Kabar Utama
Arab Saudi Terus Membuka Diri
Dalam aspek sosial, Saudi pun terus membuka diri terhadap semua pemeluk agama.
RIYADH -- Berbagai perubahan terus berlangsung di Arab Saudi sesuai program Visi 2030 yang diprakarsai Putra Mahkota Mohammad Bin Salman. Dalam aspek sosial, Saudi pun terus membuka diri terhadap semua pemeluk agama.
Terbaru, Saudi dikabarkan mencopot tanda jalan bertuliskan "Muslims Only" atau "Hanya Umat Islam" pada rambu lalu lintas yang mengarah ke Masjid Nabawi di al-Madinah al-Munawwarah. Masjid Nabawi merupakan tempat suci kedua bagi umat Islam setelah Makkah.
Banyak yang berpendapat langkah itu dilakukan untuk membantu mempromosikan Saudi sebagai tujuan wisata populer bagi orang-orang dari budaya dan latar belakang berbeda. Selama ini, hanya Muslim yang dibolehkan masuk ke Alun-Alun Nabawi tempat masjid berada.
Dilansir Middle East Monitor, Rabu (5/5), beragam foto telah dibagikan di media sosial yang menunjukkan hilangnya tanda jalan tersebut. Tanda jalan itu diganti dengan tulisan "To Haram Area" yang mengacu pada Tanah Haram Madinah.
إستبدال عبارة للمسلمين فقط بعبارة حد الحرم في اللوحات الإرشادية في #المدينة_المنورة . pic.twitter.com/10Y47Sb8ko — سعد الحربي (@saadHreib) May 3, 2021
"Banyak netizen Saudi memuji langkah ini yang seakan menunjukkan rasa toleransi kerajaan," demikian dilaporkan Middle East Monitor. Kendati demikian, sejauh ini belum ada penjelasan atau pernyataan resmi terkait rambu jalan raya baru tersebut.
Pada April lalu, Arab Saudi pun dikabarkan telah memperkenalkan epos Ramayana dan Mahabharata India kuno ke dalam kurikulum sekolah yang sejalan dengan Visi Saudi 2030. Instruktur Yoga Saudi pertama dan Pendiri Arab Yoga Foundation, Nouf al-Marwaii mengunggah sebuah cicitan yang menjadi viral tentang hal tersebut. Dalam cicitannya, ia menyertakan tangkapan layar ujian mata pelajaran ilmu sosial putranya dengan pertanyaan tentang Hindu dan Budha.
“Visi 2030 akan membantu menciptakan generasi yang hidup berdampingan, moderat, dan toleran. Tangkapan layar ujian sekolah putra saya hari ini di ilmu sosial mencakup konsep dan sejarah Hindu, Budha, Ramayana, Karma, dan Mahabharata Dharma. Saya senang membantunya belajar,” tulis al-Marwaii dalam cicitannya.
Reformasi pendidikan di bawah Visi 2030 adalah bagian dari upaya Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman untuk mengurangi ketergantungan Saudi pada pendapatan minyak dan mendiversifikasi sektor ekonominya. Proyek itu juga bertujuan untuk menjadi masyarakat yang lebih toleran dan moderat. Menurut Hindustan Times, elemen penting lain dari budaya India seperti yoga dan Ayurveda pun akan ditambahkan ke silabus sekolah.
Sebelumnya, Pangeran Mohammed bin Salman membahas perkembangan dan pencapaian pada peringatan lima tahun Visi 2030 sejak diluncurkan pada 2016 di wawancara televisi nasional. “Kami telah menyelesaikan banyak masalah di sektor ekonomi, termasuk sektor perumahan dalam lima tahun terakhir sejak meluncurkan Visi 2030,” katanya.
Persentase orang yang memiliki rumah sebelum Visi 2030 hanya 47 persen. Namun sekarang, ungkapnya, telah meningkat menjadi 60 persen. “Jumlah pengangguran juga menurun. Sebelum Visi 2030, jumlahnya 14 persen dan turun menjadi 11 persen tahun ini. Kami bertujuan untuk mencapai tingkat pengangguran pada 2030 sebesar tujuh persen,” papar dia.
