Kabar Utama
Gereja-Gereja Diamankan
Presiden memerintahkan jaringan pengebom Katedral Makassar diusut tuntas.
MAKASSAR – Ledakan bom bunuh diri mengguncang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3) pagi. Pihak kepolisian menyatakan, akan memperketat pengamanan tempat-tempat ibadah menyusul serangan tersebut.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyatakan, aparat kepolisian menjamin keamanan keberlangsungan hari peringatan Wafat Isa Almasih pada 2 April 2021 dan perayaan Paskah pada 4 April 2021 mendatang. Menurut dia, Asops Kapolri akan memberikan petunjuk ke seluruh wilayah untuk melakukan penjagaan dengan melakukan operasi rutin jajaran kepolisian di gereja-gereja.
"Tentunya, ada operasi rutin kami tingkatkan dari Asops Kapolri berikan petunjuk ke wilayah, terutama berkaitan kegiatan kematian Tuhan dan kegiatan paskah ini bagian pengamanan yang kami lakukan. Kami serentak kerjakan sama-sama," ujar Argo dalam kerangan pers, Ahad.
Ia menjelaskan, ledakan kemarin terjadi sekitar pukul 10.50 WITA di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar. Berdasarkan informasi saat kejadian, menurutnya, ada dua orang yang berboncengan hendak masuk ke dalam gereja sebelum ledakan terjadi.
Argo menerangkan, mulanya terduga pelaku berupaya memasuki pelataran melalui pintu gerbang gereja. Namun, kemudian petugas keamanan gereja tersebut mencegah kedua orang itu masuk. Tak lama setelahnya, ledakan terjadi.
"Kebetulan, jam tersebut adalah sudah selesai daripada kegiatan misa," kata dia. Kondisi geraja juga tak penuh seturut protokol pencegahan Covid-19 di tempat ibadah. Ia menuturkan, para pelaku diduga tewas dalam serangan itu.
Ledakan itu juga mengakibatkan 14 orang menderita luka-luka. Kebanyakan korban menderita luka di bagian leher, dada, muka, tangan, dan kaki. Para korban dirawat di tiga rumah sakit (RS) berbeda, yakni di RS Stella Maris, RS Akademisi, dan RS Pelamonia Makassar.
Makassar adalah lokasi penangkapan sejumlah terduga teroris pada awal Januari lalu. Saat itu, 19 orang diringkus dan dua ditembak mati. Kepolisian menyatakan, para terduga teroris itu dari jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD).
Selepas penangkapan itu, Densus 88 Antiteror juga melakukan penangkapan besar-besaran dari Aceh, Jawa Timur, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Tangerang. Puluhan yang ditangkap awal tahun ini menggenapi sebanyak 228 terduga teroris yang ditangkap di berbagai tempat tahun lalu. Selain terkait JAD, sejumlah penangkapan juga menjaring anggota Jamaah Isamiyah (JI) dan kelompok lepas yang terafiliasi dengan ISIS.
Argo menyatakan, kepolisian akan menyelidiki kaitan penangkapan-penangkapan itu dengan kejadian di Makassar, kemarin. "Nanti apakah ada datanya dengan yang ini. Nanti kan bisa menemukan setelah kita mendapatkan data. Tapi, kami masih evaluasi," kata Argo.
Pastor Gereja Katedral Makassar Wilhelmus Tulak menuturkan, saat kejadian, sebagian jemaatnya masih berada dalam gereja. "Saat itu kan baru selesai ibadah sesi kedua, baru akan dilanjutkan misa ibadah sesi ketiga pukul 11.00 WITA," katanya.
Menurut Pastor Wilhelmus, ledakan yang terjadi cukup keras karena Hotel Singgasana yang ada di bagian selatan gereja kaca-kacanya berhamburan. "Saya menoleh keluar dan melihat banyak pecahan kaca hotel dan itu saya pastikan jika ledakan itu sangat besar," ucapnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas dan membongkar jaringan pelaku aksi terorisme di Makassar hingga ke akarnya. "Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya," ujar Jokowi dalam pernyataannya kemarin.
Ia menjanjikan, pemerintah akan menanggung seluruh biaya perawatan dan pengobatan para korban. Presiden mengatakan, terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan tak berkaitan dengan agama apa pun.
Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono menyampaikan kesedihannya atas kejadian di Makassar. "Peristiwa bom bunuh diri tersebut bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata, melainkan keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia," kata Mgr Yohanes dalam pernyataan sikap, Ahad (28/3).
KWI mengimbau kepada seluruh umat Katolik dan seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. "Akhirnya, kami berharap, peristiwa ini tidak merusak atau melemahkan hubungan antara umat beragama dan kepercayaan yang selama ini terus menerus kita bangun, kita rawat, dan kita kembangkan," kata Mgr Yohanes.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.