Kabar Utama
Pemudik Lolos ke Daerah
Ruang isolasi ditambah untuk mengantisipasi pemudik lolos penyekatan.
TEGAL -- Meski penyekatan terus dilakukan aparat keamanan di berbagai titik perbatasan, sejumlah pemudik masih lolos sampai daerah-daerah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memperkirakan jumlahnya mencapai ratusan ribu di wilayahnya.
Gubernur Ganjar menyampaikan itu saat mengecek pos penyekatan pemudik di Terminal Kota Tegal, Ahad (8/5). "Soalnya pemudik masih nekat berdatangan. Ada dua catatan yang masuk, dari aplikasi Jogo Tonggo mencatat baru 6-8 persen yang melaporkan, angkanya sekitar 10 ribu pemudik, tapi catatan dari Dinas Perhubungan dari asumsi-asumsi angkutan yang masuk, sudah ada 632 ribu pemudik," katanya.
Berdasarkan kondisi tersebut, Ganjar memprediksi para pemudik yang nekat pulang akan sama seperti tahun lalu, yakni sekitar 1 juta orang. "Saya mempertimbangkan kira-kira yang akan masuk ke Jateng segitu, maka saya mintakan agar ada pengetesan-pengetesan di level yang paling bawah," ujarnya.
Kendati demikian, Ganjar berharap, masyarakat menaati larangan mudik dan mengapresiasi partisipasi masyarakat yang dengan sadar tidak pulang ke kampung halaman masing-masing. "Saya tadi perjalanan dari Semarang ke Tegal, melihat sepanjang perjalanan cukup sepi. Saya terima kasih karena masyarakat taat menunda mudik dan saya berharap kondisi ini bertahan sampai tanggal 17 nanti," katanya.
Ganjar menegaskan, semua masyarakat yang nekat mudik dan lolos dari penyekatan wajib dicek melalui Program Jogo Tonggo dan pengurus RT, RW, ataupun kelurahan diminta proaktif melakukan pengecekan. "Di Banyumas bagus, semua yang datang diisolasi selama lima hari, meskipun tidak semua daerah melakukan, tapi saya minta ada tindakan. Bahkan ada yang unik, salah satu pemudik terpaksa diisolasi karena dilaporkan istrinya sendiri," ujarnya.
Dari Kabupaten Karawang, Jawa Barat, beredar video yang menunjukkan para pemudik berkendaraan roda dua lolos dari pantauan petugas kepolisian. Mereka lolos di Pos Sekat Bundaran Kepuh, Kabupaten Karawang, Sabtu (8/5).
Kapolres Karawang, AKBP Rama Samtama Putra mengatakan, kejadian tersebut terjadi tepat pada pukul 00.05 WIB. Lolosnya ratusan motor yang menerobos itu terjadi karena jumlah personel lebih sedikit ketimbang jumlah pemudik.
“Pada saat pemudik memaksa melintas karena jumlah personel yang tidak sebanding dengan jumlah pemudik (diperkirakan terdapat 500 pemudik) sehingga pemudik secara paksa, melintas melingkar dengan cara melawan arus saat diperintahkan oleh petugas untuk putar balik,” kata dia, dalam keterangan resmi.
Kemudian, polisi melakukan penebalan personel BKO dari Sat Brimob dan Dalmas Dit Sabhara sehingga pada pukul 00.15 WIB. Situasi sudah terkendali dan pemudik seluruhnya berputar kembali ke arah Jakarta.
Adapun AKBP Rama mengatakan, pemudik yang menerobos di Pos Sekat Kepuh itu sudah diantisipasi oleh Polres Karawang dengan menempatkan tiga pos sekat pada titik-titik berikutnya, seperti Pos Sekat Bundaran Masari Klari, Pos Sekat Dawuan Cikampek, dan Pos Sekat Jembatan Gamon Jatisari. “Sehingga pemudik tetap akan diberlakukan screening dan dapat diputarbalikkan oleh petugas,” ujar dia.
Sementara itu, ruang karantina dan lokasi isolasi bagi pemudik di Jawa Barat terus ditambah. Penambahan ini guna mengantisipasi para pemudik yang masih lolos penyekatan larangan mudik.
Hingga akhir pekan lalu, sudah terdapat 2.911 unit di perdesaan dan 617 di kelurahan. Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono, jumlah tersebut akan terus bertambah untuk mengantisipasi pemudik yang lolos dari penyekatan.
"Penambahan ruang karantina ini terus dilakukan sebagai antisipasi adanya pemudik yang lolos dari penyekatan," ujar Bambang kepada wartawan, Ahad (9/5).
Menurut dia, sebagai salah satu provinsi tujuan pemudik dengan jumlah penduduk yang banyak, ruang karantina ini sangat diperlukan. Ruang untuk isolasi ini didirikan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. "Jadi bukan membangun baru," katanya.
Bambang mengatakan, sejumlah bangunan mulai dari kantor pemerintahan hingga rumah warga difungsikan menjadi ruang karantina selama masa mudik Lebaran 2021 ini. Nantinya, menurut dia, pemudik ilegal yang lolos dari penyekatan tidak bisa langsung menuju rumah keluarganya, tetapi harus dikarantina selama lima hari. "Sesuai dengan amanat undang-undang," katanya.
Meski begitu, menurut Bambang, hingga saat ini tidak ada pemudik yang dikarantina. "Artinya, larangan dan penyekatan pemudik ini efektif menahan laju pemudik," katanya.
Lolosnya pemudik ini juga membuat Pemerintah Daerah DIY memperketat pengawasan di wilayah perbatasan. Mulai dari Kecamatan Temon di Kabupaten Kulon Progo, Kecamatan Tempel dan Prambanan di Kabupaten Sleman.
"Dari tiga pos perbatasan yang kita lakukan pembatasan, ada 751 kendaraan yang diputar balik karena tidak memenuhi dokumen-dokumen dalam melakukan perjalanan," kata Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad, di Pos Penyekatan Prambanan, Sleman, Sabtu (8/5).
Tren Kasus Mengkhawatirkan
Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia selama sepekan belakangan menunjukkan tren mengkhawatirkan. Bahkan, Indonesia tercatat menjadi salah satu negara yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara, yaitu 19 persen.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa di antara negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia jadi salah satu negara yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 tertinggi.
"India, Indonesia, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, Thailand, Maladewa, Timor Leste, Myanmar, dan Bhutan mengalami kenaikan kasus tertinggi, yaitu 19 persen. Ini dilihat dari kurun waktu sepekan hingga 2 Mei 2021," ujarnya saat konferensi virtual kedatangan vaksin Covid-19 Tahap 12 di Bandara Soekarno- Hatta, Sabtu (8/5).
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan, penambahan kasus positif Covid-19 pada Jumat (7/5) mengalami kenaikan tertinggi sejak sepekan terakhir. Satgas mencatat, dari 75.990 pemeriksaan spesimen terhadap 46.635 orang ditemukan, 6.327 kasus baru pada hari itu.
Kemudian pada Sabtu (8/5), ada tambahan 6.130 kasus baru yang terinfeksi korona di Indonesia. Jumlah kasus di dua hari tersebut memutus tren 4.000-5.000 kasus dalam beberapa pekan terakhir.
Kendati demikian, pada Ahad (9/5) tercatat 3.922 kasus. Namun, penurunan angka kasus harian ini juga seiring dengan menurunnya jumlah spesimen dan orang yang diperiksa.
Penurunan pemeriksaan jumlah spesimen ini memang masih kerap terjadi pada akhir pekan atau hari libur nasional. Satgas mencatat, pada hari ini terdapat 48.901 pemeriksaan spesimen terhadap 30.249 orang.
Penambahan kasus baru ini pun menjadikan total kasus positif di Tanah Air mencapai 1.713.684. Sedangkan, angka positivity rate Covid-19 tercatat 12,97 persen.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.