Anggota TNI Berjaga di dekat envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (25/3/2021). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

43 Juta Dosis Selesai April

Sebanyak 20 juta dosis dari vaksin yang sudah jadi telah didistribusikan ke daerah.

JAKARTA – Pasokan vaksin Covid-19 yang tersendat akibat embargo dari negara produsen membuat Indonesia memaksimalkan stok bahan baku atau bulk dari Sinovac. Bahan baku tersebut kini diolah PT Biofarma dan ditargetkan bisa selesai total sebanya 43 juta dosis dari 53,5 juta bulk yang telah diterima.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Biofarma Bambang Heriyanto mengatakan, perusahaan telah memproduksi 33 juta dosis vaksin Covid-19 hingga Jumat (16/4). Artinya, akan ada tambahan 10 juta dosis vaksin jadi yang siap dipakai. Sebanyak 20 juta dosis dari vaksin yang sudah jadi telah didistribusikan ke daerah untuk digunakan.

Bambang mengatakan, Biofarma masih terus memproduksi vaksin Covid-19 dari bahan baku vaksin yang sudah ada untuk meningkatkan stok vaksin siap pakai. “Ditargetkan akan menghasilkan sekitar 43 juta dosis diperkirakan selesai 24 April 2021,” kata Bambang saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (16/4).

Stok vaksin yang ada pada saat ini satu-satunya bersumber dari Sinovac yang berbentuk bahan baku atau bulk dan diolah oleh PT Biofarma. Indonesia telah menerima total 57,6 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac dan Astrazeneca. Jumlah itu terdiri dari 3 juta dosis Sinovac pada Januari lalu dan telah habis diberikan untuk tenaga kesehatan.

Kemudian, sebanyak 53,5 juta dosis Sinovac dalam bentuk bahan baku. Sisanya yakni 1,1 juta dosis dari Astrazeneca melalui skema Covax Facility.

Di sisi lain, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukita mengatakan, penelitian vaksin Merah Putih ada dua. Pertama, penelitian dilakukan oleh Universitas Airlangga (Unair) yang saat ini tahapannya sudah masuk praklinik.

Penelitiannya, ditargetkan uji kinis pada kuartal III sampai IV 2021 selesai. “Jadi awal 2022 vaksin Universitas Airlangga ini sudah bisa diproduksi secara massal bekerja sama dengan perusahaan,” ujar Penny.

Yang kedua dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Ini harapannya di semester II 2022 uji klinis sudah selesai sehingga ditargetkan pada semester II 2022 bisa diproduksi secara paralel.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Biofarma Honesti Basyir mengatakan, sekarang sedang uji vaksin dari Eijkman untuk mengetahui apakah ekstraksi dari antigennya sesuai. “Kemudian nanti juga untuk produksi di filling line. Kami juga sedang produksi vaksin Covid-19 ini. Makanya kami akan coba koordinasi agar ada kerja sama dengan BUMN dan swasta untuk produksi vaksin,” ujar dia.

Obat pasar gelap

Dalam beberapa hari terakhir di India, media sosial dibanjiri dengan permintaan bantuan untuk menemukan obat remdesivir dan tocilizumab. Obat antiviral remdesivir sedang diresepkan oleh dokter di seluruh India dan permintaannya tinggi.

India diketahui sedang dihantam badai pandemi untuk kesekian kali. Negara itu melaporkan lebih dari 150 ribu kasus Covid-19 setiap hari selama tiga pekan terakhir. Akibatnya, kasus Covid-19 secara global pun naik, dengan India sebagai penyumbang tertinggi.

Hetero Pharma, salah satu dari tujuh perusahaan yang memproduksi remdesivir di India mengatakan, perusahaan tersebut berusaha untuk meningkatkan produksi. Dilansir di BBC, Jumat (16/4), disebutkan bahwa kekurangan pasokan menyebabkan pemasaran gelap obat di Delhi dan beberapa kota lainnya.

Setidaknya tiga agen di Delhi setuju untuk memasok setiap botol 100 miligram remdesivir seharga 24 ribu rupee atau sekitar Rp 4,6 juta, lima kali lipat harga resmi.

photo
Perempuan menggunakan masker melintasi pengumuman habisnya stok vaksin Covid-19 di salah satu pusat vaksinasi di Mumbai, India, (8/4/2021). - (AP/Rafiq Maqbool)

Kementerian Kesehatan India merekomendasikan enam dosis botol 100 mg untuk pasien untuk satu rangkaian obat. Namun dokter mengatakan, hingga delapan dosis diperlukan dalam beberapa kasus.

Jumlah itu berarti uang yang banyak untuk keluarga kelas menengah. “Saya harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan obat tersebut,” kata Atul Garg yang ibunya dirawat di rumah sakit swasta di Delhi.

Tocilizumab, obat yang biasanya digunakan untuk mengobati radang sendi, telah terbukti menyelamatkan nyawa dalam beberapa uji klinis. Namun, stok obat ini hampir menghilang dari pasar di India. Rajiv Singhal, sekretaris jenderal Asosiasi Ahli Kimia dan Obat Seluruh India mengatakan, teleponnya berdering sepanjang hari karena orang-orang memintanya untuk membantu menemukan obat tersebut.

“Situasinya sangat buruk sehingga saya bahkan tidak bisa mendapatkan obat untuk anggota keluarga saya sendiri. Kami mencoba untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang melakukan pemasaran gelap, tetapi saya akui ada kebocoran dalam sistem,” ujar dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat