
Jakarta
Impian Menghidupkan Kota Tua
Kota tua akan dilengkapi dengan sistem transportasi yang terintegrasi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
FEBRYAN A, Wartawan Republika
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merevitalisasi kawasan Kota Tua yang berlokasi di Jakarta Barat. Termasuk membangun fasilitas tranportasi terintegrasi, yang salah satunya MRT, di sana. Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta meminta agar penataan dilakukan dengan tujuan menjaga keseimbangan agar kawasan itu bisa terus bertahan.
Ketua TSP DKI Boy Bhirawa mengatakan, Kota Tua merupakan kawasan cagar budaya. Oleh karenanya, pemerintah harus melakukan pelestarian. Adapun konsep pelestarian cagar budaya bukanlah konsep pariwisata.
"Tapi yang lebih penting, kota itu hidup lagi. Sebab dulunya memang hidup," kata Boy dalam webinar bertajuk 'Pemugaran Cagar Budaya di DKI: Hal-Hal Yang Penting Kita Ketahui', Jumat (7/5).
Boy lantas menyoroti rencana moda transportasi terintegrasi di Kota Tua. Baginya, itu adalah rencanan yang bagus karena bisa membuat Kota Tua kembali hidup. Apalagi dengan hadirnya MRT di sana.
"Hidup itu kan berarti ada lagi penghuninya, ada daya ekonomi, sosial, dan kebutuhan masyarakat itu terpenuhi seperti sekolah, taman bermain dan rumah sakit," ujarnya.
Ia lantas mengingatkan, rencana moda transportasi terintegrasi itu bisa buyar dari sisi pelestarian cagar budaya jika dikelola tanpa kreativitas. Pemerintah jangan hanya mengacu pada aturan dalam memilih tempat pembangunan stasiun ataupun halte, tapi juga harus mengandalkan kreativitas agar Kota Tua tumbuh jadi kawasan yang benar-benar hidup.
Sosok penerima Penghargaan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) 2017 kategori bangunan konservasi itu menjelaskan, jika pembangunan fasilitas transportasi membuat ekonominya terlalu maju juga bisa jadi masalah karena warga yang tak punya uang akan terpental dari sana. Pariwisata yang terlalu maju juga menimbulkan masalah karena akan lebih banyak tamu dibanding penghuni.
"Jadi keseimbangnan ini harus terjaga dan ini tidak mudah. Solusi transportasi itu membutuhkan kreativitas dalam mengelolanya dan meletakkan stasiunnya," kata dia.
Untuk diketahui, di kawasan Kota Tua terdapat berbagai museum. Mulai dari Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Bahari, dan Museum Seni Rupa dan Keramik. Ada juga Gedung Jasindo dan Pos Indonesia.
View this post on Instagram
Sebelumnya, Kementerian BUMN, Kementerian Pariwisata, dan Pemprov DKI Jakarta bersama pihak swasta yaitu Jakarta Experience Board/PT Jakarta Tourisindo (JXB), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau dikenal sebagai Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) akan membenahi Kota Tua menjadi destinasi berkelas dunia. Konsep revitalisasinya adalah wisata sejarah.
Gubernur Anies ketika penandatangan kesepakatan revitalisasi itu, sempat menyampaikan wacana untuk mengubah nama Kota Tua jadi Batavia. Ketika penandatangan kontrak pembangunan MRT Fase 2 (Bundaran HI - Kota Tua), Anies menyampaikan rencana menjadikan Kota Tua sebagai kawasan yang memiliki fasilitas transportasi yang terintegrasi.
Adapun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa revitalisasi Kota Tua ditujukan untuk membangun pasar turis lokal atau domestik di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional. Fokus pada pembangunan turis lokal itu, menurut Erick, berdasar pada data tren turis domestik yang berada pada kisaran 78 persen secara nasional.
"Sudah saatnya kita membangun destinasi turis lokal, kita tidak boleh hanya berfokus pada turis internasional," kata Erick ketika penandatanganan revitalisasi Kota Tua pada Rabu (28/4) lalu.

Bongkar kafe esek-esek
Petugas Satpol PP Jakarta Utara membongkar sebanyak 17 bangunan kafe di Gang Royal, Kampung Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (5/5) sore. Sebab, 17 kafe itu kedapatan menjadi tempat prostitusi selama Ramadhan.
Kasi Operasi dan penindakan Satpol PP Jakarta Utara, Purnama, mengatakan, tindakan ini diambil setelah masuknya aduan masyarakat karena aktivitas prostitusi masih berlangsung selama Ramadhan di Gang Royal. Pihaknya lalu melakukan penyelidikan dan menemukan sesuai dengan aduan warga.
Pihaknya pun memutuskan untuk membongkar bangunan kafe tempat prostitusi itu karena dinilai telah melanggar ketertiban umum. "Sebanyak 17 kafe yang menyediakan kamar untuk tempat PSK melayani pria hidung belang kami tertibkan. Dari sana kami sita sebanyak 24 kasur busa, 15 bangku plastik, meja dan bangku kayu yang selanjutnya kami kirim ke Gudang Walang," kata Purnama, Kamis (6/5).
Pembongkaran, kata dia, melibatkan 100 personel gabungan dari Satpol PP, TNI, Polri, Sudin Perhubungan, Sudin Sosial serta PPSU. Prosesnya berlangsung tanpa perlawanan karena pemilik tempat maupun para PSK sudah menghilang dari lokasi itu.
"Dengan penertiban ini kami berharap masyarakat dapat kembali beraktivitas menjalankan Bulan Suci Ramadhan tanpa terganggu," ujar Purnama.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.