Seperti dikutip dari Arab News, Kamis (6/5), aktivitas warga Saudi di luar ruangan semakin meningkat. Jumlah orang yang mengikuti kegiatan olahraga setiap sepekan sekali, meningkat dari 13 persen sebelum reformasi menjadi 19 persen pada 2020. Data itu disampaikan Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan Arab Saudi pada awal pekan ini.
"Ini membantu mengembangkan sektor yang berkaitan dengan kualitas hidup, seperti olahraga, hiburan, budaya, pariwisata, dan lainnya," kata Khalid Albaker, penjabat kepala pemasaran dan komunikasi di Program Kualitas Hidup.
Selain itu, jumlah situs warisan yang dapat dikunjungi di Arab Saudi telah meningkat dari 241 situs pada 2017 menjadi 354 situs tahun lalu. Perubahan ini disebut mampu menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata dan berkontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB).
Perubahan lain juga ditunjukkan dengan dibolehkannya wanita bergabung menjadi anggota militer. Beragam foto yang menunjukkan petugas polisi wanita berseragam di Masjidil Haram juga sempat viral dan menjadi diskusi besar. Kebijakan ini juga disebut sesuai dengan visi Mohammed bin Salman pada 2030 untuk memajukan derajat perempuan di komunitas Saudi.
Pada awal 2021, Saudi mengubah undang-undang militer untuk memungkinkan wanita bergabung dengan angkatan bersenjata negara. Pada Februari, Kementerian Pertahanan Kerajaan mengumumkan bahwa pria dan wanita di Kerajaan dapat melamar posisi di militer melalui portal penerimaan terpadu.
Wanita di Saudi saat ini dapat mendaftar untuk bergabung dengan Angkatan Darat, Pertahanan Udara, Angkatan Laut, Pasukan Rudal Strategis Kerajaan Saudi, dan Layanan Medis Angkatan Bersenjata.
Dalam sektor tenaga kerja, Kementerian Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Sosial Arab Saudi juga segera meluncurkan skema asuransi terkait pembantu atau asisten rumah tangga (ART). Asuransi ini nantinya akan memberi kompensasi jika pekerja rumah tangga mereka memutuskan untuk kabur dari majikan.
Dilansir dari The New Arab, Kementerian dan Bank Sentral Saudi telah menyelesaikan semua studi dan prosedur agar kebijakan tersebut dapat dilanjutkan. Majikan akan diberi kompensasi biaya perekrutan jika seorang ART atau pekerjanya melarikan diri atau menolak untuk menyelesaikan kontrak setelah masa percobaan tiga bulan berakhir. Polis asuransi juga mencakup gaji pekerja rumah tangga jika majikan tidak mampu membayarnya.
Selama dua tahun berturut-turut, Arab Saudi disebut telah mencapai kemajuan penting dalam kesejahteraan dan keadilan untuk perempuan. Kemajuan ini dibuktikan dengan capaian nilai yang baik dari Grup Bank Dunia dalam Women Business and the Law (WBL) Report, sebuah ukuran global dari reformasi hukum perempuan.
Dilansir dari Saudi Gazette, pada skala 1 hingga 100, Kerajaan Arab Saudi mencetak skor 80 di WBL 2021, naik dari 70,6 di WBL 2020. Kinerjanya paling luar biasa dalam lima indikator yang mencetak skor di atas skala mobilitas, tempat kerja, gaji, kewirausahaan, dan pensiun.
Skor ini menempatkan Arab Saudi setara dengan banyak negara maju dengan tradisi panjang reformasi hukum perempuan. Kinerja kuat Kerajaan datang sebagai hasil dari serangkaian reformasi yang dilaksanakan tahun lalu untuk lebih memperluas partisipasi perempuan dalam ekonomi.
Reformasi baru Arab Saudi ini juga disebut sebagai langkah suksesi Visi 2030.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.