Masjid Dar al-Hijrah Islamic Center di Virginia Utara, Amerika Serikat. | DOK Dar al-Hijrah Islamic Center

Dunia Islam

Atmosfer Ramadhan di Negeri Paman Sam

Komunitas Muslim di Amerika mengisi Ramadhan dengan berbagi dan menyemarakkan ibadah di masjid.

OLEH HASANUL RIZQA

 

Seperti halnya umat Islam sedunia, kaum Muslimin di Amerika Serikat (AS) menjalani Ramadhan dengan penuh suka cita. Sebagai contoh, komunitas Islam di Kota Alexandria, negara bagian Virginia.

Mereka mengisi hari-hari dalam bulan suci dengan berbagai aktivitas ibadah. Amir Mohammed, seorang warga Alexandria, menuturkan, dia merasa bersyukur karena dapat bertemu kembali dengan Ramadhan.

Di satu sisi, lanjutnya, bulan suci pada tahun ini belum bebas dari situasi pandemi. Seperti pada 2020 lalu, Covid-19 masih menjadi tantangan yang harus dihadapi Muslimin. Akan tetapi, menurut dia, selalu ada cara untuk menjaga atmosfer Ramadhan sebagai bulan yang istimewa.

“Ya, Ramadhan sekarang masih terasa cukup berbeda. Bagaimanapun, bulan suci tetaplah penuh berkah,” ujar pria keturunan Etiopia ini saat diwawancarai VOA News, beberapa waktu lalu.

Salah satu cara menumbuhkan semangat Ramadhan ialah meramaikan masjid. Mohammed bersyukur, pemerintah AS kini telah melonggarkan kebijakan pencegahan Covid-19.

Otoritas setempat mengizinkan dibukanya masjid-masjid selama bulan suci. Kondisi demikian agak berbeda dengan Ramadhan tahun lalu, ketika tempat-tempat ibadah ditutup demi mencegah penyebaran virus korona.

Direktur Dar al-Hijrah Islamic Center Imam Naeem Baig menerangkan kebijakan yang diterapkan pemerintah AS. Masjid-masjid boleh menggelar shalat berjamaah, tetapi dengan jumlah hadirin yang dibatasi hingga 50 persen dari total kapasitas.

Jamaah pun mesti menjaga jarak, membawa perlengkapan ibadah masing-masing, serta disarankan selalu memakai masker. Setiap tempat ibadah pun diminta untuk menyediakan petugas yang mengecek suhu tubuh para pengunjung sebelum mereka memasuki ruangan.

photo
Jamaah Masjid Dar al-Hijrah Islamic Center, Virginia Utara, AS, begitu antusias menjalankan ibadah khas Ramadhan, semisal tarawih berjamaah. Situasi pandemi di AS yang cukup mereda belakangan ini membuat masjid-masjid kembali dibuka dengan protokol kesehatan. - (DOK Dar al-Hijrah Islamic Center)

Jamaah Masjid Dar al-Hijrah Islamic Center di Virginia Utara menyambut gembira pelonggaran yang diterapkan pemerintah. Menurut Imam Naeem, mereka memang sudah mendambakan bulan suci Ramadhan yang diisi dengan pelbagai aktivitas keagamaan di masjid. Ia pun memastikan, pihaknya akan selalu menaati protokol pencegahan Covid-19, sesuai standar yang berlaku.

“Orang-orang begitu gembira bahwa masjid kembali dibuka. Bagi mereka, inilah kesempatan untuk beribadah dan silaturahim bersama, merasakan kebersamaan yang mungkin kurang bisa diperoleh dari ibadah di rumah masing-masing,” tutur Imam Naeem.

Terpisah, Imam Khalid Griggs dari Masjid Winston Salem, Karolina Utara, menyampaikan pandangan senada. Ia membandingkan, pada Ramadhan 2020 lalu pihak takmir mesti berupaya keras untuk menjaga suasana ukhuwah di tengah pengetatan wilayah (lockdown).

photo
Kaum Muslimin di Virginia Utara, AS, tetap menerapkan protokol kesehatan selama menjalankan ibadah shalat berjamaah. - (DOK Dar al-Hijrah Islamic Center)

Saat itu, banyak masjid yang mendayagunakan kajian-kajian keagamaan melalui jaringan internet. Pada bulan suci kali ini, sambung dia, pengelola masjid dapat memanfaatkan dua cara sekaligus, yakni daring dan luring.

