pemprov DKI untuk menekan potensi penyebaran Covid-19,” kata Sahir, Sabtu (15/5).
Sahir mengatakan, seluruh wahana dan lokasi objek wisata di kawasan Ancol akan ditutup pada 16-17 Mei, kemudian beroperasi kembali pada Selasa (18/5) mendatang. Kapasitas Ancol mencapai 192 ribu orang dan ketentuan Pemprov DKI selama masa liburan dengan jumlah kunjungan sebesar 30 persen.
Selama dua hari tutup sementara, Sahir mengatakan, manajemen akan memperkuat penerapan protokol kesehatan di seluruh kawasan Ancol. Antara lain penyemprotan disinfektan di seluruh area vital rekreasi, seperti pantai, jalan, promenade, toilet, loket gerbang, tenan-tenan restoran, dan unit-unit rekreasi di dalamnya.
Kemudian, penambahan signage dan tali pembatas pelarangan berenang di area pantai untuk jaga jarak di area promenade. Kepada pengunjung yang telah melakukan pembelian tiket secara daring (online) dapat melakukan penjadwalan ulang kunjungan yang berlaku untuk dua kali hingga Desember 2021 atau melakukan refund tiket.
View this post on Instagram
Teguran ini terkait dengan dibukanya kembali kawasan Ancol pada Sabtu (15/5) yang mengakibatkan pengunjung yang membeludak. Corporate Communication Taman Impian Jaya Ancol Rika Lestari mengatakan, langkah tersebut sebagai pendekatan persuasif yang dilakukan manajemen untuk memecah kerumunan pengunjung yang timbul setelah penutupan Ancol.
Rika menambahkan, durasi kunjungan saat Ancol dibuka juga terbatas. Karena manajemen Ancol juga harus segera melakukan tiga langkah penguatan protokol kesehatan. “Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut," kata Rika.
Akibat membeludaknya pengunjung di tempat-tempat wisata, seperti di kawasan Ancol, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta pun memutuskan menutup sementara tiga kawasan pariwisata. Selain Taman Impian Jaya Ancol, penutupan juga dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan Taman Margasatwa Ragunan. Penutupan ini dilakukan pada 16-17 Mei 2021 dan diperbolehkan buka kembali pada 18 Mei 2021.
View this post on Instagram
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disparekraf DKI Jakarta Gumilar Ekalaya mengatakan, penutupan sementara ini diberlakukan guna penguatan protokol kesehatan. Sebab, kata dia, ketiga kawasan tersebut menjadi destinasi wisata warga untuk mengisi waktu libur Lebaran.
"Berdasarkan hasil evaluasi, adanya peningkatan pengunjung pada tanggal 14-15 Mei 2021. Karena itu, kami meminta pengelola Taman Impian Jaya Ancol, TMII, dan Taman Margasatwa Ragunan untuk menutup sementara kawasan wisata tersebut selama dua hari," kata Gumilar, Ahad (16/5).
Lebih lanjut, Gumilar juga mengimbau kepada pengelola tempat wisata dan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat di masa libur Lebaran ini. Sehingga, tidak terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di Ibu Kota.
"Ini perlu kerja bersama. Semoga ke depannya, baik pengelola tempat wisata maupun masyarakat, tidak longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Kami akan evaluasi terus dalam pembukaan tempat-tempat pariwisata di Jakarta," ujar dia.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyebut, kebijakan yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk membatasi jumlah pengunjung tempat wisata selama libur Lebaran 2021 sebesar 30 persen sudah cukup baik. Namun, menurut dia, kesadaran dari masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan masih sangat kurang.
Maka itu, anggota Fraksi PDIP itu pun menilai, penutupan sementara kawasan wisata di Ibu Kota menjadi keputusan yang tepat. Sehingga, dapat mencegah timbulnya kerumunan dan potensi penularan virus korona. "Menutup tempat (wisata) tersebut menjadi keputusan sulit, tapi harus diambil. Kita juga berharap kesadaran dari masyarakat," kata Gilbert.
Nihil keramaian
Sementara itu, Polda Metro Jaya memantau tiga lokasi wisata, yang telah diminta untuk tutup sementara, pada Ahad. Pemantauan dilakukan dari udara. Pemantauan menggunakan Helikopter Bell 429 itu dimulai pukul 09.20 WIB. Salah satu yang berada dalam helikopter, yaitu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.
Yusri mengatakan, lokasi wisata pertama yang dipantau adalah kawasan Ancol di Jakarta Utara. Dari atas, tampak tak ada keramaian di sana. Semua wahana permainan di sana kosong. Perahu-perahu dan area pantainya juga kosong.
Tidak ada orang di pantai itu. Hanya ada beberapa kendaraan petugas dan pengurus Ancol yang terlihat.
KOMBES POL YUSRI YUNUS; Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya
Setelah dipastikan tak ada kerumunan, helikopter itu lalu bergerak menuju Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Ternyata kondisinya serupa. Tak ada tampak pengunjung di Ragunan. Kondisi sepi juga terlihat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.