Cahaya Ramadhan
Dua Ruh Berpadu di Malam al-Qadr
Pada malam al-Qadr itu, Allah SWT memerintahkan para malaikat agar turun ke bumi.
DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute
Dalam surah al-Qadr ayat 4, Allah SWT berfirman, “Tanazzalul malaaikatu,” bukan “Tatanazaalu al-malaikatu” seperti bentuk aslinya fi’il mudhari’ (setara present tense dalam bahasa Inggris).
Mengapa demikian? Sementara, dalam ayat lain Allah menggunakan kata tatanazzalu. Misalnya, dalam surah Fussilat ayat 30, “Innalladziina qaaluu rabbunallahu tsummas taqaamu tatanazzalu ‘alaihimu al-malaaikah.”
Kata tatanazzalu dalam surah Fussilat itu menggambarkan, turunnya para malaikat terjadi setiap saat. Hal itu berbeda daripada tanazzalu dalam surah al-Qadr. Huruf “ta” dibuang sehingga menunjukkan makna, kejadian tersebut tidak terjadi setiap waktu, melainkan hanya setahun sekali.
Pada saat yang sama, tanazzalu menggambarkan suasana, para malaikat datang secara bersamaan dengan penuh semangat. Langit dan bumi pun penuh sesak oleh mereka.
Seandainya diberi kemampuan untuk melihat pemandangan tersebut, niscaya kita akan merasa kesempitan. Sebab, para malaikat itu datang berduyun-duyun sampai ke langit dunia, “yarkabu ba’dhuha ba’dha hatta washala ila as-samaai ad-dunya.”
Seandainya diberi kemampuan untuk melihat pemandangan tersebut, niscaya kita akan merasa kesempitan.
Pada malam al-Qadr itu, Allah SWT memerintahkan para malaikat agar turun ke bumi. Mereka akan mengiringi hamba-hamba-Nya yang bersujud, meneteskan air mata, lantaran menyadari dosa-dosa. Allah berfirman kepada para malaikat, “Turunlah, Aku lebih suka mendengarkan tangisan hamba-hamba-Ku di bumi daripada tasbihmu.”
Para malaikat seketika turun dengan penuh antusias dan bangga. Sebab, mereka diberi kesempatan untuk hadir pada malam al-Qadr. Inilah malam yang sangat bergengsi di sisi Allah SWT. Terlebih lagi, tidak semua malaikat mendapatkan izin dari-Nya untuk menghadiri malam tersebut.
Para malaikat seketika turun dengan penuh antusias dan bangga. Sebab, mereka diberi kesempatan untuk hadir pada malam al-Qadr.
Jibril AS selaku panglima para malaikat pun ikut turun. Allah SWT menyebutnya dengan nama ar-Ruh dalam ayat “Tanazzalul malaaikatu warruuh.” Dalam kaidah ilmu tafsir, maksud setiap kata ar-ruh yang disandingkan dengan kata malaikat itu adalah Jibril AS. Selain itu, kata ar-ruh bermakna jiwa yang mengalir dalam diri makhluk hidup.
Penamaan ini sepadan dengan kata ar-ruh yang merujuk pada Alquran, seperti dalam ayat “Wakadzaalika awhaina ilaka ruhan min arina.” Maksud ar-ruh di sini adalah Alquran.
Betapa luar biasa keserasian ini berpadu dalam satu malam antara Malaikat Jibril sebagai ruh yang membawa Alquran dan Alquran sebagi ruh bagi manusia. Alquran, kitab yang diturunkan pada malam al-Qadr, “Innaa anzalnaahu fii lailatil Qadr.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mutiara Ramadhan
Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896
HIKMAH RAMADHAN
Memahami Makna Ramadhan
Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.