Kisah Dalam Negeri
Kangen Belajar di Sekolah
Banyak siswa sudah menanyakan kapan sekolah dibuka lagi.
OLEH FEBRYAN A
Nita (44 tahun) bersemangat menceritakan putrinya yang akan kembali belajar di sekolah. Baginya, ini adalah momentum yang sudah ditunggu-tunggu. Ketika dapat kabar dari guru akan ada belajar sekolah tatap muka lagi, dia tidak pikir panjang dan langsung mengizinkan anaknya.
Anak perempuan Nita duduk di bangku kelas V di SDN 05 Rawasari. SDN 05 merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka mulai besok, Rabu (7/4).
"Anak saya sudah setahun enggak ngerasain belajar langsung di sekolah. Kasihan dia sudah kangen sekolah dan teman-temannya," tutur Nita di depan rumahnya di Gang Al Falah, RT 10/ RW 8, Jalan Pramuka Sari 1, Kelurahan Rawa Sari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (6/4).
Lokasi rumah Nita hanya berjarak sekitar 100 meter dengan SDN 05 Rawasari. Saat Nita bercerita di depan rumahnya yang berada di antara gang kecil itu, sejumlah rekan-rekannya ikut nimbrung.
Empat ibu-ibu yang ikut bergabung dalam percakapan itu mengaku mendukung dimulainya sekolah tatap muka. Mereka tak terlalu risau akan adanya siswa dan guru berkumpul di sekolah di tengah pandemi Covid-19.
"Saya setuju aja sekolah tatap muka dimulai lagi. Kita warga di sini enggak masalah sih ada siswa lagi datang ke sekolah, intinya kan protokol kesehatan dijalankan," kata Lisa (41), salah satu tetangga Nita.
Ati (55), juga tetangga Nita, mengaku juga tak masalah sekolah tatap muka digelar kembali. Ia mengerti betul kebosanan siswa yang selama ini hanya belajar di rumah karena anaknya yang duduk di bangku SMP juga merasakan demikian.
"Ya enggak apa-apa mulai sekolah tatap muka lagi. Baguslah murid bisa belajar langsung lagi karena selama ini mereka udah bosan di rumah saja belajarnya," kata Ati sembari duduk santai sebuah kursi panjang di gang kecil itu.
Kangen, Pak. Pengin masuk sekolah bisa bertemu guru sama teman-teman.
Warga lainnya bernama Bagus (37 tahun), yang rumahnya juga bersebelahan dengan tembok SDN 05, mengaku mendukung sekolah tatap muka digelar lagi. Alasan utamanya karena putranya merupakan siswa kelas V di SDN 05.
Bagus menyebut, putranya sudah sangat merindukan suasana belajar tatap muka di sekolah. "Kangen, Pak. Pengin masuk sekolah bisa bertemu guru sama teman-teman," kata Bagus menirukan rengekan putranya itu.
Selama belajar daring di rumah, anak Bagus selalu merasa kesepian. Ia tak bisa bercengkerama ataupun berdiskusi dengan teman-temannya terkait materi pelajaran. "Jadi, diskusinya sama saya. Ya, namanya anak-anak ya pasti lebih nyambung dengan teman-temannya," tutur Bagus.
Diskusinya sama saya. Ya, namanya anak-anak ya pasti lebih nyambung dengan teman-temannya.
Bagus pun berharap, agar sekolah tatap muka digelar dengan mematuhi protokol kesehatan. Sehingga, putranya bisa tetap sehat, tidak tertular virus korona.
Guru bidang kurikulum di SDN 05 Rawasari, Heru Trianjono, mengatakan, pembelajaran tatap muka dipastikan akan mulai digelar Rabu (7/4) pagi. Siswa kelas V yang bakal dapat giliran belajar tatap muka pertama.
Heru menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan semua protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sejak siswa datang hingga pulang. Pertama, orang tua hanya bisa mengantarkan anaknya hingga ke titik antar di gerbang sekolah.
Selanjutnya, semua siswa akan diperiksa suhu tubuhnya dan dicek kondisi kesehatannya. Para siswa juga diminta mencuci tangan. "Lalu, siswa nanti akan belajar di ruangan kelas yang sudah steril dengan jumlah maksimal hanya 15 orang," kata Heru.
Kegiatan belajar tatap muka hanya akan berlangsung selama dua jam. Setelah itu, para siswa diminta langsung pulang bersama orang tuanya yang sudah menanti di ruang tunggu. Selanjutnya, ruangan kelas yang sudah digunakan akan dibersihkan menggunakan disinfektan oleh petugas pemadam kebakaran.
Dengan mekanisme tersebut, kata Heru, pihaknya menyediakan empat ruangan kelas. Jadi, setiap ruangan kelas hanya akan digunakan sekali saja. Adapun penyemprotan disinfektan dilakukan pada hari berikutnya atau pada hari saat tidak ada pembelajaran tatap muka.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.