Olahraga
Motivasi Maverick Vinales dan Agresivitas Ducati
Maverick Vinales menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 42 menit 28,663 detik.
OLEH REJA IRFA WIDODO
Mengawali balapan dari posisi ketiga dan sempat tercecer di posisi kedelapan pada akhir lap pertama, pembalap tim Monster Yamaha, Maverick Vinales, meraih podium tertinggi di seri pembuka MotoGP 2021, GP Qatar, Senin (29/3) dini hari WIB. Puncak podium tersebut ditorehkan pembalap asal Spanyol itu dengan begitu impresif lewat keunggulan waktu mencapai 1,092 detik.
Pembalap berusia 26 tahun itu menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 42 menit 28,663 detik. Dia melahap 22 putaran di Sirkuit Internasional Losail, mengasapi pembalap Pramac Racing, Johann Zarco, yang finis di peringkat kedua, diikuti dengan pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, yang berhak meraih podium ketiga.
Buat Vinales, ini merupakan kemenangan pertama di Sirkuit Losail sejak menjadi yang tercepat pada musim 2017 silam. Kemenangan ini pun membawa Vinales kembali diperhitungkan dalam perburuan gelar juara MotoGP musim ini, termasuk dengan mempertahankan gelar juara di Sirkuit Internasional Losail pada seri kedua MotoGP 2021, GP Doha, akhir pekan nanti.
Hanya berselang sepekan setelah GP Qatar, seri kedua MotoGP akan kembali digelar di Sirkuit Internasional Losail, Qatar, yang memiliki panjang lintasan mencapai 5,4 kilometer. Seperti halnya di GP Qatar, di seri kedua, yang bertajuk GP Doha tersebut, sesi balapan akan digelar dalam 22 putaran.
Vinales pun optimistis bisa mengulangi capaian serupa pada GP Doha. Selain peningkatan performa motor tunggangannya, YZR-M1, terutama saat mempertahankan kecepatan di tikungan, Vinales mengakui ada strategi khusus yang diterapkannya dalam meraih kemenangan di Sirkuit Losail, yaitu mengatur penggunaan ban. Dalam sesi balapan tersebut, nyaris semua pembalap menggunakan ban soft.
"Setelah berada di barisan terdepan, saya mencoba mengatur penggunaan ban, terutama ban depan. Saya bisa merasakan grip yang lebih. Ini menjadi pertanda bagus karena sebelumnya saya selalu kehilangan grip. Namun, pada beberapa momen balapan, saya merasa tergelincir di bagian depan. Inilah yang harus dibenahi pada balapan selanjutnya," ujar Vinales dilansir Crash, Senin (29/3).
Lihat postingan ini di Instagram
Strategi pengaturan penggunaan ban dan pengalaman memperkuat tim pabrikan Yamaha sepertinya memberikan keuntungan tersendiri buat Vinales dalam mengatasi perlawanan pembalap-pembalap Ducati di Sirkuit Internasional Losail. Pembalap-pembalap Ducati memang mampu tampil apik pada sepanjang akhir pekan lalu.
Selain keberhasilan Bagnaia merebut pole position, start yang ditunjukkan para pembalap Ducati, baik dari tim pabrikan maupun tim satelit, di sesi balapan cukup impresif. Tak tanggung-tanggung, empat pembalap Ducati sempat memimpin saat sesi balapan telah menyelesaikan satu lap. Mula dari Bagnaia, yang berada di urutan terdepan, kemudian diikuti rekan setimnya, Jack Miller, dan kemudian duet pembalap Pramac Racing, Johann Zarco dan Jorge Martin.
Namun, secara perlahan, para pembalap Ducati ini tercecer. Sementara Zarco dan Bagnaia bisa bertahan untuk akhirnya meraih podium, Miller harus puas finis di peringkat kesembilan. Bahkan, Martin mengakhiri sesi balapan di peringkat ke-15. Kesalahan strategi dalam pengaturan penggunaan ban ini diakui oleh Miller.
Hal serupa juga terjadi pada Bagnaia. Pembalap yang dipromosikan dari tim Pramac Racing itu kehilangan posisi terdepan saat balapan tinggal tersisa enam putaran lagi. Bahkan, pada lap terakhir, Bagnaia sempat menempati peringkat keempat seusai disalip oleh pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir. Beruntung, pada tikungan terakhir, Bagnaia mampu memanfaatkan kesalahan Mir.
Di sisi lain, Mir, juara bertahan MotoGP, terbukti masih mampu tampil kompetitif. Mengawali balapan dari posisi ke-10, Mir bisa merangsek ke peringkat kedua pada lap terakhir. Sayangnya, pembalap 23 tahun itu melebar dan keluar dari racing line pada tikungan terakhir.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Zarco dan Bagnaia, yang berada di belakangnya. Dalam sprin 300 meter terakhir menuju garis finis, Mir tidak mampu mengejar Zarco dan Bagnaia. Berkaca dari penampilan ini, bukan tidak mungkin Mir bisa tampil lebih baik di seri kedua MotoGP musim ini.
"Ini masih balapan pertama dan Anda harus berani mengambil risiko. Karena ambisi yang terlalu berlebihan, saya gagal naik podium," kata pembalap asal Spanyol itu seperti dilansir Mundo Deportivo.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.