Internasional
Paus Akhiri Lawatan Bersejarah di Irak
Paus dan delegasinya dilepas di bandara di Baghdad dengan upacara perpisahan.
BAGHDAD -- Paus Fransiskus, Senin (8/3), mengakhiri lawatan bersejarah di Irak. Pada setiap acara dalam lawatan 5-8 Maret ini, Paus selalu menekankan hidup berdampingan, memaafkan, dan perdamaian.
"Irak selalu bersama saya, dalam hati saya," kata Paus Fransiskus saat lawatan.
Paus dan delegasinya dilepas di bandara di Baghdad dengan upacara perpisahan. Saat pesawat Paus tinggal landas menuju Roma, Presiden Irak Barham Salih yang ada di hangar terlihat melambaikan tangan.
Ini adalah kunjungan pertama seorang paus ke Irak. Kehadirannya adalah bentuk dukungan pada kaum Kristiani Irak dan dorongan untuk terus bekerja sama membangun Irak.
Kunjungan Paus Fransiskus selama empat hari ini diisi dengan lawatan ke empat provinsi di Irak. Ia selalu menekankan rakyat Irak untuk merengkuh keberagaman. Ia juga menyaksikan sisa-sisa perang yang masih terlihat meski pertempuran telah lewat beberapa tahun lalu.
Pada Ahad, Paus Fransiskus bertemu dengan Abdullah Kurdi, ayah dari Alan Kurdi, bayi yang fotonya menarik perhatian dunia. Pertemuan terjadi di Irbil.
Alan Kurdi ditemukan tertelungkup di tepi pantai Turki, 2015. Ia tenggelam bersama ibu dan kakaknya saat keluarga mereka mencoba mencapai Eropa.
Fotonya menjadi saksi penderitaan warga Suriah yang ingin lepas dari perang dan mencoba merantau. Namun, ia tak terselamatkan.
"Paus menghabiskan waktu cukup lama bersama beliau (Kurdi, Red), dan dengan bantuan seorang penerjemah ia mampu memahami duka seorang ayah yang kehilangan keluarganya," demikian pernyataan Vatikan.
Untuk mengadiri acara sepanjang lawatan ini, tak jarang Paus Fransiskus harus berjalan meski tertatih. Pada Sabtu (6/3), ia menyusuri jalan sempit sepanjang 30 meter di Najaf untuk bertemu Al-Sistani. Pertemuan kedua tokoh ini menjadi sinyal kuat dialog antariman dan hidup saling berdampingan.
Al-Sistani adalah sosok berpengaruh di Irak dan warga Syiah. Ini menjadi pertemuan pertama antara seorang paus dan ulama senior Syiah. Pertemuan digelar di rumah yang disewa Al-Sistani selama puluhan tahun.
Usai pertemuan, Al-Sistani menyerukan kepada para pemimpin umat beragama dunia untuk menjunjung nilai keagungan dan kebijaksanaan serta akal sehat daripada memilih jalan perang. Ia mengatakan, warga Kristiani pun harus hidup dalam damai dan berdampingan seperti warga Irak lainnya.
Paus Fransiskus diterbangkan dengan helikopter menuju Mosul. Di sana, warga Muslim dan Kristiani menuturkan kepedihan kehidupan mereka di bawah ISIS.
Kerumunan yang menyambut Paus ini menimbulkan kekhawatiran penyebaran Covid-19. Tak banyak yang memakai masker, terutama saat ada misa di lapangan terbuka yang menarik 10 ribu orang hadir.
Paus Fransiskus dan delegasinya telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Namun, sebagian besar warga Irak masih belum mendapatkan vaksinasi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.