Cahaya Ramadhan
Raih Sukses Berniaga dengan Allah
Saat Ramadhan, berniaga dengan Allah menjanjikan pahala berlipat.
OLEH ROSSI HANDAYANI
Perniagaan antara seorang hamba dengan Allah SWT merupakan jual-beli yang tak pernah merugikan. Balasannya, lebih dari nikmatnya dunia. Hendaknya seorang hamba senantiasa ingin meraih kesuksesan perniagaan dengan Rabb-nya, apalagi di bulan suci yang sarat berkah dan maghfirah ini.
Terkait hal ini, Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Prof KH Achmad Satori Ismail mengungkapkan bahwa hal itu sudah difirmankan Allah SWT dalam Alquran surah as-Shaf ayat 10 dan 11.
Pada ayat 10 disebutkan, "Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?" Kemudian ayat 11, "(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui."
Dalam sebuah perniagaan (tijarah), Kiai Satori menerangkan, maka ada yang menjual dan membeli. "Allah tawarkan bisnis. Bisnis yang akan mendapatkan keselamatan dari siksa neraka yang pedih, ini yang dibeli. Lalu pakai apa (membelinya)?" kata dia.
"Apabila manusia ingin diselamatkan maka seorang hamba wajib beriman dan hendaknya berjuang dengan harta dan jiwanya. Inilah transaksi antara hamba dan Rabb-nya," lanjut Kiai Satori.
Apabila manusia ingin diselamatkan maka seorang hamba wajib beriman dan hendaknya berjuang dengan harta dan jiwanya. Inilah transaksi antara hamba dan Rabb-nya.
Dijelaskan, pada bulan Ramadhan ini setiap hamba memiliki keinginan untuk makan, pergi, ataupun hal lainnya. Namun keinginan untuk makan ini dijual dengan puasa. Hal ini dilakukan agar dia bisa mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala dengan surga.
Seorang hamba seharusnya senantiasa berikhtiar untuk menjalankan perintah Allah Ta'ala. Kiai Satori menegaskan, Allah SWT merupakan pemilik segala-galanya. Namun manusia diberi hak, hatinya dapat menentukan hal-hal yang ingin dikerjakan atau tidak.
Begitu pun di bulan Ramadhan ini ketika manusia bisa panen pahala melimpah. Namun untuk mendapatkan pahala itu, umat diminta berpuasa secara maksimal dan berkualitas serta melakukan amalan-amalan ibadah lainnya.
Sementara, Dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc MA menerangkan, Ramadhan merupakan bulan yang berpotensi menghasilkan banyak profit atau keuntungan tambahan. Misalnya, keuntungan dari bisnis berjualan kurma, kue kering, hingga kelapa muda untuk buka puasa. Namun sebesar apapun potensi laba berbagai bisnis itu, pasti tetap ada peluang rugi, sebagaimana umumnya bisnis lain.
Sebaliknya, lanjut dia, ada bisnis yang benar-benar tidak memiliki celah rugi. Namun sayangnya, bisnis ini kerap diabaikan banyak orang. Apakah itu? Yaitu perniagaan dengan Allah Ta'ala.
Alquran mengistilahkannya dengan tijarah lan tabur, perniagaan yang tidak mungkin merugi.
"Alquran mengistilahkannya dengan tijarah lan tabur, perniagaan yang tidak mungkin merugi (Alquran surah Fathir ayat 29)," ucap alumnus S2 Jurusan Akidah, Universitas Islam Madinah ini.
Adapun modal yang diperlukan untuk terjun di perniagaan ini telah dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam surah ash-Shaf ayat 11, yakni beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Sedangkan laba yang bakal didapatkan adalah ampunan dosa dan diperkenankan masuk surga.
Ustaz Abdullah menegaskan, bisnis dengan Allah ini terbuka sepanjang tahun, tidak ada musimnya, selama hayat masih dikandung badan. Bahkan di bulan Ramadhan, bisnis tersebut kian menggiurkan, sebab keuntungan yang dijanjikan semakin berlipat. Betapa tidak, dalam satu malam Lailatul Qadar saja, seorang hamba berpotensi mendulang pahala yang biasanya harus dikumpulkan selama 83 tahun empat bulan.
Guna memaksimalkan keuntungan dari perniagaan ukhrawi di bulan Ramadhan, menurut dia, kita harus mengikuti secara cermat arahan Rasulullah SAW. Dalam menjelaskan keutamaan beramal di bulan Ramadhan, Rasulullah kerap menyisipkan pesan agar kita menjalankannya dengan bermodal keimanan dan ihtisab.
"Contohnya sabda beliau, 'Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan ihtisab, niscaya dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni' (HR Bukhari dan Muslim)," kata Pengasuh Pesantren Tunas Ilmu, Purbalingga ini.
Yang dimaksud dengan keimanan tersebut adalah meyakini kewajiban puasa Ramadhan. Adapun ihtisab maknanya adalah mengharapkan pahala dari Allah Ta'ala. Jadi, berpuasa Ramadhan akan membuahkan ampunan dosa, bilamana dilandasi dengan keyakinan tentang disyariatkannya ibadah mulia ini.
Selain itu, puasa hendaknya dilaksanakan dengan penuh keikhlasan. Bukan karena tujuan-tujuan duniawi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mutiara Ramadhan
Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896
HIKMAH RAMADHAN
Memahami Makna Ramadhan
Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.