Nasional
3,8 Juta Dosis Vaksin Astrazeneca Tiba
Kian banyaknya masyarakat yang divaksin dikhawatirkan terjadi euforia dan mengabaikan prokes.
JAKARTA – Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin Astrazeneca gelombang kedua melalui skema multilateral dari Covax Facility sebanyak 3.852.000 dosis pada Senin (26/4) malam. Tambahan pasokan vaksin ini menjadi angin segar bagi Indonesia di tengan kekhawatiran embargo vaksin akibat meningkatnya kasus Covid-19 dunia.
Pada kedatangan pertama sebelumnya, Indonesia telah menerima 1,1 juta dosis vaksin Astrazeneca yang juga dari Covax Facility. Sehingga, total vaksin Astrazeneca yang telah diterima Indonesia secara gratis melalui skema multilateral ini mencapai sebanyak 4.965.600 dosis vaksin jadi atau siap digunakan.
“Alhamdulillah dengan mengucap puji syukur kepada Allah pada malam hari ini Indonesia menerima batch kedua vaksin dari jalur multilateral yaitu dari Covax Facility berupa vaksin jadi Astrazeneca sebesar 3.852.000 dosis,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (26/4).
Dengan tambahan ini, Indonesia telah mengamankan total 64,9 juta dosis vaksin Covid-19, dari Astrazeneca dan Sinovac. Indonesia juga terus berupaya memperjuangkan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. Sebab, terjadinya gelombang baru Covid-19 di berbagai negara di dunia menjadi kekhawatiran tersendiri terkait distribusi vaksin.
Kondisi ini menyebabkan kebutuhan dunia akan vaksin semakin meningkat dan berimbas pada perlambatan pengiriman vaksin di seluruh negara. “Keadaan baru ini mengharuskan pemerintah Indonesia bekerja lebih keras agar ketersediaan vaksin yang aman bagi rakyat Indonesia dapat tercukupi,” ujar dia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta daerah agar kembali mempercepat laju penyuntikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat karena pasokan vaksin akan kembali mencukupi pada bulan depan. Selanjutnya pada bulan depan, sebanyak 3,8 juta vaksin Astrazeneca juga akan kembali dikirimkan sebanyak dua kali.
“Kemudian hasil diskusi bapak Presiden dengan PM Xi Jinping juga demikian, ada tambahan vaksin Sinovac yang akan masuk antara 10-15 juta (dosis) untuk April dan Mei,” kata Menkes.
Pemerintah sebelumnya menyatakan terpaksa mengurangi laju vaksinasi karena jumlah pasokan vaksin yang terbatas. Menkes berharap, semakin banyak masyarakat yang mendapatkan vaksinasi sehingga pandemi dapat segera dikendalikan. Ia meminta agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan serta meningkatkan kewaspadaan.
Beberapa daerah juga sudah ‘berteriak’ terkait kekurangan pasokan vaksin dari pemerintah pusat. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, pihaknya masih mendorong distribusi vaksin agar lebih cepat dilakukan ke daerah-daerah yang saat ini kehabisan stok.
“Kita juga sudah ada hubungi Biofarma untuk percepat distribusi,” kata Siti. Ia juga menegaskan, pada Mei 2021 stok vaksin di Indonesia akan kembali siap dan pelaksanaan vaksinasi bisa dilakukan seperti sedia kala.
Bahaya euforia
Kian banyaknya masyarakat yang divaksin ternyata juga memunculkan kekhawatiran. Masyarakat berueforia yang kemudian banyak mengabaikan prokes. Hal ini menjadi ancaman tersendiri. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengakui adanya kecenderungan kenaikan kasus di sejumlah daerah pada pertengahan April ini.
“Mohon para pimpinan di daerah didukung TNI Polri untuk betul-betul melakukan evaluasi dan juga termasuk menghadirkan aparat satgas terutama dari unsur TNI, Polri, dan juga satpol PP di semua titik yang dapat memunculkan kerumunan. Dan mengingatkan warga untuk patuhi protokol kesehatan,” ujar Doni.
Doni juga meminta seluruh aparat di daerah, termasuk pangdam dan kapolda untuk mengerahkan seluruh kekuatannya dalam penegakan prokes. Doni menekankan pentingnya menjaga komitmen masyarakat dalam menjalankan prokes. Berkaca dari di India, tsunami Covid-19 terjadi karena masyarakat mulai abai mematuhi prokes.
Kekhawatiran itu kian nyata. Kasus penyebaran Covid-19 di Solo dan sekitarnya kembali mengalami peningkatan setelah melandai dalam beberapa pekan. Jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 yang menjalani rawat inap di rumah sakit-rumah sakit di Solo juga mengalami peningkatan.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, membenarkan ada peningkatan pasien Covid-19 yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Menurut dia, penambahan kasus tersebut lantaran masyarakat sudah mulai abai terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Sebagian masyarakat yang sudah divaksin merasa bebas dan aman tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.