Internasional
Tentara dari 36 Negara Masih Ada di Afghanistan
Hampir 1.800 warga sipil Afghanistan tewas atau cedera dalam tiga bulan pertama 2021.
OLEH LINTAR SATRIA
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengumumkan akan menarik pasukan AS dari Afghanistan mulai 1 Mei. Penarikan ini diperkirakan usai pada 11 September.
Setelah tragedi 11 September 2001 di World Trade Center di New York dan Pentagon, Amerika Serikat dibantu Inggris meluncurkan invasi ke Afghanistan dengan nama sandi Operation Enduring Freedom. Sasarannya adalah melucuti Taliban yang diyakini melindungi Alqaidah, pihak yang bertanggung jawab dalam serangan 11 September. Namun, sebagian besar pentolan militan kabur ke daerah terpencil Afghanistan atau Pakistan.
Pada 20 Desember 2001, Dewan Keamanan PBB menyetujui misi International Security Assistance Force (ISAF) yang dipimpin Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berikut seluruh anggotanya, termasuk AS.
Misi ISAF adalah melatih pasukan nasional Afghanistan dan membantu Pemerintah Afghanistan membangun kembali lembaga-lembaga pemerintahannya.
Pada masa puncaknya ada sekitar 130 ribu tentara AS di Afghanistan. Dengan berkurangnya jumlah pasukan dan operasi pertempuran, misi PBB dan NATO di Afghanistan dideklarasikan tuntas pada 28 Desember 2014, kecuali AS.
Pada Ahad (18/4), Anadolu Agency melaporkan saat ini Misi Dukungan Resolusi NATO masih menugaskan 9.592 tentara dari 36 negara. Sementara AS masih menempatkan 2.500 pasukannya di sana.
Jerman menjadi negara kedua dengan jumlah pasukan terbanyak di Afghanistan, yakni 1.300 pasukan. Sebagian besar, yaitu 895 tentara ditugaskan di bagian utara negara itu. Italia menjadi negara ketiga dengan jumlah pasukan di Afghanistan.
Georgia berada di peringkat keempat dengan 860 personel pasukan, Inggris di posisi kelima dengan 750 personel, Rumania keenam 619 personel. Sementara Turki di peringkat ketujuh dengan 600 personel.
Polandia, Mongolia, Portugal, Belanda, Norwegia, Denmark, Armenia, Azerbaijan, dan Bulgaria negara anggota NATO yang menempatkan lebih dari 100 pasukan di Afghanistan.
Perang Afghanistan menjadi konflik terlama yang melibatkan militer AS, yaitu selama dua dekade. Korban dalam perang ini juga tidak sedikit.
Watson Institute International and Public Affairs dalam laporan Cost of War pada 2019 menyebutkan, sekurangnya 157 orang tewas dalam perang Afghanistan sejak 2001. Lebih dari 43 ribu orang di antaranya warga sipil. Laporan Afghanistan Independent Human Rights Commission menyebutkan, 2.958 orang tewas pada 2020.
Data terbaru PBB pada Rabu (14/4) menyebutkan, hampir 1.800 warga sipil Afghanistan tewas atau cedera dalam tiga bulan pertama 2021. Mereka menjadi korban dalam pertempuran antara pasukan Pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.