Nasional
Studi di Cile: Vaksin Sinovac Manjur
Kompetisi mendapatkan vaksin Covid-19 saat ini semakin keras di tingkat global.
JAKARTA – Sebuah studi terbaru yang dilakukan di Cile melaporkan, vaksin Sinovac memiliki efektivitas hingga 67 persen dalam mencegah infeksi simptomatik atau kasus penyakit dengan gejala. Vaksin ini bahkan memiliki efektivitas hingga 85 persen dalam mencegah infeksi bergejala menengah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 80 persen dalam mencegah kematian.
Pemerintah Cile menyatakan, data dalam studi ini seharusnya membuktikan efek keberhasilan vaksin secara lebih luas. Wakil Menteri Perdagangan Cile Rodrigo Yanez menyebut, negara telah membuat langkat tepat dengan menggunakan Sinovac untuk memvaksin warganya. Cile diketahui telah membuat kesepakatan dengan Sinovac untuk menjadi tuan rumah uji klinis dan membeli 60 juta dosis selama tiga tahun.
“Ini adalah game changer untuk vaksin dari Sinovac dan saya pikir itu meratifikasi cukup grafis diskusi tentang kemanjurannya,” ujar Yanez dalam sebuah wawancara seperti dilansir Reuters, Senin (19/4).
Hasil studi di Cile adalah yang pertama di luar data-data uji klinis yang mencakup jumlah penerima Sinovac mencapai 10,5 juta orang. Mereka yang diamati oleh peneliti adalah orang-orang yang terlibat dalam sistem kesehatan masyarakat antara 2 Februari hingga 1 April 2021.
Penulis studi menekankan, hasil studi dalam hal perlindungan yang lebih rendah terhadap kematian dibandingkan dengan hasil uji klinis harus dipertimbangkan dengan latar belakang pandemi gelombang kedua yang lebih ganas. Perlindungan terhadap virus jauh lebih tinggi 14 hari setelah vaksin dosis kedua diberikan.
Rafael Araos, pejabat kesehatan masyarakat Cile yang mempresentasikan penelitian ini mengatakan, laporan tersebut tidak secara khusus melihat bagaimana vaksin itu berdiri untuk varian lain dari virus korona baru. Termasuk terhadap virus mutan P1 yang pertama kali diidentifikasi di Brasil.
“Penelitian dilakukan selama periode sirkulasi virus yang tinggi, termasuk variannya. Jadi, hasil ini positif dalam masing-masing keadaan, dengan atau tanpa varian,” kata Araos.
Cile diketahui sebagai salah satu dari sedikit negara, termasuk Inggris dan Israel, yang menggeber program vaksinasi demi mengumpulkan data tentang seberapa efektif vaksin berada di luar uji klinis terkontrol.
Indonesia diketahui menjadi salah satu negara yang memberi persetujuan penggunaan darurat vaksin Sinovac berdasarkan data sementara yang menunjukkan efektivitas 65 persen. Sementara, dalam uji coba di Turki, kemanjuran dalam mencegah infeksi simptomatik sebesar 83,5 persen dan 100 persen dalam mencegah penyakit dengan gejala parah dan membutuhkan rawat inap.
Dunia berebut
Di tengah keterbatasan stok vaksin dan mengganasnya penularan varian baru hasil mutasi di beberapa negara, perebutan jatah dosis vaksin terjadi di dunia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, kompetisi mendapatkan vaksin Covid-19 saat ini semakin ketat di tingkat global.
“Memang sekarang di seluruh dunia rebutan vaksin itu semakin keras. Alhamdulillah Indonesia itu sumber vaksinnya ada empat,” kata Budi di Jakarta, Senin (19/4). Empat sumber pengadaan vaksin bagi Indonesia itu adalah produsen dari Cina (Sinovac), Inggris (Astrazeneca), Amerika Serikat (Novavax) dan Jerman-Amerika Serikat (Pfizer).
Jika salah satu pasokan terganggu, Indonesia dapat mengandalkan sumber pasokan lainnya. Budi juga memastikan pasokan vaksin Covid-19 untuk bulan April dan Mei akan terpenuhi meskipun ada hambatan distribusi dari vaksin Astrazeneca.
“Salah satu yang lancar ini dari Cina. Jadi rutin mereka memang setiap dua pekan itu ada pengiriman,” ujar Menkes.
Pada Ahad (18/4), sebanyak enam juta dosis bulk atau bahan baku vaksin Coronavac kembali diterima pemerintah Indonesia dari Sinovac Biotech, Cina. Enam juta dosis bulk vaksin tersebut merupakan bagian dari komitmen pengiriman sebanyak 140 juta bulk vaksin yang akan dikirim Sinovac sepanjang 2021 ini.
Saat ini, Indonesia sudah menerima total 59,5 juta dosis bulk vaksin Covid-19 dari Sinovac. Dari angka tersebut, Bio Farma akan memproduksi sebanyak 47 dosis vaksin jadi untuk diberikan ke masyarakat.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.