“Saya begitu antusias karena bisa kembali (beribadah jamaah) di masjid, bertemu dengan jamaah semua. Tahun lalu, kita menggunakan teknologi untuk merawat ukhuwah. Kini walaupun tatap muka, tetap kami mengadakan live streaming melalui Facebook, misalnya saat pengajian malam Jumat,” kata Imam Khalid menjelaskan, seperti dikutip VOA News.

Memasuki pekan akhir April 2021, kondisi wabah virus korona di AS mulai menunjukkan tanda-tanda mereda. Seperti dilansir Antara, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) meringankan pedoman tentang penggunaan masker di luar ruangan pada Selasa (27/4).

Warga AS yang telah disuntik dua dosis vaksin Covid-19 tak perlu lagi bermasker di luar ruangan kecuali saat berada dalam kelompok orang banyak. Sementara, mereka yang belum divaksinasi penuh harus tetap memakai masker dalam situasi tersebut.

photo
Umat Islam di AS menyemarakkan Ramadhan pada tahun ini dengan menyelenggarakan aksi donasi. Di Virginia, Islamic Relief USA terlibat dalam distribusi makanan siap saji untuk mereka yang membutuhkan. - (DOK EPA Michael Reynolds)

Namun, masih ada hal yang masih belum normal. Misal, acara buka puasa yang terjadi seperti tahun-tahun sebelum pandemi, sebagian besar tidak ada.

“Saya rindu mengundang teman dan keluarga untuk buka puasa. Saya juga rindu suasana melihat tawa canda anak-anak,” kata salah satu pendiri Komunitas Muslim Knoxville Tennessee sekaligus Direktur Penjangkauan the Islamic Circle of North America, Imam Rafiq Mahdi.

Untuk membalas kerinduan ini, beberapa masjid dan kelompok layanan Muslim memberikan bantuan sosial termasuk memberikan makanan kotak dan bahan makanan pokok bagi yang membutuhkan. Organisasi kemanusiaan di Alexandria bernama Islamic Relief USA kembali menggelar acara tersebut.

Sementara itu, di Los Angeles, Dallas, dan Springfield, Virginia para sukarelawan mengemas bantuan yang diisi dengan berbagai makanan. Koordinator Program Regional Islamic Relief USA, Susan Ahmed mengatakan para relawan sangat antusias termasuk mereka yang bukan Muslim.

photo
Direktur Eksekutif Yayasan Zakat Amerika Khalil Demir. - (DOK ZAKAT ORG)

Direktur Eksekutif Yayasan Zakat Amerika Khalil Demir mengatakan, atmosfer berbagi selalu terasa kuat selama Ramadhan. Adanya pandemi semakin meningkatkan semangat berdonasi dari warga Muslimin AS. “Wabah Covid-19 menunjukkan kepada kita betapa pentingnya membantu sesama,” ujar Khalil, seperti dilansir Arab News baru-baru ini.

Untuk bulan suci tahun ini, pihaknya kembali menggelar pembagian iftar kepada umat Islam setempat saat waktu berbuka puasa. Yayasan Zakat Amerika pun membagi-bagikan sajian kepada masyarakat yang membutuhkan.

Para aktivis Muslimin, termasuk dari kalangan pemuda, bahu-membahu untuk memasak dan mengepak makanan hingga siap didistribusikan. Khalil menambahkan, kerja sama juga dilakukan dengan berbagai unsur, termasuk perusahaan jasa pesan makanan daring DoorDash.

photo
Para aktivis Yayasan Zakat Amerika atau Zakat Foundation of America menyalurkan bantuan kebutuhan pokok kepada warga yang membutuhkan. - (DOK ZAKAT ORG)

“Kami memuji DoorDash karena melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaannya untuk membantu orang miskin. Harapannya, perusahaan-perusahaan lain pun terketuk untuk melakukan hal yang sama,” ucapnya.

DoorDash menyediakan iftar Ramadhan melalui penggalaan dana bertajuk “donasi halal.” Untuk setiap pesanan, pihaknya menawarkan konsumen agar bersedia menyumbang 1 dolar AS kepada mereka yang membutuhkan. Dana yang telah terkumpul kemudian disalurkan melalui Yayasan Zakat Amerika.

“Untuk mendukung komunitas (Muslim) selama bulan puasa, DoorDash merasa terhormat. Kami bekerja sama dengan penjual-penjual lokal yang bersertifikat makanan halal,” ujar Nadia Ismail, seorang eksekutif di DoorDash.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat